Menyingkap Rahasia
Alam Semesta
Harun Yahya
KEMAMPUAN
MEMAHAMI AYAT-AYAT ALLAH…
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah, dia akan memperlihatkan
kepadamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu
tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml: 93)
Masyarakat zaman sekarang
memperlakukan Al Quran berbeda sama sekali dengan tujuan penurunan Al Quran
sebenarnya. Di dunia Islam secara umum, sedikit sekali orang yang mengetahui
isi Al Quran.
Sebagian di antara mereka
sering menyampul Al Quran dengan bagus dan menggantungnya pada dinding rumah,
dan orang-orang tua membacanya sekali-sekali. Mereka
beranggapan bahwa Al Quran melindungi pembacanya dari “kemalangan dan
kesengsaraan”. Menurut kepercayaan ini, Al Quran dianggap semacam jimat
penangkal bala.
Padahal, ayat-ayat Al Quran menyatakan bahwa tujuan Al Quran diwahyukan
sama sekali berbeda dengan yang tersebut di atas. Misalnya, dalam surat Ibrahim
ayat ke-52, Allah menyatakan, “(Al
Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka
mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang
berakal mengambil pelajaran.” Dalam banyak ayat lain, Allah menegaskan
bahwa salah satu tujuan utama diturunkannya Al Quran adalah untuk mengajak
manusia bertafakur.
Dalam Al Quran, Allah mengajak manusia agar tidak mengikuti secara buta
kepercayaan dan norma-norma yang diajarkan masyarakat, agar merenung dengan
terlebih dahulu menyingkirkan segala prasangka, hal tabu, dan batasan yang ada
dalam pikiran mereka.
Manusia harus memikirkan bagaimana ia menjadi ada, apa tujuan hidupnya,
mengapa ia akan mati, dan apa yang terjadi setelah kematian. Ia hendaknya
mempertanyakan bagaimana dirinya dan seluruh alam semesta ini menjadi ada dan
bagaimana keduanya terus-menerus ada. Selagi melakukan hal ini, ia harus
membebaskan dirinya dari segala ikatan dan prasangka.
Jika seseorang berpikir—dengan membebaskan akal dan nuraninya dari segala
ikatan sosial, ideologis, dan psikologis—pada akhirnya ia akan merasakan bahwa
seluruh alam semesta, termasuk dirinya, telah diciptakan oleh sebuah kekuatan
Yang Mahatinggi. Bahkan ketika mengamati tubuhnya sendiri atau segala sesuatu
di alam, ia akan melihat adanya keserasian, perencanaan, dan kebijaksanaan dalam
perancangannya.
Al Quran
memberikan petunjuk kepada manusia dalam masalah ini. Dalam Al Quran, Allah
memberitahukan apa yang hendaknya kita renungkan dan kita amati. Dengan cara
perenungan yang diajarkan dalam Al Quran, seseorang yang beriman kepada Allah
akan dapat lebih baik merasakan kesempurnaan, hikmah abadi, ilmu, dan kekuasaan
Allah dalam ciptaan-Nya. Jika seorang beriman mulai berpikir sesuai dengan
cara-cara yang diajarkan dalam Al Quran, ia pun segera menyadari bahwa seluruh
alam semesta adalah sebuah tanda karya seni dan kekuasaan Allah, dan bahwa
“alam semesta adalah karya seni, dan bukan pencipta karya seni itu sendiri.”
Setiap karya seni memperlihatkan keahlian pembuatnya yang khas dan unik, serta
menyampaikan pesan-pesannya.
Dalam Al Quran, manusia diseru untuk merenungi berbagai kejadian dan benda
alam, yang dengan jelas memberikan kesaksian akan keberadaan dan keesaan Allah
beserta sifat-sifat-Nya. Dalam Al Quran, segala sesuatu yang memberikan
kesaksian ini disebut “tanda-tanda”, yang berarti “bukti yang teruji
kebenarannya, pengetahuan mutlak, dan pernyataan kebenaran.” Jadi, tanda-tanda
kebesaran Allah terdiri atas segala sesuatu di alam semesta ini yang
memperlihatkan dan menyampaikan keberadaan dan sifat-sifat Allah. Orang-orang
yang dapat mengamati dan senantiasa ingat akan hal ini akan memahami bahwa
seluruh jagat raya tersusun hanya dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Sungguh, adalah kewajiban bagi manusia untuk dapat melihat tanda-tanda
kebesaran Allah…. Dengan demikian, orang tersebut akan mengenal Sang Pencipta
yang menciptakan dirinya dan segala sesuatu yang lain, menjadi lebih dekat
kepada-Nya, menemukan makna keberadaan dan hidupnya, dan menjadi orang yang
beruntung dunia dan akhirat.
Buku ini tidak akan mampu memuat semua tanda kebesaran Allah yang tak
terhitung jumlahnya, tidak juga buku yang lain. Segala sesuatu, tarikan napas
manusia, perkembangan politik dan sosial, keserasian kosmis di alam semesta,
atom yang merupakan materi terkecil, semuanya adalah tanda-tanda kebesaran Allah,
dan semuanya berjalan di bawah kendali dan pengetahuan-Nya, menaati
hukum-hukum-Nya. Menemukan dan mengenal tanda-tanda (ayat-ayat) Allah
memerlukan upaya pribadi. Setiap orang akan menemukan dan memahami ayat-ayat
Allah sesuai dengan tingkat pemahaman dan nalarnya masing-masing.
Tentu saja, ada panduan yang mungkin membantu. Pertama-tama, orang dapat
mempelajari pokok-pokok tertentu yang ditekankan dalam Al Quran, agar ia
memperoleh mentalitas berpikir yang menjadikan dirinya dapat merasakan seluruh
alam semesta ini sebagai penjelmaan dari segala ciptaan Allah.
Buku ini ditulis untuk mengetengahkan beberapa masalah yang dianjurkan Al
Quran agar kita renungkan. Tanda kebesaran Allah di alam
semesta ditegaskan dalam surat An-Nahl:
“Dia-lah Yang telah menurunkan
air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan
ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman;
zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya, pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami-(nya), dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk
kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya, pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
mengambil pelajaran. Dan Dia-lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan darinya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari
lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar
padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu
bersyukur. Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak
goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar
kamu mendapat petunjuk, dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan
dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Maka apakah (Allah)
yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa)? Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS. An-Nahl, 16: 10-17)
Dalam Al Quran, Allah mengajak kaum berakal untuk memikirkan hal-hal yang
biasa diabaikan orang lain, atau yang biasa dikatakan sebagai hasil “evolusi”,
“kebetulan”, atau “keajaiban alam” belaka.
Sesungguhnya,
dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Ali ‘Imran:191)
Sebagaimana kita lihat dalam ayat-ayat ini, kaum berakal melihat tanda
kebesaran Allah dan berusaha memahami ilmu, kekuasaan, dan kreasi seni-Nya yang
tak terhingga ini dengan mengingat dan merenungkan hal-hal tersebut, sebab ilmu
Allah tak terbatas dan ciptaan-Nya sempurna tanpa cacat.
Bagi orang
yang berakal, segala sesuatu di sekeliling mereka adalah tanda penciptaan.
“Sesungguhnya, Allah tiada segan membuat
perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang
yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka,
tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk
perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan
dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak
ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.” (QS. Al Baqarah: 26)
BAB I:“EMPAT BINATANG YANG DISEBUTKAN DALAM AL
QURAN”
Nyamuk
Sebagaimana yang telah disebutkan, dalam banyak ayat Al Quran Allah
memerintahkan manusia untuk memperhatikan alam dan melihat “tanda-tanda” di
dalamnya. Semua makhluk hidup dan tak hidup di alam semesta diliputi oleh
tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka semua “diciptakan”, bahwa mereka
menunjukkan kekuasaan, ilmu, dan seni dari “Pencipta” mereka. Manusia
bertanggung jawab untuk mengenali tanda-tanda ini dengan menggunakan akal
budinya, untuk memuliakan Allah.
Walau semua makhluk hidup memiliki tanda-tanda ini, beberapa tanda dirujuk
Allah secara khusus dalam Al Quran. Nyamuk adalah salah satunya. Di surat Al Baqarah ayat 26, nyamuk disebutkan:
“Sesungguhnya, Allah tiada
segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun
orang-orang yang beriman, mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan
mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan, “Apakah maksud Allah menjadikan
ini untuk perumpamaan?” Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan
Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk.
Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.”(Al
Bagarah, ayat 26)
Nyamuk sering dianggap
sebagai makhluk hidup yang biasa dan tidak penting. Namun, ternyata nyamuk itu
sangat berarti untuk diteliti dan dipikirkan sebab di dalamnya terdapat tanda
kebesaran Allah. Inilah sebabnya “Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa
nyamuk atau yang lebih rendah dari itu”.
Seekor nyamuk jantan yang telah cukup dewasa
untuk kawin akan menggunakan antenanya—organ pendengar—untuk menemukan nyamuk
betina. Fungsi antena nyamuk jantan berbeda dengan antena nyamuk betina. Bulu
tipis di ujung antenanya sangat peka terhadap suara yang dipancarkan nyamuk
betina. Tepat di sebelah organ seksual nyamuk jantan, terdapat anggota tubuh
yang membantunya mencengkeram nyamuk betina ketika mereka melakukan perkawinan
di udara. Nyamuk jantan terbang berkelompok, sehingga terlihat seperti awan.
Ketika seekor betina memasuki kelompok tersebut, nyamuk jantan yang berhasil
mencengkeram nyamuk betina akan melakukan perkawinan dengannya selama
penerbangan. Perkawinan tidak berlangsung lama dan nyamuk jantan akan kembali
ke kelompoknya setelah perkawinan. Sejak saat itu, nyamuk betina memerlukan
darah untuk perkembangan telurnya.
Perjalanan Luar Biasa Sang
Nyamuk
Pada umumnya, nyamuk dikenal sebagai pengisap dan pemakan darah. Hal ini ternyata
tidak terlalu tepat, karena yang mengisap darah hanya nyamuk betina. Selain
itu, nyamuk betina tidak membutuhkan darah untuk makan. Baik nyamuk jantan
maupun betina hidup dari nektar bunga. Nyamuk betina mengisap darah hanya
karena ia membutuhkan protein dalam darah untuk membantu telurnya berkembang.
Dengan kata lain, nyamuk betina mengisap darah hanya untuk memelihara
kelangsungan spesiesnya.
Proses perkembangan nyamuk
merupakan salah satu aspek yang paling mengesankan dan mengagumkan. Berikut ini
adalah kisah singkat tentang transformasi makhluk hidup dari seekor larva renik
melalui beberapa tahap menjadi seekor nyamuk:
Telur nyamuk, yang
berkembang dengan diberi makan darah, ditelurkan nyamuk betina di atas daun
lembap atau kolam kering selama musim panas atau musim gugur. Sebelumnya, si
induk memeriksa permukaan tanah secara menyeluruh dengan reseptor halus di
bawah perutnya. Setelah menemukan tempat yang cocok, ia mulai bertelur.
Telur-telur tersebut panjangnya kurang dari satu milimeter, tersusun dalam satu
baris, secara berkelompok atau satu-satu. Beberapa spesies bertelur dalam
bentuk tertentu, saling menempel sehingga menyerupai sampan. Sebagian kelompok
telur ini bisa terdiri atas 300 telur.
Telur-telur berwarna putih yang disusun rapi ini segera menjadi gelap
warnanya, lalu menghitam dalam beberapa jam. Warna hitam ini memberikan
perlindungan bagi larva, agar tak terlihat oleh burung atau serangga lain.
Selain telur, warna kulit sebagian larva juga berubah sesuai dengan lingkungan,
sehingga mereka lebih terlindungi.
Larva berubah warna dengan memanfaatkan faktor-faktor tertentu melalui
berbagai proses kimia rumit. Jelaslah, telur, larva, ataupun induk nyamuk
tersebut tidak mengetahui proses-proses di balik perubahan warna dalam tahap
perkembangan nyamuk. Tidak mungkin ia bisa membuat sistem ini. dengan kemampuan
sendiri. Tidak mungkin pula sistem ini terbentuk secara kebetulan. Nyamuk telah
diciptakan dengan sistem ini sejak mereka pertama kali muncul.
Menetasnya Telur
Seusai masa inkubasi,
larva-larva mulai keluar dari telur secara hampir bersamaan. Larva, yang
terus-menerus makan, tumbuh dengan cepat. Kulit mereka segera menjadi sempit,
sehingga mereka tidak bisa tumbuh lebih besar lagi. Ini berarti sudah tiba
saatnya untuk pergantian kulit yang pertama. Pada tahap ini, kulit yang keras
dan rapuh ini mudah pecah. Larva nyamuk berganti kulit dua kali lagi sampai
selesai berkembang.
Metode makan larva pun menakjubkan. Larva membuat pusaran kecil di dalam
air, dengan menggunakan dua anggota badan yang berbulu dan mirip kipas angin.
Pusaran ini membuat bakteri atau mikroorganisme lainnya mengalir ke mulutnya.
Sambil bergantung terjungkir di dalam air, larva bernapas melalui pipa udara
yang mirip “snorkel” yang digunakan para penyelam. Tubuhnya mengeluarkan cairan
kental yang mencegah masuknya air ke lubang yang digunakannya untuk bernapas.
Singkatnya, makhluk hidup ini dapat bertahan hidup melalui banyak keseimbangan
rumit yang berhubungan timbal-balik dan saling mempengaruhi. Jika tidak memiliki
pipa udara, ia tidak akan mampu bertahan hidup. Jika tidak ada cairan kental,
pipa pernapasannya akan dipenuhi air. Pembentukan dua sistem ini pada dua waktu
yang berbeda akan menyebabkan kematian pada tahap ini. Ini menunjukkan bahwa
keseluruhan sistem nyamuk tersebut itu utuh sejak awal. Dengan
kata lain, ia telah diciptakan.
Larva berganti kulit sekali lagi. Pergantian yang terakhir ini agak berbeda
dengan sebelumnya. Pada tahap ini, larva memasuki tahap pendewasaan terakhir,
yaitu tahap kepompong. Kepompong yang mereka tempati menjadi sangat
sempit. Ini berarti sudah tiba saatnya bagi larva untuk keluar dari kepompong.
Makhluk yang keluar dari kepompong ini sedemikian berbeda, sehingga sulit
dipercaya bahwa kedua wujud ini adalah dua fase perkembangan dari satu makhluk
yang sama. Sebagaimana yang terlihat, proses perubahan ini terlalu rumit dan
sulit untuk dirancang baik oleh larva ataupun nyamuk betina….
Selama tahap terakhir perkembangan ini, larva menghadapi bahaya terputusnya
pernapasan, sebab lubang pernapasannya yang mencapai permukaan air melalui pipa
udara akan tertutup. Sejak tahap ini, pernapasan nyamuk tidak lagi menggunakan
lubang ini, tetapi melalui dua pipa yang baru saja muncul pada bagian depan
tubuhnya. Oleh karena itulah, pipa-pipa ini tersembul di permukaan air sebelum
pergantian kulit. Nyamuk dalam kepompong ini sekarang telah dewasa. Ia siap
terbang, lengkap dengan semua organ dan organelnya, seperti antena, tubuh,
kaki, dada, sayap, perut, dan matanya yang besar.
Kepompong tersebut tersobek
di bagian atas. Bahaya terbesar pada tahap ini adalah bocornya air ke dalam
kepompong. Akan tetapi, bagian atas kepompong yang tersobek ini ditutupi suatu
cairan kental khusus, yang berfungsi melindungi kepala nyamuk dari sentuhan
air. Ini saat yang sangat penting. Karena ia dapat jatuh ke
air dan mati akibat tiupan angin, nyamuk harus memanjat ke atas air dan hanya
kakinya yang boleh menyentuh permukaan air. Ia berhasil.
Bagaimana nyamuk pertama
kali mendapatkan “kemampuan” bertransformasi seperti ini? Mungkinkah sebuah
larva “memutuskan” untuk berubah menjadi seekor nyamuk setelah berganti kulit
tiga kali? Tentu tidak! Sangatlah jelas bahwa makhluk hidup mungil ini, yang
dijadikan perumpamaan oleh Allah, telah diciptakan sedemikian secara khusus.
Sistem Pernapasan
Dalam sistem
pernapasannya, larva mengisap udara dengan menggunakan pipa berongga yang
didorong ke atas permukaan air. Sementara itu, larva menggantung terjungkir di
bawah air. Suatu cairan kental mencegah masuknya air ke lubang yang digunakan
larva untuk bernapas.
Gnats during
their pupal stages = Nyamuk dalam tahap kepompong
Ketika nyamuk
keluar dari air, kepalanya tidak boleh menyentuh air sama sekali. Jika tidak
bernapas satu saat saja, napasnya akan terputus. Angin sepoi atau riak kecil
pada permukaan air pun dapat berakibat fatal bagi nyamuk.
Bagaimana Nyamuk Mengindra Dunia Luar?
Nyamuk
dilengkapi dengan penerima panas yang sangat peka. Mereka mengindra segala
sesuatu di sekitar mereka dalam berbagai warna menurut panasnya, sebagaimana
terlihat pada gambar di sebelah kanan. Karena pengindraannya tidak bergantung
pada cahaya, nyamuk sangat mudah menentukan letak pembuluh darah dalam ruangan
yang gelap sekalipun. Penerima panas pada nyamuk cukup peka untuk mendeteksi
perbedaan suhu hingga sekecil 1/1000°C.
Teknik Mengisap Darah Yang Menakjubkan
Teknik nyamuk untuk mengisap darah ini bergantung pada sistem kompleks yang
mengatur kerja sama antara berbagai struktur yang sangat terperinci.
Setelah mendarat pada sasaran, mula-mula nyamuk mendeteksi sebuah titik
dengan bibir pada belalainya. Sengat nyamuk yang mirip alat suntik ini
dilindungi bungkus khusus yang membuka selama proses pengisapan darah.
Tidak seperti anggapan orang, nyamuk tidak menusuk kulit dengan cara
menghunjamkan belalainya dengan tekanan. Di sini, tugas utama dilakukan oleh
rahang atas yang setajam pisau dan rahang bawah yang memiliki gigi yang
membengkok ke belakang. Nyamuk menggerakkan rahang bawah maju-mundur seperti
gergaji dan mengiris kulit dengan bantuan rahang atas. Ketika sengat diselipkan
melalui irisan pada kulit ini dan mencapai pembuluh darah, proses pengeboran
berakhir. Sekarang waktunya nyamuk mengisap darah.
Namun, sebagaimana kita
ketahui, luka seringan apa pun pada pembuluh darah akan menyebabkan tubuh
manusia mengeluarkan enzim yang membekukan darah dan menghentikan kebocoran.
Enzim ini tentunya menjadi masalah bagi nyamuk, sebab tubuh manusia juga akan
segera bereaksi membekukan darah pada lubang yang dibuat nyamuk dan menutup
luka tersebut. Artinya, nyamuk tidak akan bisa mengisap darah lagi.
Akan tetapi, masalah ini dapat diatasi. Sebelum mulai mengisap darah, ia
menyuntikkan cairan khusus dari tubuhnya ke dalam irisan yang telah terbuka. Cairan ini menetralkan enzim pembeku darah. Maka, nyamuk dapat mengisap
darah yang ia butuhkan tanpa terjadi pembekuan darah. Rasa gatal dan bengkak
pada titik yang digigit nyamuk diakibatkan oleh cairan pencegah pembekuan darah
ini.
Ini tentulah sebuah proses yang luar biasa dan memunculkan
pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana nyamuk tahu dalam tubuh manusia ada enzim pembeku?
2. Untuk memproduksi cairan
penetral enzim tersebut, nyamuk perlu mengetahui struktur kimianya. Bagaimana
ini bisa terjadi?
3. Andaipun entah bagaimana nyamuk mendapatkan pengetahuan itu (!),
bagaimana ia memproduksi cairan tersebut dalam tubuhnya sendiri dan membuat
“rantai teknis” yang dibutuhkan untuk mentransfer cairan tersebut ke
belalainya?
Jawaban semua pertanyaan ini telah jelas: tidak mungkin nyamuk bisa
melakukan semua hal di atas. Ia tidak pula memiliki akal, ilmu kimia, ataupun
lingkungan “laboratorium” yang diperlukan untuk memproduksi cairan tersebut.
Yang kita bicarakan adalah seekor nyamuk yang hanya beberapa milimeter
panjangnya, tanpa akal ataupun kecerdasan, itu saja!
Jelaslah bahwa Allah, Tuhan dari langit dan bumi dan segala sesuatu yang
ada di dalamnya, telah menciptakan nyamuk dan manusia, dan memberikan
kemampuan-kemampuan luar biasa dan menakjubkan tersebut kepada nyamuk.
“Segala sesuatu yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah.
Dialah Yang Mahabesar, Maha Bijaksana. Kekuasaan dari langit dan bumi adalah
miliknya. Ia memberikan hidup dan menjadikan mati. Ia memiliki kekuasaan atas
segala sesuatu.” (QS. Al Hadid: 1-2)
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, “Buatlah
sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang
dibikin manusia,” kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan
tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat
yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl:
68-69)
Lebah
Madu
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh
manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa
dari penghasilnya, yaitu lebah madu.
Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak
dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang
mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh
mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru—yaitu madu—dan
menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih
banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul
pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini,
yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan
ini tersembunyi dalam kata “wahyu” yang telah diberikan kepada lebah, seperti
disebutkan dalam ayat tadi.
Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga
untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri
untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir
setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang memproduksi susu jauh
melebihi kebutuhan anak-anaknya.
Organisasi Yang Luar Biasa Dalam Sarang Lebah
Kehidupan lebah di sarang dan produksi madunya sangatlah menakjubkan. Tanpa
membahas terlalu terperinci, marilah kita amati ciri-ciri utama “kehidupan
sosial” lebah. Lebah harus melaksanakan banyak “tugas” dan mereka mengatur
semua ini dengan organisasi yang luar biasa.
Pengaturan kelembapan dan
ventilasi: Kelembapan sarang, yang membuat madu memiliki
kualitas perlindungan tinggi, harus dijaga pada batas-batas tertentu. Pada
kelembapan di atas atau di bawah batas ini, madu akan rusak serta kehilangan
kualitas perlindungan dan gizinya. Begitu juga, suhu sarang harus 35°C
selama sepuluh bulan pada tahun tersebut. Untuk menjaga suhu dan kelembapan
sarang ini pada batas tertentu, ada kelompok khusus yang bertugas menjaga
ventilasi.
Jika
hari panas, terlihat lebah sedang mengatur ventilasi sarang. Jalan masuk sarang
dipenuhi lebah. Sambil menempel pada struktur
kayu, mereka mengipasi sarang dengan sayap. Dalam sarang standar, udara yang
masuk dari satu sisi terdorong keluar pada sisi yang lain. Lebah ventilator
yang lain bekerja di dalam sarang, mendorong udara ke semua sudut sarang.
Sistem ventilasi ini juga bermanfaat melindungi sarang
dari asap dan pencemaran udara.
Sistem kesehatan: Upaya lebah untuk menjaga kualitas madu tidak terbatas hanya pada
pengaturan kelembapan dan panas. Di dalam sarang terdapat sistem pemeliharaan
kesehatan yang sempurna untuk mengendalikan segala peristiwa yang mungkin
menimbulkan bakteri. Tujuan utama sistem ini adalah menghilangkan zat-zat yang
mungkin menimbulkan bakteri. Prinsipnya adalah mencegah zat-zat asing memasuki sarang. Untuk itu, dua penjaga selalu ditempatkan pada pintu sarang. Jika suatu zat
asing atau serangga memasuki sarang walau sudah ada tindakan pencegahan ini,
semua lebah bereaksi untuk mengusirnya dari sarang.
Untuk benda asing yang lebih besar yang tidak dapat dibuang dari sarang,
digunakan mekanisme pertahanan lain. Lebah membalsam benda asing tersebut. Mereka
memproduksi suatu zat yang disebut “propolis” (resin lebah) untuk pembalsaman.
Resin lebah ini diproduksi dengan cara menambahkan cairan khusus yang mereka
keluarkan dari tubuh kepada resin yang dikumpulkan dari pohon-pohon seperti
pinus, hawwar, dan akasia. Resin lebah juga digunakan
untuk menambal keretakan pada sarang. Setelah ditambalkan pada retakan, resin
tersebut mengering ketika bereaksi dengan udara dan membentuk permukaan yang
keras. Dengan demikian, sarang dapat bertahan dari ancaman luar. Lebah
menggunakan zat ini hampir dalam semua pekerjaan mereka.
Sampai di sini, berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran. Propolis mencegah
bakteri apa pun hidup di dalamnya. Ini membuat propolis ideal untuk
pembalsaman. Bagaimana lebah mengetahui bahwa zat tersebut ideal? Bagaimana
lebah memproduksi suatu zat, yang hanya bisa diproduksi manusia dalam
laboratorium dan menggunakan teknologi, dengan pemahaman ilmu kimia? Bagaimana
mereka mengetahui bahwa serangga yang mati dapat menimbulkan tumbuhnya bakteri
dan bahwa pembalsaman akan mencegah hal ini?
Sudah jelas lebah tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang ini, apalagi
laboratorium. Lebah hanyalah seekor serangga yang panjangnya 1-2 cm dan ia
melakukan ini semua dengan apa yang telah diilhamkan Tuhannya.
Penyimpanan Maksimal Dengan Bahan Minimal
Sarang yang dibangun lebah
dapat menampung 80 ribu lebah yang hidup dan bekerja bersama-sama, dengan
menggunakan sedikit bagian dari lilin lebah.
Sarang tersebut tersusun
atas sarang madu berdinding lilin lebah, dengan ratusan sel-sel kecil pada
kedua permukaannya. Semua sel sarang madu berukuran sama persis. Keajaiban
teknik ini dicapai melalui kerja kolektif ribuan lebah. Lebah menggunakan
sel-sel ini untuk menyimpan makanan dan memelihara lebah muda.
Selama jutaan tahun, lebah
telah menggunakan struktur segi enam untuk membangun sarangnya. (Sebuah fosil
lebah yang berusia 100 juta tahun telah ditemukan). Sungguh menakjubkan bahwa
mereka memilih struktur segi enam, bukan segi delapan atau segi lima. Ahli matematika
memberikan alasannya: “struktur segi enam adalah bentuk geometris yang paling
cocok untuk memanfaatkan setiap area unit secara maksimum”. Jika sel-sel sarang
madu dibangun dengan bentuk lain, akan terdapat area yang tidak terpakai,
sehingga lebih sedikit madu yang bisa disimpan dan lebih sedikit lebah yang
mendapatkan manfaatnya.
Pada kedalaman yang sama,
bentuk sel segi tiga atau segi empat dapat menampung jumlah madu yang sama
dengan sel segi enam. Akan tetapi, dari semua bentuk geometris tersebut, segi
enam memiliki keliling yang paling pendek. Kendatipun memiliki volume yang
sama, jumlah lilin yang diperlukan untuk membangun sel segi enam lebih sedikit
daripada untuk membangun sel segi tiga atau segi empat.
Kesimpulannya: sel berbentuk
segi enam memerlukan jumlah lilin paling sedikit dalam pembangunannya, dan menyimpan
madu paling banyak. Lebah tentu tidak akan mampu menghitung ini, yang hanya
dapat dilakukan manusia dengan perhitungan geometris yang rumit. Hewan kecil
ini menggunakan bentuk segi enam secara fitrah, hanya karena mereka diajari
atau “diilhami” oleh Tuhan mereka.
Desain sel segi enam ini sangat praktis dalam banyak hal. Sel-sel tersebut
pas saat disusun dan menggunakan satu dinding bersama-sama. Sekali lagi, hal
ini menjamin penyimpanan maksimal dengan lilin minimal. Kendatipun agak tipis,
dinding sel ini cukup kuat untuk menahan berat beberapa kali lebih besar dari
beratnya sendiri.
Selain pada dinding sisi sel, lebah juga menggunakan prinsip penghematan
maksimal ini ketika membangun ujung-ujung bagian bawah.
Sarang dibuat seperti sebuah potongan pipih dengan dua baris sel yang
saling membelakangi. Dalam hal ini, terjadi masalah pada titik pertemuan dua
sel. Masalah ini diselesaikan dengan cara membangun permukaan bawah sel dengan
menggabungkan tiga bujur sangkar. Ketika tiga sel dibangun pada satu sisi
sarang, permukaan bawah sel pada sisi lain pun otomatis terbentuk.
Karena permukaan bawah tersusun dari plat-plat lilin bujur sangkar, bagian
bawah sel-sel yang dibuat dengan cara ini jadi bertambah dalam. Ini berarti
volume sel bertambah, dan berarti bertambah pula jumlah madu yang dapat
disimpan.
Ciri-Ciri Lain Sarang Madu
Satu hal lain yang dipertimbangkan ketika membangun sarang madu adalah
kemiringan sel. Dengan menaikkan kemiringan sel 13° pada
kedua sisinya, lebah mencegah sel berposisi sejajar dengan tanah. Dengan demikian, madu tidak akan bocor dari mulut sel.
Selagi bekerja, lebah madu saling bergelantungan membentuk lingkaran dan
bergerombol. Dengan melakukan hal ini, mereka menghasilkan suhu yang dibutuhkan
untuk produksi lilin. Kantung kecil dalam perut mereka memproduksi cairan
transparan, yang mengalir keluar dan mengeraskan lapisan lilin tipis. Lebah
mengumpulkan lilin dengan menggunakan kait kecil pada kakinya. Mereka
memasukkan lilin ini ke dalam mulut, lalu mengunyah serta memprosesnya sampai
lilin tersebut cukup lunak, dan membentuknya dalam sel. Sejumlah lebah bekerja
bersama untuk menjaga suhu yang dibutuhkan tempat kerja mereka, agar lilin
tersebut tetap lunak dan mudah dibentuk.
Ada satu hal lagi yang menarik untuk diketahui: pembangunan sarang madu
dimulai dari bagian atas sarang dan berlanjut ke bawah secara bersamaan pada
dua atau tiga baris yang terpisah. Sementara potongan sarang madu berkembang ke
arah yang berbeda, pertama-tama bagian bawah dari dua baris tersebut menyatu.
Proses ini dilaksanakan dengan selaras dan tertata secara menakjubkan. Oleh
karena itu, sulit dimengerti bahwa sarang madu sebenarnya terdiri atas tiga
bagian terpisah. Potongan-potongan sarang madu, yang pembangunannya dimulai
dari arah yang berbeda-beda, diatur begitu sempurna, sehingga kendatipun
terdapat ratusan sudut berbeda dalam strukturnya, sarang tetap tampak seperti
satu sarang yang seragam.
Untuk pembangunan tersebut, lebah harus terlebih dahulu memperhitungkan
jarak antara titik awal dan titik sambungan. Lalu,
mereka mendesain dimensi sel tersebut sesuai dengan ini. Bagaimana perhitungan
yang demikian rumit dapat dilakukan oleh ribuan lebah? Hal ini senantiasa
menakjubkan para ilmuwan.
Sungguh sangat tidak rasional bila kita mengira bahwa lebah telah
menyelesaikan tugas ini, yang hampir tak mampu dilakukan manusia sendiri. Hal
ini melibatkan organisasi yang sedemikian rumit dan terperinci, mustahil mereka
bisa melakukannya sendiri.
Jadi, bagaimana mereka mewujudkannya? Seorang evolusionis akan menerangkan
bahwa peristiwa ini dicapai melalui “naluri”. Akan tetapi, “naluri” apa yang
dapat mempengaruhi ribuan lebah secara bersamaan dan membuat mereka melakukan
suatu kerja kolektif? Andaipun setiap lebah bertindak berdasarkan “naluri”
masing-masing, ini belum cukup. Yang mereka kerjakan harus bersesuaian dengan
naluri lebah-lebah lain untuk dapat mencapai hasil menakjubkan ini. Oleh karena
itu, pastilah mereka diarahkan oleh sebuah “naluri” yang berasal dari satu
sumber yang unik. Menimbang bahwa lebah mulai membangun sarang dari sudut yang
berbeda-beda, lalu menggabungkan pekerjaan mereka tanpa meninggalkan satu celah
pun, dan membangun semua sel dengan ukuran sama dalam struktur segi enam
sempurna, sudah pasti bahwa lebah menerima pesan naluriah ini dari sumber yang
sama persis!
Istilah “naluri” yang digunakan di atas “hanyalah sebuah nama” sebagaimana
disebutkan dalam Al Quran, surat Yusuf ayat 40. Tidak ada gunanya berkeras
menggunakan “sekadar nama” untuk menyembunyikan kebenaran yang sudah sangat jelas.
Lebah diberi petunjuk oleh sebuah sumber unik dan karenanya mereka berhasil
melaksanakan pekerjaan mereka—yang tanpa petunjuk ini tak akan mampu mereka
lakukan. Bukan naluri—sebuah istilah tanpa arti—yang menunjuki lebah, melainkan
“wahyu” yang disebutkan dalam Surat an-Nahl. Binatang mungil ini melaksanakan
program yang telah ditetapkan Allah bagi mereka secara khusus.
Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang
melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
untuk kaum yang meyakini. (QS- Al
Jatsiyah: 4)
Cara Menentukan Arah
Lebah biasanya harus terbang menempuh jarak jauh dan menjajagi wilayah luas
untuk menemukan makanan. Mereka mengumpulkan serbuk sari bunga dan bahan
pembuat madu dalam jarak 800 m dari sarang. Seekor lebah, yang telah menemukan
bunga, terbang kembali ke sarangnya untuk memberi tahu lebah lain tentang
tempat bunga tersebut. Bagaimana lebah ini menjelaskan lokasi bunga kepada
lebah lain di sarang?
Dengan menari!… Lebah yang kembali ke sarangnya mulai menari. Tarian ini
adalah sarana ekspresi, yang mereka gunakan untuk memberi tahu lebah lain
tentang lokasi bunga. Tarian yang diulang-ulang lebah tersebut mengandung semua
informasi tentang sudut, arah, jarak, dan informasi perincian lain tentang
sumber makanan, sehingga lebah lain dapat mencapai tempat itu.
Tarian ini berbentuk angka “8” yang diulang terus-menerus oleh lebah
tersebut (lihat gambar di atas). Lebah tersebut membentuk bagian tengah angka
“8” dengan mengibas-ngibaskan ekor dan bergerak zig-zag. Sudut antara gerakan
zig-zag dan garis matahari-sarang menunjukkan arah sumber makanan dengan tepat
(lihat gambar di atas).
Akan tetapi, sekadar mengetahui arah sumber makanan tidaklah cukup. Lebah
pekerja juga harus “mengetahui” seberapa jauh mereka harus menempuh perjalanan
mengumpulkan bahan pembuat madu. Jadi, lebah dari sumber bunga tersebut
memberitahukan jarak serbuk bunga dengan gerakan tubuh tertentu, yakni dengan
menggoyangkan bagian bawah tubuhnya dan menimbulkan aliran udara. Misalnya,
untuk “menjelaskan” jarak 250 m, ia mengibaskan bagian bawah tubuhnya lima kali
dalam setengah menit. Dengan demikian, lokasi pasti sumber makanan tersebut
dapat dijelaskan dengan terperinci, baik tentang jarak maupun arahnya.
Ada masalah baru bagi lebah yang memerlukan waktu lama untuk terbang ke
sumber makanan. Saat lebah—yang hanya mampu menjelaskan sumber makanan
berdasarkan arah matahari—kembali ke sarangnya, matahari bergeser 1° setiap
4 menit. Akhirnya, lebah akan melakukan kesalahan 1° setiap
4 menit perjalanannya, yang ia beri tahukan pada lebah-lebah lain.
Anehnya, lebah ini tidak menghadapi persoalan tersebut! Mata lebah terdiri
atas ratusan mata segi enam kecil. Setiap lensa berfokus pada satu wilayah
sempit, persis seperti teleskop. Lebah yang melihat ke arah matahari pada waktu
tertentu di siang hari akan selalu dapat menentukan lokasinya saat terbang.
Lebah melakukan perhitungan ini dengan memanfaatkan perubahan cahaya matahari
berdasarkan waktu. Akibatnya, lebah menentukan arah lokasi sasaran tanpa salah,
dengan melakukan koreksi dalam informasi yang ia berikan di dalam sarang ketika
matahari bergerak maju.
Metode Penandaan Bunga
Lebah madu dapat mengetahui kalau bunga yang ia temui telah didatangi dan
diambil nektarnya lebih dahulu oleh lebah lain, dan ia segera meninggalkannya. Dengan demikian, ia menghemat waktu dan tenaga. Lalu, bagaimana seekor
lebah mengetahui, tanpa memeriksa, bahwa nektar bunga tersebut telah diambil?
Ini terjadi karena lebah yang mendatangi bunga terlebih dahulu menandainya
dengan tetesan berbau khas. Begitu seekor lebah baru mengunjungi bunga yang
sama, ia mencium bau tersebut dan mengetahui bahwa bunga tersebut sudah tidak
berguna dan karenanya langsung pergi ke bunga yang lain. Dengan demikian, lebah
tidak membuang waktu pada bunga yang sama.
Keajaiban Madu
Tahukah Anda, betapa madu
merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui
serangga kecil ini?
Madu tersusun atas beberapa
senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti
magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu
juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah
sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat
pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah
dalam Al Quran, madu adalah “obat bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah
dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang
diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Konferensi tersebut
membahas pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para
ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari, dan propolis
dapat mengobati berbagai penyakit. Seorang dokter Rumania mengatakan bahwa ia
mengujikan madu untuk pengobatan pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya
sembuh total. Para dokter Polandia juga menyatakan dalam konferensi tersebut
bahwa resin lebah dapat membantu penyembuhan banyak penyakit seperti wasir,
masalah kulit, penyakit ginekologis, dan berbagai penyakit lainnya.
Dewasa ini, apikultur dan produk lebah telah membuka cabang penelitian baru
di negara-negara yang sudah maju dalam hal ilmu pengetahuan. Manfaat madu
lainnya dapat dijelaskan di bawah ini:
Mudah dicerna: Karena molekul gula pada madu dapat berubah menjadi gula
lain (misalnya fruktosa menjadi glukosa), madu mudah dicerna oleh perut yang
paling sensitif sekalipun, walau memiliki kandungan asam yang tinggi. Madu
membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik.
Rendah kalori: Kualitas madu lain adalah, jika dibandingkan dengan jumlah
gula yang sama, kandungan kalori madu 40% lebih rendah. Walau memberi energi
yang besar, madu tidak menambah berat badan.
Berdifusi lebih cepat
melalui darah: Jika dicampur dengan air hangat, madu dapat berdifusi ke dalam
darah dalam waktu tujuh menit. Molekul gula bebasnya membuat otak berfungsi
lebih baik karena otak merupakan pengonsumsi gula terbesar.
Membantu pembentukan darah: Madu menyediakan banyak energi yang dibutuhkan
tubuh untuk pembentukan darah. Lebih jauh lagi, ia membantu pembersihan darah. Madu berpengaruh positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah. Madu
juga berfungsi sebagai pelindung terhadap masalah pembuluh kapiler dan
arteriosklerosis.
Membunuh bakteri: Sifat madu
yang membunuh bakteri disebut “efek inhibisi”. Penelitian tentang madu
menunjukkan bahwa sifat ini meningkat dua kali lipat bila diencerkan dengan
air. Sungguh menarik bahwa lebah yang baru lahir dalam koloni diberi makan madu
encer oleh lebah-lebah yang bertanggung jawab merawat mereka—seolah mereka tahu
kemampuan madu ini.
Royal jelly: Royal jelly
adalah zat yang diproduksi lebah pekerja di dalam sarang. Zat bergizi tinggi
ini mengandung gula, protein, lemak, dan berbagai vitamin. Royal jelly
digunakan untuk menanggulangi masalah-masalah yang disebabkan kekurangan
jaringan atau kelemahan tubuh.
Jelaslah bahwa madu, yang diproduksi jauh melebihi jumlah kebutuhan lebah,
dibuat untuk kepentingan manusia. Dan telah jelas pula bahwa lebah tidak dapat
melakukan tugas-tugas yang sedemikian sulit “dengan sendirinya”.
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang
bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi
manusia.” (QS. An-Nahl: 68-69)
Dan Dia menundukkan
untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (QS. Al Jatsiyah, 45: 13)
Unta:
“Maka apakah mereka tidak
memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan?…”
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta, bagaimana dia
diciptakan? Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung-gunung, bagaimana
ia ditegakkan? Dan bumi, bagaimana ia dihamparkan? Maka berilah peringatan,
karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.” (QS. Al
Ghasiyah: 17-21)
Tidak diragukan lagi bahwa
semua makhluk, dengan kemampuan mereka, menunjukkan kekuasaan dan pengetahuan
tak terbatas dari Pencipta mereka. Allah mengungkapkan hal ini dalam berbagai
ayat Al Quran, mengisyaratkan bahwa segala sesuatu yang Sia ciptakan sebenarnya
adalah sebuah tanda, yaitu lambang dan peringatan.
Dalam surat Al-Ghasiyah ayat ke-17, Allah merujuk
kepada hewan yang akan kita pelajari dan pikirkan dengan saksama, yaitu unta.
Pada bagian ini, kita akan
mempelajari makhluk hidup yang ditunjukkan Allah dalam ungkapan Al Quran,
“Tidakkah mereka memperhatikan unta; bagaimana mereka diciptakan?”
Yang menjadikan unta
“makhluk hidup istimewa” adalah struktur tubuhnya, yang tidak terpengaruh oleh
kondisi alam paling keras sekalipun. Tubuhnya memiliki beberapa keistimewaan,
yang memungkinkan unta bertahan hidup berhari-hari tanpa air dan makanan, dan
mampu mengangkut beban ratusan kilogram selama berhari-hari.
Ciri-ciri unta, yang akan
kita pelajari secara terperinci pada halaman-halaman berikut, membuktikan bahwa
hewan ini diciptakan khusus untuk kondisi iklim kering, dan bahwa ia disediakan
untuk melayani manusia. Ini adalah tanda-tanda penciptaan yang nyata bagi
orang-orang yang berakal.
“Sesungguhnya
pada pertukaran malam dan siang itu dan pada yang diciptakan Allah di langit
dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang
yang bertakwa.” (QS.Yunus: 6).
Kepala Terlindung Dari Pasir:
Bulu mata
memiliki sistem pengaitan. Dalam keadaan bahaya, bulu ini secara otomatis
menutup. Bulu mata yang saling berkait ini mencegah masuknya partikel debu ke
mata.
Hidung dan
telinga ditutupi oleh bulu panjang agar terlindungi dari debu dan pasir.
Lehernya yang
panjang memungkinkan hewan ini mencapai dan memakan dedaunan yang berada 3 m di
atas tanah.
Kaki Yang Cocok Dengan Semua Jenis Tanah:
Kakinya memiliki
dua jari kaki yang dihubungkan dengan bantalan elastis. Struktur ini, yang
memungkinkan unta mencengkeram tanah dengan erat, terdiri dari empat bola
berlemak. Ini sangat cocok untuk berbagai jenis kondisi tanah.
Kuku melindungi
kaki dari kemungkinan rusak akibat benturan.
Lututnya
tertutup kapalan, yang terbentuk dari kulit sekeras dan setebal tanduk. Ketika
hewan ini berbaring di pasir yang panas, struktur berkapalan ini melindunginya
dari luka akibat permukaan tanah yang sangat panas.
Punuk Unta Sebagai Simpanan Makanan:
Punuk unta, yang
berupa gundukan lemak, menyediakan sari makanan bagi hewan ini secara berkala
ketika ia mengalami kesulitan makanan dan kelaparan. Dengan sistem ini, unta
dapat hidup hingga tiga pekan tanpa air. Selama masa ini, unta kehilangan 33%
berat badannya. Dalam kondisi yang sama, seorang manusia akan kehilangan 8%
berat badannya dan meninggal dalam waktu 36 jam, dan kehilangan seluruh air
dari tubuhnya.
Bulu Tebal Yang Menyekat Panas:
Bulu tebal ini
terdiri atas rambut yang tebal dan kusut, yang tidak hanya melindungi tubuhnya
dari kondisi cuaca dingin maupun panas, tetapi juga mengurangi kehilangan air
dari tubuh. Unta Dromedari dapat memperlambat penguapan air dengan meningkatkan
suhu tubuhnya sampai 41°C.
Dengan cara ini, ia mencegah kehilangan air.
Dengan bulu
tebalnya, unta dapat bertahan hidup dengan suhu hingga 50°C di
musim panas dan hingga -50°C di musim dingin.
Mereka Bahkan Dapat Memakan Duri:
Unta Dromedari
dapat bertahan pada suhu -52°C, di wilayah-wilayah paling tinggi di Asia Tengah.
Daya
Tahan Luar Biasa Dari Lapar Dan Haus
Unta dapat bertahan hidup
tanpa makanan dan air selama delapan hari pada suhu 50°C. Pada masa ini, ia
kehilangan 22% dari keseluruhan berat badannya. Sementara manusia akan sekarat
jika kehilangan air setara dengan 12% berat badan, seekor unta kurus dapat
bertahan hidup kendatipun kehilangan air setara dengan 40% keseluruhan berat
badan. Penyebab lain kemampuannya bertahan terhadap haus adalah adanya
mekanisme yang memungkinkan unta meningkatkan suhu tubuh-dalamnya hingga 41°C. Dengan demikian, ia mampu
meminimalkan kehilangan air dalam iklim panas yang ekstrem di gurun pasir pada
siang hari. Unta juga mampu mengurangi suhu tubuh-dalamnya hingga 30°C pada malam yang dingin di
padang pasir.
Unit
Penggunaan Air Yang Baik
Unta mampu mengonsumsi air
hingga 30 liter, yaitu sekitar sepertiga dari berat badannya, dalam waktu
kurang dari 10 menit. Di samping itu, unta memiliki struktur selaput lendir
dalam hidungnya yang seratus kali lebih besar dari yang ada pada manusia.
Dengan selaput lendir hidungnya yang besar dan melengkung, unta mampu menyerap
66% kelembapan yang ada di udara.
Pemanfaatan
Maksimal Makanan Dan Air
Sebagian besar binatang mati
keracunan ketika urea yang tertimbun dalam ginjal berdifusi ke dalam darah.
Akan tetapi, unta menggunakan air dan makanan secara maksimal dengan melewatkan
urea ini berkali-kali melalui hati. Struktur darah dan sel unta dikhususkan
untuk membuat hewan ini hidup lama tanpa air dalam kondisi padang pasir.
Dinding sel hewan ini
memiliki struktur khusus yang mampu mencegah kehilangan air secara berlebihan.
Di samping itu, komposisi darah mencegah terjadinya pelambatan peredaran darah,
bahkan ketika jumlah air di dalam tubuh unta berkurang hingga batas minimum.
Selain itu, dalam darah unta terdapat lebih banyak enzim albumin, yang
memperkuat ketahanan terhadap haus, dibandingkan dalam darah makhluk hidup
lain.
Punuk adalah pendukung lain
bagi unta. Seperlima dari seluruh berat badan unta tersimpan dalam bentuk lemak
pada punuknya. Penyimpanan lemak tubuh hanya pada satu bagian tubuh mencegah
pengeluaran air dari seluruh tubuhnya—yang berkaitan dengan lemak. Ini
memungkinkan unta menggunakan air secara minimum.
Walau mampu mengonsumsi
30-50 kg makanan dalam sehari, dalam kondisi yang keras unta mampu bertahan
hidup hingga sebulan hanya dengan 2 kg rumput sehari. Unta memiliki bibir yang
sangat kuat dan mirip karet, yang memungkinkannya memakan duri yang cukup tajam
untuk menusuk kulit tebal. Di samping itu, unta memiliki lambung berbilik empat
dan sistem pencernaan yang sangat kuat, yang mampu mencerna apa pun yang ia
makan. Ia bahkan mampu memakan bahan-bahan seperti karet India, yang tidak
dapat dianggap sebagai makanan. Sungguh jelas bagaimana pentingnya kualitas ini
pada iklim yang sedemikian kering.
Perlindungan
Terhadap Angin Tornado
Mata unta memiliki dua
lapisan bulu mata. Bulu mata ini saling kait seperti perangkap dan melindungi
matanya dari badai pasir yang kuat. Selain itu, unta mampu menutup lubang
hidungnya, sehingga pasir tidak dapat masuk.
Perlindungan Terhadap Kondisi Cuaca Yang Terik Dan
Membekukan
Bulu tebal yang tidak
tertembus pada tubuh unta mencegah matahari padang pasir yang terik mencapai
kulitnya. Bulu ini juga menghangatkan unta dalam kondisi cuaca yang membekukan.
Unta padang pasir tidak terpengaruh oleh suhu hingga setinggi 50°C, dan unta Baktria yang
berpunuk dua mampu bertahan hidup pada suhu hingga serendah -50°C. Unta jenis ini mampu
bertahan hidup bahkan pada lembah-lembah dataran tinggi, 4000 m di atas
permukaan laut.
Perlindungan
Terhadap Pasir Yang Membakar
Kaki unta, yang terlalu
besar bagi tungkainya, secara khusus “didesain” dan diperlebar untuk
membantunya berjalan di atas pasir tanpa terperosok. Kaki ini telapaknya luas
dan menggembung. Selain itu, kulit tebal khusus di bawah telapak kaki merupakan
perlindungan terhadap pasir yang membakar.
Marilah kita berpikir dengan
mengingat informasi tersebut: Apakah ia dengan sendirinya menyesuaikan diri
dengan kondisi padang pasir? Apakah ia dengan sendirinya membentuk lapisan
lendir dalam hidungnya atau punuk di punggungnya? Apakah ia dengan sendirinya
mendesain hidung dan struktur matanya agar mampu melindungi diri dari dari
angin tornado dan badai? Apakah ia dengan sendirinya mendesain darahnya sendiri
dan struktur selnya sendiri berdasarkan prinsip penghematan air? Apakah ia
dengan sendirinya memilih bentuk bulu yang menutupi tubuhnya? Apakah ia
mengubah dirinya sendiri menjadi “kapal padang pasir”?
Sebagaimana makhluk hidup
lain, unta sudah pasti tidak dapat melakukan satu pun dari hal-hal tersebut dan
membuat dirinya bermanfaat bagi manusia. Ayat di dalam Al Quran “Tidakkah
mereka memperhatikan unta; bagaimana ia diciptakan?” mengarahkan perhatian kita
kepada penciptaan hewan luar biasa ini dalam bentuk terbaik. Sebagaimana
makhluk lain, unta juga dilengkapi banyak kualitas istimewa, lalu ditempatkan
di muka bumi sebagai tanda kebesaran sang Pencipta.
Unta diciptakan dengan
ciri-ciri fisik yang luar biasa ini untuk melayani umat manusia. Umat manusia
sendiri diwajibkan untuk melihat penciptaan di seluruh jagat raya dan tunduk
kepada sang Pencipta segala makhluk: Allah SWT.
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada
yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan
tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Lukman: 20)
Lalat
“…(mereka)
sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun”
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah
dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (QS. Al Hajj:
73-74)
Pemandangan Panoramik dari Ribuan Lensa
Lensa-lensa
berbentuk segi enam yang membentuk mata lalat memberikan bidang penglihatan
yang jauh lebih besar daripada lensa biasa. Pada sebagian lalat, kadangkala
terdapat hingga 5000 lensa. Di samping itu, struktur bulat mata juga
memungkinkan lalat melihat ke belakang tubuh, dan dengan demikian memberinya
keunggulan atas musuhnya.
Pompa penyerap pada lalat: Belalai
Ciri khas lalat
lainnya adalah cara mereka mencerna makanan. Tidak seperti organisme hidup
lain, lalat tidak mencerna makanan di dalam mulut, tetapi di luar tubuh mereka.
Lalat menuangkan cairan khusus ke atas makanannya dengan belalai (prosbosis),
mengubah kekentalan makanan tersebut agar sesuai untuk diserap. Kemudian, lalat
menyerap makanan tersebut dengan pompa penyerap di kerongkongannya.
BAB II:
MANUSIA—PENCIPTAAN DI DALAM RAHIM
“Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah
menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali?” (QS. Maryam: 67)
Bagi orang yang tidak
menggunakan akal sehat, jika ia bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya
ada?” ia akan menjawab, “Saya ada entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian,
ia akan menjalani kehidupan tanpa pernah merenungkan masalah-masalah seperti
itu.
Akan tetapi, orang yang
berakal semestinya merenungkan bagaimana ia diciptakan, dan menentukan makna
hidupnya sesuai dengan hasil perenungannya. Dalam perenungan ini, ia tidak
perlu takut—seperti yang dirasakan sebagian manusia—untuk mencapai kesimpulan
“Saya telah diciptakan”. Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya
tidak ingin bertanggung jawab pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah
gaya hidup, kebiasaan, dan ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena
itu, mereka lari dari ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang
diambil orang-orang yang mengingkari Allah dan “mengingkari (tanda-tanda kekuasaan-Nya) karena kezaliman dan
kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya” (QS. An-Naml, 16: 14).
Sebaliknya, seseorang yang
menilai keberadaan dirinya dengan kearifan dan akal sehat, akan melihat dalam
dirinya hanya tanda-tanda penciptaan Allah. Ia mengakui bahwa keberadaannya bergantung
pada kerja sama antara ribuan sistem rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau
ia kendalikan. Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal
Penciptanya, ia berusaha memahami untuk tujuan apa ia “diciptakan” Tuhan.
Bagi siapa pun yang berusaha
memahami makna ciptaan Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini
adalah panduan yang diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di
muka bumi.
Bahwa fenomena penciptaan
itu terjadi sesuai dengan uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat
penting bagi orang-orang yang berakal.
Pada halaman-halaman berikut
terkandung berbagai informasi, bagi mereka yang arif dan berakal sehat, yang
menunjukkan bagaimana “mereka diciptakan” dan keajaiban penciptaan ini.
Kisah penciptaan manusia
berawal di dua tempat yang saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui
pertemuan dua zat terpisah di dalam tubuh lelaki dan perempuan, yang diciptakan
saling terpisah namun sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak
dihasilkan atas kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di
dalam tubuh perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan
tersebut. Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini.
Kami
telah menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan (hari berbangkit)?
Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang
menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya? (QS. Al Waqi’ah: 57-59).
Jelaslah bahwa kedua zat
tersebut, yang berasal dari lelaki dan perempuan, diciptakan sangat
bersesuaian. Penciptaan kedua zat ini, pertemuan antara keduanya, dan
perubahannya menjadi manusia sungguhlah suatu keajaiban besar.
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani,
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Dan tidak
ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan
dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang
berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan)
dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah
mudah.” (QS. Fathir: 11)
Buah
Pelir Dan Sel Perma
Sperma, yang merupakan tahap
pertama dalam penciptaan manusia, diproduksi “di luar” tubuh manusia. Ini
karena produksi sperma hanya mungkin terjadi di lingkungan bersuhu 2°C di bawah suhu tubuh
normal. Untuk menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit
khusus. Kulit ini mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, untuk
menjaga suhu tetap konstan. Apakah lelaki “mengendalikan” dan mengatur sendiri
keseimbangan rumit ini? Tentu tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para
pengingkar penciptaan hanya dapat mengatakan, ini adalah “fungsi tubuh manusia
yang belum diketahui”. Definisi “fungsi yang belum diketahui” hanyalah “sekadar
nama”.
Sperma diproduksi dalam buah
pelir dengan laju produksi 1000 per menit. Sel ini memiliki desain khusus untuk
perjalanannya menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah
ia “mengenal” tempat itu. Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ekornya
membantunya bergerak bagai ikan menuju rahim.
Bagian kepalanya, yang
mengandung sebagian kode genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus.
Fungsi perisai ini terungkap di pintu masuk rahim ibu: di sini lingkungannya
sangat asam. Jelas, sperma ditutupi dengan perisai pelindung oleh “seseorang”
yang tahu tentang keasaman ini. (Kondisi lingkungan asam ini bertujuan
melindungi sang ibu dari mikroba).
Yang diejakulasikan ke dalam
rahim tidak hanya jutaan sperma. Air mani adalah campuran berbagai macam
cairan. Al Quran menegaskan fakta ini dalam ayat berikut:
“Bukankah
telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum
merupakan yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari
setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS.Al Insan:
1-2)
Cairan dalam air mani ini
berisi gula, untuk memberi energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu,
komposisi utamanya memiliki beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu
masuk ke rahim dan menjaga kelicinan medium untuk pergerakan sperma. (Di sini
sekali lagi terlihat bahwa dua wujud yang berbeda dan saling independen,
diciptakan saling cocok). Spermatozoa menempuh perjalanan sulit di dalam rahim
ibu hingga mencapai sel telur. Betapapun mereka bertahan, kurang-lebih hanya
seribu dari sekitar 200-300 juta spermatozoa yang mencapai sel telur.
Sel Telur
Jika sperma didesain sesuai
dengan sel telur, sel telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium
yang sama sekali berbeda…. Tanpa sepengetahuan perempuan, sel telur yang telah
matang di indung telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh
lengan-lengan pada ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu,
sel telur mulai bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel
telur ini besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu
di dalam tuba falopii. Di sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus.
Dengan bantuan cairan ini, spermatozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus
menyadari bahwa tatkala kita mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita
tidak sedang membicarkan manusia atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat
dijelaskan melalui konsep kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis
“memutuskan” tindakan itu “dengan sendirinya”, kemudian “mempersiapkan” dan
mengeluarkan senyawa kimia untuk menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan
bukti bahwa ada sebuah perancangan dalam proses ini.
Singkatnya, sistem
reproduksi tubuh didesain untuk mempersatukan sel telur dan sperma. Ini berarti
bahwa sistem reproduksi perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan
spermatozoa dan spermatozoa diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di
dalam tubuh wanita.
Pertemuan
Sperma Dan Sel Telur
Ketika sperma—yang akan
membuahi sel telur—semakin mendekati sel telur, sel telur kembali “memutuskan”
untuk mengeluarkan suatu cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk
melarutkan perisai perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim
pelarut pada ujung sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika
sperma mencapai sel telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan
memungkinkan sperma masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk,
tetapi biasanya hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang
menjelaskan tahapan ini sangatlah menarik. Dalam Al Quran, dinyatakan bahwa
manusia dibuat dari saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.” (QS. As-Sajadah: 8).
Sebagaimana diungkapkan ayat
tersebut, bukan cairan yang membawa spermatozoa itu yang membuahi telur,
melainkan “saripatinya” saja. Saripati tersebut adalah sperma di dalamnya, yang
menjadi agen pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromosom di dalam sperma
tersebut, yang merupakan “saripati” sperma.
Ketika sel telur membiarkan
satu sperma masuk, sperma lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan
listrik yang terbentuk di sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur
bermuatan negatif (-) dan begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini
berubah menjadi positif (+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini
bermuatan sama dengan spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Ini berarti muatan listrik kedua zat tersebut,
yang terbentuk secara independen dan terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA
laki-laki di dalam sperma dan DNA perempuan di dalam sel telur. Sekarang
terdapat benih pertama, sel pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu:
zigot.
Segumpal Darah Yang Melekat Pada Rahim …
Saat sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur dari perempuan, inti
dari bayi yang akan dilahirkan mulai terbentuk. Sel tunggal ini, yang dalam
biologi dikenal dengan istilah “zigot”, akan segera mulai berkembang dengan
melakukan pembelahan sel, dan akhirnya menjadi “segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak menghabiskan masa pertumbuhannya dalam
kehampaan. Zigot melekat pada rahim, bagaikan akar yang menancap kuat ke bumi
melalui sulurnya. Melalui ikatan ini, zigot memperoleh zat gizi yang penting
bagi pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin diketahui tanpa pengetahuan fisiologi
yang memadai. Jelas, berabad-abad lalu tidak ada seorang pun yang menguasai
ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik, Allah selalu menyebut zigot yang sedang
tumbuh dalam rahim ibu sebagai “segumpal darah” dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah.” (QS Al ‘Alaq: 1-3)
“Apakah manusia mengira, bahwa
ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)? Bukankah dia dahulu
setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi
segumpal darah, lalu Allah menciptakannya, dan menyempurnakannya, lalu Allah
menjadikan darinya sepasang; laki-laki dan perempuan.” (QS Al Qiyamah: 36-39)
Dalam bahasa Arab, arti kata “‘alaq” atau “segumpal darah” adalah “benda
yang melekat pada suatu tempat”. Secara harfiah, kata tersebut digunakan untuk
menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk mengisap darah. Jelas, itulah
kata yang paling tepat untuk menggambarkan zigot yang melekat pada dinding
rahim untuk menyerap makanan darinya.
Masih banyak ayat Al Quran yang mengungkap tentang zigot ini. Dengan
menempel pada rahim secara sempurna, zigot pun mulai tumbuh. Sementara itu,
rahim sang ibu dipenuhi dengan “cairan amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi
terpenting cairan amnion bagi pertumbuhan bayi adalah melindungi si bayi dari
“serangan” dari luar. Dalam Al Quran, fakta ini diungkapkan sebagai
berikut:
“Bukankah Kami menciptakan kamu
dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat yang kokoh
(rahim).” (QS
Al-Mursalat: 20-21)
Semua informasi Al Quran tentang pembentukan manusia ini memperlihatkan
bahwa Al Quran berasal dari sebuah sumber yang mengetahui masalah ini hingga
hal yang sekecil-kecilnya. Sekali lagi, ini membuktikan bahwa Al Quran adalah
firman Allah.
Sementara itu, embrio yang awalnya mirip gel, mulai berubah seiring waktu.
Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang keras untuk
membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel, yang mulanya semua sama, mulai
terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap cahaya, sel
saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan sakit, dan sel yang peka terhadap
getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri yang menentukan perbedaan-perbedaan
ini? Apakah mereka sendiri yang pertama kali memutuskan untuk membentuk hati
atau mata manusia, kemudian menuntaskan tugas yang luar biasa ini? Ataukah di
lain pihak, mereka telah diciptakan dengan tepat untuk tujuan-tujuan ini?
Kearifan, kecerdasan, dan jiwa pasti akan membenarkan alternatif kedua.
Pada akhir proses, setelah sang bayi tumbuh sempurna di dalam rahim ibunya,
ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100 juta kali lebih besar dan 6 miliar
kali lebih berat daripada wujud awalnya.
Inilah kisah awal mula
kehidupan manusia, bukan makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi
manusia selain mengetahui tujuan penciptaan yang menakjubkan ini?
Sangat tidak logis bila kita
berpikir bahwa semua fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan sendiri”. Tidak
ada seorang pun yang memiliki kekuatan untuk menciptakan dirinya sendiri,
menciptakan orang lain, atau menciptakan benda lain. Allah-lah yang menciptakan
semua kejadian yang telah dijelaskan tadi, pada setiap saat terjadinya, setiap
detiknya, dan setiap tahapannya.
“Dan Allah menciptakan kamu
dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan
(laki-laki dan perempuan). Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali
tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Fathir: 11)
Tubuh kita, yang terbentuk
hanya dari “setetes mani”, berubah menjadi manusia yang memiliki jutaan
keseimbangan yang rumit. Meskipun tidak kita sadari, di dalam tubuh kita
terdapat sistem yang teramat kompleks dan rumit, yang membantu kita bertahan
hidup. Semua sistem ini dirancang dan dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan
Pencipta kita, yakni Allah, untuk menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan oleh Allah.
Sejak diciptakan, manusia tidak pernah “dibiarkan tanpa pengaturan atau tanpa
tujuan”.
Tiga Daerah Gelap
Setelah
pembuahan, pertumbuhan bayi berlangsung dalam tiga daerah berbeda.
Daerah-daerah ini adalah
1 Tuba falopii:
daerah tempat telur dan sperma bersatu dan tempat indung telur berhubungan
dengan rahim.
2. Di dalam
dinding rahim tempat zigot menempel untuk perkembangan.
3. Daerah tempat
mulai tumbuhnya embrio di dalam kantung yang penuh berisi cairan khusus.
Sebagaimana
dikatakan di dalam Al Quran, “Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan.
Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai
kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
(QS. Az-Zumar: 6).
“Apakah mereka
diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka
sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka
tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS.
At-Tur: 35-36)
“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat
durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu lalu
menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam
bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithar:
6-8)
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit
sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu.” (QS. Al Mu’minun,
40: 64)
Air
Susu Ibu...
Bagaimana manusia yang baru lahir—yang sebelumnya berubah bentuk dari
sperma menjadi bayi—diberi makan? Hal ini merupakan keajaiban
tersendiri. Air susu ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air susu ini tidak
dihasilkan atas bantuan sang ibu ataupun bantuan orang lain.
Berkat zat gizi yang dikandungnya, air susu ibu adalah sumber makanan
unggul bagi bayi yang baru lahir, sekaligus zat yang meningkatkan daya tahan
ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter sepakat bahwa makanan buatan hanya
boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi, dan bayi harus diberi ASI terutama
pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari kita lihat keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah kadar ASI bisa berubah sesuai dengan
fase-fase pertumbuhan bayi. Jumlah kalori dan zat gizi berubah berdasarkan
keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah tepat waktu. Bila
bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi daripada
kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan bayi, seperti anticore
atau sel pertahanan tubuh, tersedia dalam ASI. Bagaikan tentara bayaran, mereka
mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi mereka, dan melindungi
sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri bisa tumbuh dalam susu biasa yang
disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Namun, tidak ada bakteri yang muncul
dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit arteriosklerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan cepat.
Kita tahu bahwa tak ada satu pun makanan hasil racikan para ahli gizi di
laboratorium modern yang memiliki manfaat sebanyak ASI. Bagaimana kita bisa
menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat ASI dalam tubuh seorang ibu,
padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses pembuatannya, dan kualitasnya
jauh lebih unggul daripada buatan laboratorium?” Sudah sangat jelas, ASI dibuat
oleh Sang Pencipta si bayi yang membutuhkan susu ini.…
Mekanisme
Dalam Tubuh Kita
Dalam banyak ayat Al Quran,
Allah mengajak kita memperhatikan penciptaan manusia dan mengajak manusia
merenungkan penciptaan ini, “Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithar: 6-8)
Manusia adalah salah satu
makhluk hidup yang terhebat dan tercanggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan
di alam, dibentuk Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas
sejumlah daging dan tulang yang berbobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana
diketahui, daging adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika
dibiarkan di tempat terbuka, daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan
setelah beberapa hari dikerubungi tempayak dan mulai berbau busuk tak
tertahankan. Zat yang sangat lemah ini membentuk bagian terbesar tubuh manusia.
Akan tetapi, ia terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80
tahun, dengan adanya peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang
melindunginya dari bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia
memiliki kemampuan yang sangat mengesankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ
pengindra adalah keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat
pengindra ini, dan menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail
yang kita temui pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap,
serta desainnya yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang
menakjubkan tidak hanya ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup
kita adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
kita. Bayangkan betapa sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak
ditutupi oleh kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan
sistem-sistem kompleks dalam tubuh manusia, seperti mekanisme pernapasan,
metabolisme, reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia,
masing-masing adalah keajaiban tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam
tubuh manusia terdapat banyak keseimbangan rumit. Hubungan yang sempurna di
antara semua sistem tubuh yang saling tergantung itu memungkinkan manusia
menjalankan fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia
melakukan semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan.
Biasanya manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia
tidak menyadari banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir
dalam lambungnya, irama jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang
tepat dibutuhkan ke tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengarannya.
Sebuah sistem tanpa cacat
telah ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah
sistem ciptaan Allah, Pengatur semua urusan dari di langit dan di bumi. Allah
menciptakan segala sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam
semesta. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti
keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita
memperhatikan kesempurnaan jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”
(Al Mulk: 3-4)
Inilah sekelumit dari
berjuta keseimbangan rumit di dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun
benar-benar sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat
menangkap getaran suara pada batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran
pendengaran yang lebih lebar tampaknya menguntungkan, tetapi batas indriawi
ini—disebut “ambang batas pendengaran”—diatur dengan tujuan tertentu. Jika
telinga kita terlalu sensitif, setiap saat kita harus mendengar berbagai suara,
mulai dari detak jantung kita hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti
ini akan sangat mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku
pula bagi indra peraba. Sel saraf peraba yang sangat sensitif dan berada di
bawah kulit manusia dijadikan sensitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan
tersebar di seluruh permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung
jari, bibir, dan organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”,
misalnya punggung, memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan
besar bagi manusia. Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita
sangat tidak sensitif, dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak
diragukan lagi, ini akan sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu
menggunakan tangan secara efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal
terkecil, lipatan baju misalnya.
Perkembangan organ adalah
contoh “keseimbangan yang rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun
keduanya sebenarnya sama saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama.
Anggaplah bulu mata tumbuh sama cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu
mata akan mengganggu penglihatan dan menusuk mata, membahayakan salah satu
organ terpenting. Panjang bulu mata kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini
memendek, misalnya karena terbakar atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang
sampai mencapai panjang “ideal” lalu berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat
penting. Karena bentuknya sedikit melengkung ke atas, bulu mata tidak
menghalangi pandangan dan membuat mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata
ini ditutupi minyak khusus yang dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak
mata. Karena itulah, bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat.
“Penyesuaian halus” seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana
pada remaja, penciptaan yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir.
Contohnya, tulang tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas
tertentu dapat bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya
kepala bayi dari rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini
bisa saja retak selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa,
semua organ dalam manusia berkembang secara harmonis selama proses
perkembangan. Misalnya, pada perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi
otak tumbuh bersesuaian dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat
daripada otak, ia akan menekan otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga
terjadi pada organ lain seperti jantung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan
kantung mata.
Karena itu, mari kita teliti
struktur tubuh kita yang luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan
penciptaan. Setiap bagian tubuh, yang strukturnya lebih sempurna daripada
pabrik mutakhir yang dilengkapi teknologi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan
oleh Allah, yang kekuasaan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita
meneliti sistem dan organ pada tubuh manusia, kita akan menyaksikan dengan
jelas bukti penciptaan yang seimbang dan tanpa cacat.
Pencernaan
Air liur, yang berperan pada
awal proses pencernaan, berfungsi membasahi makanan supaya makanan mudah
dikunyah gigi dan turun melalui kerongkongan. Air liur juga merupakan zat
khusus untuk mengubah, melalui sifat kimiawinya, zat pati menjadi gula. Coba
pikirkan apa yang terjadi andai air liur tidak dihasilkan di dalam mulut. Kita
tidak akan mampu menelan apa pun atau bahkan berbicara karena mulut kita
kering. Kita tidak akan mampu mengonsumsi makanan padat, dan harus meminum
cairan saja.
Dalam sistem lambung
terdapat keseimbangan yang menakjubkan. Di dalam lambung, makanan dicerna oleh
asam klorida. Asam ini sangat kuat, sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan
yang masuk, melainkan juga dinding lambung. Namun, sebuah solusi disediakan
untuk manusia: zat bernama mukus, yang dihasilkan selama proses pencernaan,
melapisi dinding lambung dan melindunginya dengan sangat baik terhadap efek
merusak dari asam tersebut. Dengan demikian, lambung tidak akan merusak dirinya
sendiri. Terdapat kesesuaian sempurna antara asam pencerna makanan dan mukus
yang dihasilkan untuk melindungi lambung dari asam tersebut.
Ketika kosong, lambung tidak
memproduksi cairan pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti
daging). Sebaliknya, cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa
sifat merusak. Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida
dihasilkan dalam lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan
begitu, ketika lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat
dari protein.
Perlu diketahui bahwa “teori
evolusi” tidak pernah dapat menjelaskan sistem sedemikian kompleks. Teori
tersebut mengemukakan gagasan bahwa struktur-struktur kompleks di sekitar kita
berevolusi secara bertahap dari organisme primitif, melalui akumulasi perbaikan
struktural sedikit demi sedikit. Akan tetapi, jelas bahwa sistem dalam lambung
tidak mungkin merupakan hasil evolusi bertahap yang sedikit demi sedikit.
Ketiadaan satu faktor saja akan membunuh organisme tersebut. Satu contoh saja
sudah cukup untuk memahami inkonsistensi teori evolusi ini. Bayangkan ada
organisme yang merusak lambungnya sendiri dengan asam yang diproduksinya di
sana—mula-mula lambungnya akan hancur secara menyakitkan, dan organ lainnya
juga akan dilalap oleh asam itu. Organisme tersebut akan mati karena memakan
dirinya sendiri hidup-hidup.
Cairan di dalam lambung
memperoleh kemampuan menghancurkan protein setelah melalui serangkaian reaksi
kimia. Bayangkanlah organisme yang sedang berevolusi, namun transformasi kimia
ini tidak dapat terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak
mampu menghancurkan protein, organisme tersebut tidak akan mampu mencerna
makanan, dan pada akhirnya akan mati dengan sebongkah makanan yang tidak
tercerna dalam lambungnya.
Marilah kita melihat hal ini dari sudut
pandang yang berbeda. Sel-sel lambung memproduksi asam di dalam perut. Baik sel
ini maupun sel lain di bagian tubuh lain (misalnya sel mata) merupakan sel
kembar yang berasal dari pembelahan sel tunggal awal di dalam rahim ibu. Lebih
jauh lagi, kedua jenis sel ini mempunyai kombinasi genetis yang sama. Ini
berarti, bank data pada kedua sel sama-sama mengandung informasi genetis
tentang protein yang dibutuhkan mata dan asam yang digunakan di dalam lambung.
Namun, dengan ketundukan pada perintah dari suatu sumber yang tidak diketahui,
di antara jutaan informasi yang ada, sel mata hanya menggunakan informasi untuk
mata dan lambung hanya menggunakan informasi untuk lambung. Apa yang terjadi
andaikan sel mata yang memproduksi protein yang dibutuhkan mata (karena sesuatu
hal yang tidak diketahui) mulai memproduksi asam yang digunakan di dalam
lambung—karena memang memiliki informasi yang dibutuhkan untuk memproduksinya?
Andaikan hal seperti ini terjadi, seseorang akan melumat dan mencerna matanya
sendiri.
Marilah kita teruskan
meneliti keseimbangan menakjubkan di dalam tubuh kita:
Proses pencernaan selanjutnya juga terencana dengan baik. Bagian makanan
hasil cernaan yang berguna diserap oleh lapisan usus halus dan berdifusi dalam
darah. Lapisan usus halus ditutupi lipatan-lipatan lateral yang mirip kain
kusut. Dalam setiap lipatan terdapat lipatan lebih kecil yang disebut “villus”.
Lipatan ini meningkatkan penyerapan usus secara luar
biasa. Pada permukaan-atas sel yang meliputi villus terdapat tonjolan kecil yang
disebut mikrovillus. Tonjolan ini menyerap makan dan berfungsi sebagai pompa.
Bagian-dalam pompa ini terhubung dengan sistem peredaran darah melalui sistem
pengangkutan yang dilengkapi dengan berbagai rute. Beginilah cara zat gizi yang
telah diserap mencapai seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Setiap
villus memiliki hampir 3000 mikrovillus. Daerah sebesar satu milimeter persegi
pada lapisan usus halus ditutupi oleh kurang-lebih 200 juta mikrovillus. Pada
daerah seluas satu milimeter persegi, 200 juta pompa bekerja tanpa rusak atau
lelah untuk mempertahankan hidup manusia. Pompa yang begitu banyak ini, yang
normalnya mengambil wilayah yang sangat luas, dimampatkan ke dalam ruang yang
sangat kecil. Sistem ini mempertahankan hidup manusia dengan memastikan tubuh
memanfaatkan makanan yang dikonsumsi semaksimal mungkin.
Pernapasan
Sistem pernapasan didasarkan
pada keteraturan yang rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat
berdampak buruk bagi kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan
dibersihkan sebelum dihirup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini.
Bulu dan selaput lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan
menangkap partikel debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika
mengalir sepanjang lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki bentuk khusus,
sehingga udara yang terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar
beberapa kali di dalam hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan
udara mengalir beberapa kali dalam sebuah tulang yang kecil pastilah merupakan
hasil perancangan. Jika manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian
pergerakan udara hanya mungkin terjadi melalui perhitungan yang rumit dan
spesifik. Fakta bahwa struktur khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem
lain—yakni membersihkan dan menghangatkan udara yang mengalir ke
paru-paru—adalah bukti bahwa kedua sistem ini diciptakan secara khusus oleh
Pencipta yang sama. Setelah semua tahapan ini, udara sampai ke tabung
pernapasan setelah dilembapkan dan dibebaskan dari debu.
Kerangka
Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang merupakan sistem
bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ utama seperti otak,
jantung dan paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian dalam. Kerangka
melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul, yang tidak
dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah anorganik
sebagaimana yang disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat penyimpanan
mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai mineral penting seperti kalsium
dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan mineral tersebut
atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua, tulang belulang juga
memproduksi sel darah merah.
Selain pemfungsiannya yang sempurna dan seragam, kerangka juga disusun
oleh tulang-belulang dengan struktur luar biasa. Karena bertugas menunjang dan
melindungi tubuh, tulang diciptakan dengan kemampuan dan kekuatan untuk
memenuhi fungsi tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin terjadi juga sudah
dipertimbangkan. Misalnya, tulang paha dapat membawa beban seberat satu ton
pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada setiap langkah, tulang membawa
beban sebesar tiga kali berat tubuh. Ketika seorang atlet melakukan loncat
galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter persegi tulang pinggulnya
mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang membuat struktur ini, yang
terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel induk, menjadi begitu
kuat? Jawaban pertanyaan ini tersembunyi dalam penciptaan tulang yang tiada
bandingannya.
Sebuah contoh dari teknologi masa kini akan menolong menjelaskan hal
ini lebih jauh. Konstruksi bangunan yang besar dan tinggi menggunakan sistem
tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik ini tidak berstruktur
monolitis, tetapi terdiri atas palang yang malang melintang, membentuk tangga.
Melalui perhitungan rumit yang hanya dapat dilakukan komputer, kita dapat
membangun jembatan dan pabrik yang lebih kuat dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan sistem tangga-tangga yang digunakan
pada konstruksi jembatan dan menara tersebut. Satu-satunya perbedaan yang
penting adalah bahwa sistem tulang lebih rumit dan lebih canggih daripada
rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang sangatlah kuat, tetapi cukup
ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia. Andai saja yang terjadi adalah
sebaliknya—andai bagian-dalam tulang itu keras dan penuh sebagaimana
bagian-luarnya—tulang akan terlalu berat untuk dibawa manusia dan akan mudah
pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya keras dan kaku.
Rancangan tulang yang sempurna membantu kita menjalani kehidupan dengan
mudah. Bahkan kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu merasa sakit.
Keistimewaan lain struktur tulang adalah kelenturannya pada beberapa bagian
tubuh. Misalnya, selain melindungi organ utama tubuh seperti jantung dan
paru-paru, tulang rusuk juga dapat mengembang dan mengempis agar udara dapat
bergerak keluar-masuk paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada masa tertentu. Misalnya pada
wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan
bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab dengan adanya pemanjangan
ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak terbatas pada hal-hal di atas.
Selain kelenturan, daya tahan, dan keringanannya, tulang juga mampu memperbaiki
diri. Kalau ada tulang yang patah, manusia tinggal menjaga agar tulang ini
tidak bergerak, sementara tulang memperbaiki dirinya sendiri. Jelaslah bahwa
proses ini, seperti proses-proses lain dalam tubuh, merupakan proses yang
sangat kompleks dan melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut direnungkan adalah kemampuan gerak kerangka
tubuh. Pada setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang yang menyusun tulang
punggung kita bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan yang terus-menerus
antara ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada tulang belakang.
Untuk mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang terdapat tulang
rawan yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”. Piringan sendi ini
berfungsi sebagai peredam kejut. Pada setiap langkah, ada gaya yang dikenakan
tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya ini tidak merusak tubuh
karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk melengkungnya dapat
“mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang belakang dan struktur
khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang dikenakan tanah akan
langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas tulang belakang akan
menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat pada permukaan persendian. Sendi
tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak terus-menerus sepanjang usia
manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian untuk menemukan penyebabnya:
bagaimana gesekan pada persendian tersebut diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan oleh suatu sistem,
yang dapat dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang mutlak”. Permukaan sendi
yang terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang rawan tipis yang berpori.
Di bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika tulang menekan sendi, zat
pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan menyebabkan permukaan sendi
menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan hasil perancangan
yang sempurna, dan penciptaan yang unggul. Perancangan sempurna ini membantu
manusia membuat beraneka ragam gerakan secara tangkas dan mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu tidak begitu sempurna dan seluruh
kaki terbentuk dari satu tulang panjang. Tentulah kita akan sulit berjalan dan
tubuh kita akan canggung dan susah bergerak. Duduk pun akan sukar, dan tulang
kaki akan mudah patah karena mengalami gaya tekan selama pergerakannya. Namun
kenyataannya, kerangka tubuh manusia memiliki struktur yang memungkinkan segala
jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih terus menciptakan semua keistimewaan
kerangka tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah diciptakan-Nya, untuk
memikirkan hal ini: …Perhatikanlah
dengan saksama, bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami
menyelimutinya dengan daging…. (QS. Al-Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan Allah yang telah
menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak demikian, dia akan
sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan menyelimutinya dengan
daging, mampu mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan dalam ayat:
Tidakkah manusia
melihat bagaimana Kami menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian menjadi
penentang yang nyata! Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan melupakan
penciptaan dirinya sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan menghidupkan
tulang-tulang ini jika mereka telah menjadi abu?” Katakanlah, “Tulang-tulang
itu akan dihidupkan kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya pertama kali. Dia
Maha Mengetahui atas segala makhluk-Nya.”(QS. Yaasin, 36: 77-79)
Koordinasi Tubuh
Dalam tubuh manusia, semua sistem bekerja secara serentak dan terkoordinasi
serta sepenuhnya serasi untuk suatu tujuan yang pasti, yakni agar tubuh tetap
hidup. Gerakan terkecil yang kita lakukan setiap hari sekalipun, seperti
bernapas dan tersenyum, merupakan hasil koordinasi yang sempurna dalam tubuh
manusia.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu jaringan terkoordinasi yang sangat
rumit dan lengkap, yang bekerja tanpa henti. Tujuannya adalah kesinambungan
kehidupan. Koordinasi ini terutama terlihat dalam sistem gerak tubuh, karena
untuk gerakan terkecil pun, sistem kerangka tubuh, otot, dan sistem saraf harus
bekerja sama dengan sempurna.
Prasyarat koordinasi tubuh adalah adanya sistem penyampaian informasi
yang benar. Hanya dengan penyampaian informasi yang benarlah, dapat dibuat
penilaian yang baru. Untuk melakukan penilaian ini, suatu jaringan kecerdasan
yang sangat canggih bekerja dalam tubuh manusia.
Untuk melakukan suatu tindakan yang terkoordinasi, pertama harus
diketahui lebih dahulu organ-organ tubuh yang terlibat serta hubungan di
antaranya. Informasi ini berasal dari mata, mekanisme keseimbangan di telinga
dalam, otot, sendi, dan kulit. Setiap detik, miliaran informasi diproses dan
dievaluasi, lalu keputusan baru diambil sesuai dengan informasi tersebut.
Manusia bahkan tidak menyadari proses yang terjadi sangat cepat di dalam
tubuhnya ini. Dia hanya bergerak, tertawa, menangis, berlari, makan, dan
berpikir. Dia tak perlu bersusah-payah untuk melakukan berbagai tindakan ini.
Untuk sebuah senyum ringan pun, ada tujuh belas otot yang harus bekerja sama
secara serentak. Kalau ada satu saja di antara otot-otot tersebut tidak
berfungsi atau gagal fungsi, ekspresi wajah pun berubah. Untuk berjalan, 54
otot pada kaki, tungkai, paha, dan punggung harus bekerja sama.
Ada miliaran reseptor mikroskopis dalam otot dan sendi yang memberikan
informasi tentang kondisi tubuh. Pesan dari reseptor sampai ke sistem saraf
pusat dan perintah baru dikirimkan ke otot sesuai dengan penilaian yang dibuat.
Kesempurnaan koordinasi tubuh ini dapat lebih dipahami melalui contoh
berikut. Untuk mengangkat tangan saja, pundak harus dibengkokkan, otot lengan
belakang dan depan—disebut “trisep” dan “bisep”—harus dikerutkan dan
diregangkan, dan otot-otot di antara siku dan pergelangan tangan harus
memelintir pergelangan tangan. Dalam setiap bagian gerakan, jutaan reseptor di
dalam otot segera menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat mengenai posisi
otot tersebut. Sebagai tanggapannya, sistem saraf pusat memberi tahu otot-otot
tersebut tentang apa yang perlu dilakukan berikutnya. Tentu saja manusia tidak
menyadari satu pun proses ini. Manusia hanya berkeinginan mengangkat tangannya,
dan segera melakukannya.
Sebagai
contoh, untuk menjaga agar badan tegap, banyak paket informasi yang diperoleh
dari miliaran reseptor di dalam otot lengan, kaki, tulang punggung, perut,
dada, dan leher dievaluasi dan perintah yang sama banyaknya diberikan kepada
otot setiap detik.
Kita
juga tidak perlu bersusah-payah untuk berbicara. Manusia tidak pernah
merencanakan sejauh apa pita-pita suara terpisah, seberapa sering pita-pita ini
harus bergetar, bagaimana urutannya, berapa sering dan ratusan otot yang mana
di dalam mulut, lidah, dan kerongkongan yang harus dikerutkan dan diregangkan.
Manusia juga tidak menghitung berapa liter udara yang harus dihirup ke dalam
paru-paru, seberapa cepat dan dalam frekuensi berapa udara ini harus
diembuskan. Kita tidak akan mampu melakukannya andaipun kita mau. Satu kata
yang diucapkan dari mulut pun merupakan hasil kerja sama beberapa sistem, mulai
dari sistem pernapasan hingga sistem saraf, dari otot hingga tulang.
Apa
yang terjadi jika koordinasi ini terganggu? Ekspresi lain mungkin akan muncul
pada wajah kita ketika kita ingin tersenyum, atau kita mungkin tidak mampu
berbicara atau berjalan sesuai keinginan kita. Namun, kenyataannya kita bisa
tersenyum, berbicara, berjalan semau kita tanpa ada gangguan, karena segala
sesuatu yang disebutkan di sini tercapai sebagai hasil Penciptaan, yang secara
logika mengharuskan adanya “kekuatan dan tenaga yang tak terhingga”.
Oleh
karena itulah, manusia seharusnya selalu ingat bahwa eksistensi dan hidupnya
ini ada berkat Penciptanya, Allah. Tidak ada alasan bagi manusia untuk bersikap
angkuh atau sombong. Kesehatan, kecantikan, atau kekuatannya bukanlah hasil
kerjanya sendiri, dan ini semua tidak diberikan selamanya. Ia tentu saja akan
menjadi tua, kehilangan kesehatan dan kecantikannya. Di dalam Alquran, hal ini
dinyatakan sebagai berikut:
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah
kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah
lebih baik dan lebih kekal. Maka, apakah kamu tidak memahaminya? (Surat
al-Qashas: 60)
Jika
ingin mendapatkan kedudukan seperti tersebut dalam ayat di atas, kekal di alam
akhirat, manusia harus bersyukur kepada Allah atas semua kenikmatan yang telah
dilimpahkan kepadanya dan menempuh kehidupan sesuai dengan perintah-Nya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh tadi, semua organ dan sistem
dalam tubuh manusia mengandung sifat-sifat yang menakjubkan. Manakala
sifat-sifat ini diteliti, manusia akan melihat keseimbangan-keseimbangan rumit
yang mendasari keberadaan dirinya, keajaiban dalam penciptaan dirinya, dan akan
memahami kembali keagungan seni Allah, sebagaimana dicontohkan dalam diri
manusia.
Hati
Hati yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut berfungsi sebagai
penyaring istimewa di dalam sistem peredaran darah. Sementara ginjal menyaring
kelebihan zat-zat sederhana yang terlarut dalam air, hati membersihkan
kelebihan zat-zat kompleks seperti obat dan hormon.
Menunjang logistik sistem kekebalan: Hati tidak hanya berfungsi sebagai penyaring makanan dan kelebihan proses
metabolisme, tetapi juga memproduksi globulin (zat kekebalan) dan enzim
(kumpulan zat yang dapat memperbaiki pembuluh darah).
Membersihkan bakteri:
Sel-sel Kupffer di hati menelan bakteri yang terdapat dalam darah yang melewati
hati, terutama darah dari usus. Kalau jumlah partikel atau produk samping dalam
darah meningkat, sel-sel Kupffer juga akan bertambah jumlahnya untuk menyaring
dan memisahkan zat-zat ini dari darah.
Menghasilkan sumber energi tubuh: Salah
satu fungsi hati yang paling utama adalah produksi glukosanya, yang merupakan
sumber energi utama metabolisme.
Glukosa
yang diterima setiap hari dari makanan diubah menjadi glikogen dan disimpan
dalam hati. Hati terus-menerus mengendalikan kadar glukosa
darah. Selagi tidak ada makanan masuk di antara waktu makan dan kadar gula
darah mulai menurun, hati mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa dan
membebaskannya ke dalam darah. Dengan demikian, kadar glukosa tidak
diperbolehkan menurun secara drastis. Hati juga dapat memproduksi glukosa dari
asam lemak dan asam amino, sebagaimana hati dapat mengubah jenis karbohidrat
lain—yang tidak digunakan dalam memproduksi energi—menjadi glukosa.
Menyimpan darah: Hati memiliki struktur
yang dapat mengembang atau mengempis. Dengan kemampuan ini, hati dapat
menyimpan maupun membebaskan darah ke pembuluh darah halus.
Dalam
tubuh yang sehat, hati dapat menyimpan hingga 10% total darah dalam tubuh atau
sekitar 450 mililiter darah. Dalam beberapa kondisi, misalnya ketika terdapat
kelainan jantung, jumlah darah yang beredar dalam tubuh menjadi terlalu banyak
sehingga membebani jantung, yang harus memompanya ke seluruh tubuh. Dalam
kondisi seperti ini, hati menggandakan kapasitas penyimpanan darahnya, sehingga
mampu menyimpan hingga 1 liter darah. Dengan demikian, hati memungkinkan
jantung bekerja pada rentang kerja yang aman.
Jika
kebutuhan darah meningkat (misalnya saat berolahraga), hati akan membebaskan
darah yang disimpannya ke dalam sistem peredaran dan memenuhi kebutuhan darah
tubuh.
Bekerja hemat: Ketika glukosa
dikonsumsi otot, asam laktat sebagai suatu kelebihan metabolisme akan
dihasilkan. Selama berada dalam otot, asam laktat menyebabkan rasa nyeri dan
menghambat pergerakan otot. Hati mengumpulkan asam ini dari otot dan dapat
mengubahnya kembali menjadi glukosa.
Memproduksi sel darah merah baru dan menggantikan sel
darah mati: Limpa dan hati adalah tempat sel darah merah
diproduksi untuk mengganti sel-sel darah merah mati, dan juga tempat sebagian
besar protein diuraikan dan digunakan kembali sebagai asam amino untuk berbagai
tujuan. Hati adalah organ tubuh tempat disimpannya zat besi, yang berperan
penting dalam tubuh.
Hati
merupakan cadangan tubuh yang paling lengkap. Semua mineral, protein, sejumlah
kecil lemak, dan vitamin disimpan dalam hati. Bilamana perlu, hati mengirim zat
yang tersimpan ke bagian tubuh yang memerlukannya dengan cara sesingkat
mungkin. Hati secara cermat mengontrol apakah tubuh memiliki cukup energi,
melalui sistem yang cerdas. Semua organ di dalam tubuh terkait dengan hati.
Mampu memperbaiki dirinya sendiri: Hati mampu memperbaiki dirinya sendiri. Jika bagian tertentu rusak,
sel-sel lainnya akan mengganti bagian yang rusak ini dengan cara segera meningkatkan
jumlahnya. Jika dua pertiga organ ini diamputasi pun, bagian yang tersisa dapat
membentuk dan melengkapi hati hingga utuh kembali.
Ketika
sedang memperbaiki diri, organ ini mengeluarkan sel-sel yang rusak atau mati
dari lingkungannya dan menggantikannya dengan sel-sel baru. Sel hati terbentuk
secara khusus, sehingga mampu menjalankan lebih dari 500 operasi sekaligus.
Hati biasanya menjalankan semua operasi ini tidak secara berurutan tetapi
secara bersamaan.
Kulit
Kulit
merupakan jaringan yang luas, tetapi tetap merupakan satu bagian yang integral.
Kulit mampu meningkatkan dan menurunkan suhu tubuh, kokoh namun sangat indah,
dan melindungi tubuh secara efektif terhadap pengaruh lingkungan.
Seperti struktur lain, jaringan kulit merupakan organ penting dan
ketidakhadirannya akan membahayakan hidup manusia. Luka pada satu bagian saja,
jika menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dapat mengakibatkan kematian. Dengan
keistimewaan yang dimilikinya, kulit adalah organ yang dapat menyangkal teori
evolusi sendirian. Makhluk hidup tidak mungkin dapat bertahan hidup bila
jaringan kulit belum tersusun atau baru tersusun sebagian, walaupun organ-organ
yang lain telah terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa semua bagian tubuh makhluk
hidup telah dibentuk utuh dan sempurna pada saat yang bersamaan. Artinya,
bagian-bagian tubuh tersebut telah diciptakan.
Di bawah kulit yang tersusun dari beberapa struktur yang sangat
berbeda, terdapat lapisan yang tersusun dari lipida. Lapisan lipida ini
berfungsi sebagai penyekat terhadap panas. Di atas lapisan ini terdapat bagian
yang tersusun dari protein, yang menyebabkan kulit bersifat elastis.
Pada kedalaman satu sentimeter di bawah kulit, terdapat lapisan-lapisan
yang dibentuk oleh lipida dan protein, yang mengandung bermacam-macam pembuluh.
Gambaran ini tidak indah, bahkan menakutkan. Kulit menutupi struktur-struktur
tersebut, memberikan keindahan pada tubuh dan melindungi diri kita dari
pengaruh lingkungan. Semua hal itu sudah cukup untuk menunjukkan betapa
pentingnya keberadaan kulit bagi tubuh kita.
Kulit memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita.
Beberapa di antaranya adalah:
Kulit mencegah
gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh: Kedua sisi epidermis
(lapisan luar kulit) bersifat kedap air. Keistimewaan ini digunakan untuk
mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh. Kulit adalah organ yang lebih
penting dari telinga, hidung, bahkan mata. Kita dapat tetap hidup tanpa organ
indriawi lain, tetapi manusia tidak mungkin dapat bertahan hidup tanpa kulit.
Tanpa kulit, tidak mungkin air, sebagai cairan terpenting bagi tubuh manusia,
dapat disimpan dalam tubuh.
Kulit bersifat kuat
dan lentur: Sebagian besar sel epidermis adalah sel mati. Sebaliknya, dermis
tersusun atas sel-sel hidup. Nantinya, sel-sel epidermis mulai kehilangan
ciri-ciri seluler dan berubah menjadi zat yang keras disebut keratin. Keratin
merekatkan sel-sel mati tersebut dan membentuk pelindung bagi tubuh. Mungkin
terpikir bahwa kita akan lebih terlindung bila keratin lebih tebal dan keras,
tetapi sesungguhnya tidaklah demikian. Bila kulit kita sekeras dan setebal
kulit badak, kita akan kehilangan keleluasaan dalam bergerak.
Pada makhluk hidup apa pun, kulit tidak pernah lebih tebal dari yang
dibutuhkan. Struktur kulit memiliki keseimbangan dan kontrol yang sangat baik.
Misalkan sel-sel epidermis mati terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Pada
kondisi ini, kulit kita akan terus menebal, dan menjadi setebal kulit buaya.
Namun, hal ini tidak pernah terjadi. Tebal kulit selalu pas. Bagaimana mungkin
hal ini terjadi? Bagaimana sel-sel kulit mengetahui pada ketebalan mana proses
kematian sel harus berhenti?
Sangat tidak masuk akal bila kita menyatakan bahwa sel-sel dalam
jaringan kulit mampu menentukan sendiri kapan mereka harus berhenti, atau bahwa
semua hanyalah kebetulan. Struktur kulit menunjukkan desain yang jelas, dan
tiada keraguan Allah yang Maha Memelihara seluruh dunia, Yang Maha Esa, yang
menciptakan semua rancangan ini.
Kulit memiliki
mekanisme untuk mendinginkan suhu tubuh pada cuaca panas: Dermis (lapisan di
bawah epidermis) dikelilingi pembuluh-pembuluh yang sangat tipis, yang tidak
hanya mengalirkan nutrisi ke kulit, tetapi juga mengawasi kadar darah di
dalamnya. Ketika suhu tubuh meningkat, pembuluh darah halus akan mengembang dan
membantu agar darah yang terlalu panas dapat diangkut ke lapisan luar kulit,
yang relatif lebih dingin, dan panas akan dilepaskan. Mekanisme lain untuk
mendinginkan tubuh adalah berkeringat: kulit manusia memiliki banyak lubang
kecil yang biasa disebut pori-pori. Pori-pori ini mencapai lapisan terbawah
kulit, tempat adanya kelenjar keringat. Kelenjar ini akan mengeluarkan air
(yang didapat dari darah) melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat ini
menggunakan panas tubuh untuk menguap, sehingga suhu tubuh pun menurun.
Kulit mempertahankan
panas di dalam tubuh pada cuaca dingin: Pada cuaca dingin, kegiatan
kelenjar keringat melambat dan pembuluh darah halus menyempit. Hal tersebut
akan menurunkan peredaran darah di bawah kulit, dan ini mencegah terlepasnya
panas dari tubuh.
Semua gambaran di atas menunjukkan bahwa kulit adalah organ yang
sempurna, yang secara khusus diciptakan untuk memudahkan kehidupan kita. Kulit
melindungi kita, berfungsi sebagai pendingin dan pemanas, dan memudahkan
pergerakan tubuh karena sifatnya yang lentur. Dan lebih dari semua itu, kulit
sangat indah dilihat.
Kita bisa saja memiliki kulit yang tebal dan kasar. Kita dapat pula
memiliki kulit yang tidak lentur, yang akan retak bila kita menjadi gendut.
Kita dapat memiliki kulit yang bisa menyebabkan kita pingsan kepanasan pada
musim panas atau menyebabkan kita beku di musim dingin. Namun, Allah yang telah
menciptakan kita, telah menutupi tubuh kita dengan sangat baik dan indah.
Dialah “Yang Menciptakan, Yang
Mengadakan, Yang Membentuk Rupa.” (Surat
al Hasyr: 24).
Jantung
Jantung adalah bagian terpenting pada sistem peredaran darah,
menghubungkan 100 triliun sel pada tubuh manusia satu demi satu. Jantung
memiliki empat ruangan yang memompa darah bersih (kaya-oksigen) dan darah kotor
(kaya-karbondioksida) ke berbagai bagian tubuh tanpa tercampur. Katupnya
berfungsi sebagai pengaman. Jantung bergantung pada keseimbangan yang sangat
rapuh.
Jantung kita, yang tidak pernah berhenti berdenyut selama kita hidup,
adalah salah satu bukti ciptaan Allah yang paling jelas.
Jantung mulai berdenyut semenjak bayi berada dalam rahim ibunya, dan
akan bekerja tanpa henti seumur hidup, dengan irama 70-100 denyut per menit.
Jantung hanya beristirahat selama setengah detik antara setiap denyut dan ia
berdenyut kira-kira 10.000 kali dalam sehari. Kalau melihat rentang umur
manusia, kita akan mendapatkan angka yang sangat sukar dihitung.
Semua struktur jantung, yang urutan kerjanya teramat rumit, dirancang
secara khusus. Di dalam jantung, setiap detail telah dipertimbangkan: darah
bersih dan darah kotor tidak saling bercampur, pengaturan tekanan tubuh, kerja
yang dibutuhkan untuk mengantar nutrisi ke seluruh tubuh, dan sistem-sistem
yang memompa darah hanya sebanyak yang dibutuhkan. Jantung dirancang sesuai
dengan semua kebutuhan tersebut.
Di dalam jantung, yang merupakan perancangan yang keajaiban, terdapat
sistem yang begitu rumit, tidak mungkin ia terbentuk secara kebetulan. Semua
kemampuan ini menghadirkan bagi kita perancangnya, yaitu Allah Pemelihara
seluruh alam, Yang menciptakan tanpa cacat dan tanpa contoh.
Beberapa ciri-ciri jantung adalah sebagai berikut:
Jantung terletak di
tempat yang sangat terlindung di dalam tubuh: Jantung yang merupakan
salah satu organ terpenting, dirancang khusus untuk ditempatkan di dalam rongga
dada sehingga terlindung dari luar.
Darah bersih tidak
bercampur dengan darah kotor: Di dalam jantung, darah bersih dan darah kotor
senantiasa bergerak. Suatu jaringan khusus membagi jantung menjadi empat
ruangan yang berbeda-beda. Bagian atas terdiri atas serambi kanan dan kiri yang
merupakan ruang pengisian. Serambi mengalirkan darah ke bilik di bawahnya.
Berkat pengaturan yang rapi, darah bersih dan darah kotor tidak pernah
bercampur.
Jantung mengatur tekanan darah sehingga tidak
membahayakan organ tubuh: Jantung bekerja tidak seperti
satu pompa tunggal, tetapi seperti dua pompa yang berdampingan, yang memiliki
bilik dan serambi sendiri-sendiri. Pemisahan ini juga membagi dua
sistem peredaran darah. Bagian kanan jantung mengirim darah bertekanan rendah
ke paru-paru, sedangkan bagian kiri memompakan darah bertekanan tinggi ke
seluruh tubuh. Pengaturan tekanan ini sangat penting, sebab jika darah yang
dipompakan ke paru-paru memiliki tekanan sama dengan darah yang dikirim ke
seluruh tubuh, paru-paru dapat pecah karena tidak kuat menahan tekanan.
Keseimbangan yang sempurna pada jantung tidak memungkinkan masalah seperti ini
terjadi di paru-paru, karena jantung telah dirancang tanpa cacat.
Jantung berfungsi sebagai alat transportasi beberapa
bahan yang dibutuhkan organ tubuh: Darah bersih dari
jantung diangkut ke jaringan melalui aorta. Darah yang mengandung banyak
oksigen tersebut disalurkan ke seluruh sel melalui pembuluh darah. Selama
beredar di dalam pembuluh kapiler, darah tidak hanya menyalurkan oksigen,
tetapi juga zat lain, seperti hormon, makanan, dan beberapa jenis yang lain ke
jaringan.
Jantung memiliki katup yang mengatur arah aliran darah
dan bekerja dengan sangat serasi: Di dalam jantung terdapat
katup pada setiap ruangan, yang mencegah darah mengalir ke arah berlawanan.
Katup antara bilik dan serambi terbuat dari jaringan berserat dan dilekatkan
oleh otot yang sangat tipis. Jika salah satu otot tidak berfungsi, darah
berlebih akan bocor memasuki serambi. Hal ini dapat mengakibatkan penyakit jantung,
bahkan bisa menyebabkan kematian. Kondisi seperti ini hanya dijumpai dalam
orang yang mengidap penyakit.
Jantung memompakan sejumlah darah yang diperlukan,
menuruti kondisi yang berubah-ubah: Jumlah darah yang
dipompakan oleh jantung berubah sesuai kebutuhan tubuh. Dalam kondisi normal,
jantung berdenyut 70 kali per menit. Pada saat tubuh berolahraga dan otot
memerlukan oksigen lebih banyak, jantung meningkatkan pompaan darah sampai 180
kali per menit. Apa yang terjadi andai jantung tidak berfungsi seperti ini?
Andai jantung bekerja dengan kecepatan pemompaan yang normal di saat tubuh
memerlukan lebih banyak energi, keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat
cedera. Akan tetapi, hal seperti itu tidak terjadi karena struktur jantung
sangat sempurna. Tanpa perlu manusia mengaturnya, jantung sudah mengatur
sendiri jumlah darah yang ia pompakan.
Meski tidak dikendalikan manusia, jantung berfungsi
sebagaimana mestinya: Jumlah darah yang dipompa
jantung dikendalikan oleh sebuah sistem saraf khusus. Saat kita tidur maupun
terjaga, sistem saraf kita dengan sendirinya mengatur jumlah darah yang dipompa
dan kecepatan pompaan. Sungguh sempurna struktur jantung yang mengatur kapan,
di mana, dan bagaimana darah diperlukan. Karena jantung tidak mungkin bisa membentuk
sistem sendiri dan karena sistem yang sempurna ini tidak mungkin terbentuk
secara kebetulan, ini menunjukkan bahwa jantung diciptakan. Allah, yang memiliki pengetahuan tak terbatas,
merancangnya dengan sangat sempurna.
Jantung bekerja dengan sistem elektrik khusus: Otot yang membuat jantung berdenyut (dikenal sebagai otot jantung)
berbeda dengan otot lain dalam tubuh. Sel otot biasa berkontraksi ketika
dirangsang oleh sistem saraf, sedangkan otot jantung mengerut dengan
sendirinya. Sel otot jantung mampu memulai dan menyebarkan arus listrik
sendiri. Meskipun setiap sel memiliki kemampuan ini, tak ada yang mengerut
sendiri-sendiri dan melawan perintah dari sistem yang mengendalikannya. Dengan
kata lain, sel-sel tersebut tidak pernah menimbulkan kekacauan yang mengganggu
kerja jantung. Saat sebagian sel mengerut, sebagian yang lain beristirahat.
Sel-sel yang membentuk rantai ini bertindak bersama-sama sesuai tiap perintah
yang diberikan oleh sistem. Lagi-lagi, sebuah keserasian yang sangat sempurna
tengah berlangsung.
Seperti
terlihat dalam ciri-cirinya, struktur jantung memperlihatkan kesempurnaan
rancangan, bahwa ia diciptakan, sehingga mengharuskan adanya Sang Pencipta. Hal
ini menunjukkan kita kepada Allah, Sang Pemelihara dunia dan segala isinya,
Yang tidak tampak, Yang memperlihatkan diri-Nya kepada kita melalui segala
sesuatu yang diciptakan-Nya.
Demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu. (QS. Al-An’am: 102).
Tangan
Tangan kita, yang dapat
digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh,
membuka halaman surat kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting dari tangan
adalah kemampuannya untuk bekerja efisien dalam beragam kegiatan. Dengan
dilengkapi otot dan saraf yang sangat banyak, lengan membantu tangan kita untuk
memegang benda dengan erat atau longgar sesuai dengan kondisinya. Misalnya,
tangan manusia yang terkepal dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg.
Sebaliknya, tangan kita juga dapat merasakan melalui ibu jari dan jari telunjuk
sehelai kertas dengan ketebalan sepersepuluh milimeter.
Jelas,
kedua tindakan ini sangat berbeda sifatnya. Yang satu memerlukan kepekaan,
sedangkan yang lain memerlukan kekuatan yang besar. Namun, kita tak perlu
sedetik pun memikirkan apa yang perlu kita lakukan ketika kita akan mengambil
sehelai kertas dengan kedua jari atau memukul dengan kepalan. Kita pun tak
perlu memikirkan cara menyesuaikan kekuatan tangan kita untuk kedua tindakan
ini. Kita tak pernah berkata, “Sekarang saya hendak memungut sehelai kertas.
Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 500 g. Sekarang saya akan mengangkat
seember air. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 40 kg.” Kita tidak pernah
repot-repot memikirkannya.
Alasannya adalah tangan manusia dirancang
untuk melakukan semua tindakan ini secara simultan. Tangan diciptakan bersamaan
dengan seluruh fungsinya dan semua strukturnya yang terkait.
Semua jari tangan memiliki panjang, posisi, dan proporsi yang
bersesuaian. Contohnya, kekuatan kepalan yang dibentuk tangan yang memiliki ibu
jari normal itu lebih besar daripada kekuatan kepalan yang dibentuk tangan yang
memiliki ibu jari pendek. Ini karena, dengan panjang yang sesuai, ibu jari
dapat menutupi jari-jari lainnya dan membantu menambah kekuatan dengan
mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak detail kecil pada struktur tangan: misalnya, tangan memiliki
struktur-struktur yang lebih kecil di samping otot dan saraf. Kuku pada ujung
jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki fungsi. Ketika memungut jarum
dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari. Permukaan kasar pada ujung jari
dan kuku membantu kita memungut benda kecil. Kuku memiliki peranan yang sangat
penting dalam mengatur tekanan kecil yang dikerahkan jari pada benda yang
dipegangnya.
Keistimewaan khusus tangan lainnya adalah tangan tidak pernah
kelelahan.
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan bersusah-payah berusaha membangun
tangan buatan. Sejauh ini, tangan-tangan robot yang dihasilkan memiliki
kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi ia tak memiliki kepekaan
sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemampuan melakukan beragam pekerjaan.
Banyak pakar setuju bahwa kita tidak bisa membuat tangan robot yang
memiliki fungsi tangan yang lengkap. Insinyur Hans J. Schneebeli yang merancang
tangan robot, yang dikenal sebagai “Tangan Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin
lama dia membuat tangan robot, semakin dia mengagumi tangan manusia. Dia
menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai kita dapat membuat tangan robot
yang mampu mungkin melakukan sejumlah kecil saja pekerjaan yang dapat dilakukan
tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia berfungsi secara berkoordinasi dengan mata.
Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak dan tangan bergerak menurut
perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini berlangsung dalam waktu yang
sangat singkat dan tak diperlukan usaha khusus untuk melakukannya. Di lain
pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada penglihatan dan sentuhan. Untuk
setiap gerakan diperlukan perintah yang berbeda-beda. Selain itu, tangan robot
tidak mampu melakukan bermacam-macam fungsi. Contohnya, tangan robot untuk
bermain piano tidak dapat memegang palu, dan tangan robot untuk memegang palu
tidak dapat memegang telur tanpa memecahkannya. Beberapa tangan robot yang
terakhir diproduksi hanya mampu melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini
masih sangat primitif jika dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia.
Ketika Anda memikirkan kedua tangan yang bekerjasama secara harmonis,
kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang lagi.
Allah merancang tangan sebagai organ khusus bagi manusia. Dengan segala
aspeknya, tangan manusia memperlihatkan kesempurnaan dan keunikan seni ciptaan
Allah.
Kesimpulan
Berbagai
mekanisme menakjubkan dalam tubuh manusia ini umumnya berfungsi tanpa
sepengetahuan atau kesadarannya manusia. Detak jantung, fungsi hati, peremajaan
kulit seluruhnya terjadi di luar pengetahuan langsung kita. Demikian pula
halnya dengan ratusan organ manusia lainnya yang tidak diuraikan di sini.
Bahkan kita tidak menyadari bahwa ginjal kita menyaring darah, lambung kita
mencerna makanan yang kita makan, gerakan usus kita, atau kerja paru-paru yang
sempurna dalam membantu kita bernapas.
Manusia baru menyadari betapa berharganya tubuhnya ketika dia jatuh
sakit dan organ tubuhnya tidak berfungsi.
Jadi, bagaimana mekanisme sempurna ini ada pada tubuh manusia?
Pertanyaan ini tidak terlalu sulit dijawab bagi manusia beriman, yang memiliki
pengetahuan untuk memahami dan merasakan bahwa tubuhnya telah “diciptakan”.
Pernyataan para pakar evolusi bahwa tubuh ini terbentuk secara
kebetulan adalah pernyataan yang menggelikan, karena mereka menyatakan bahwa
sejumlah peristiwa kebetulan dapat membentuk suatu organisme. Akan tetapi,
tubuh manusia hanya dapat berfungsi jika seluruh organnya utuh. Manusia tanpa
ginjal, jantung, atau usus tidak bisa hidup. Meskipun organ-organ ini ada,
manusia tidak mampu bertahan hidup jika organ-organ tersebut tidak berfungsi
dengan baik.
Oleh karena itu, tubuh manusia pastilah terbentuk secara utuh supaya
dapat bertahan hidup dan meneruskan kelangsungan hidup generasinya. Tubuh
manusia “terbentuk secara bersamaan dan sempurna” berartin manusia
“diciptakan”.
Kami telah
menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak membenarkan? Maka, terangkanlah
kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, atau
Kamikah yang menciptakannya? Kami telah menentukan kematian di antara kamu,
Kami sekali-kali tidak dapat dihalalkan untuk menggantikan kamu dengan
orang-orang yang seperti kamu dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang
tidak kamu ketahui. (Surat Al Waaqi’ah: 57-61).
Sistem Pertehanan
Sebagaimana kita ketahui, masalah pertahanan selalu
ditempatkan sebagai prioritas utama pada sebuah negara demi kelangsungan
eksistensinya. Semua bangsa selalu mewaspadai semua gangguan internal maupun
eksternal, serangan, perang, dan aksi teroris. Hal inilah yang menyebabkan
besarnya alokasi anggaran biaya negara pada bidang pertahanan. Angkatan
bersenjata harus dilengkapi dengan pesawat tempur, kapal laut, dan senjata
paling mutakhir. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan
pertahanan harus selalu berada dalam keadaan siap-siaga yang tinggi.
Tubuh
manusia dikelilingi banyak musuh dan ancaman. Musuh itu adalah bakteri, virus,
dan berbagai organisme mikroskopis lainnya. Mereka ada di mana-mana: di udara
yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan lingkungan
yang kita huni.
Yang
tidak disadari oleh kebanyakan orang adalah bahwa tubuh manusia juga memiliki
angkatan bersenjata tangguh yang bertempur melawan musuh. Angkatan bersenjata
itu disebut sistem kekebalan tubuh. Sistem ini terdiri atas banyak “petugas”
dan “tentara” dengan tugas yang berbeda-beda, terlatih secara khusus,
menggunakan teknologi canggih, dan bertempur dengan senjata konvensional serta
senjata kimia.
Setiap
hari, bahkan setiap menit, terjadi pertempuran abadi antara sistem kekebalan
tubuh dan pasukan musuh, tetapi kita tidak menyadarinya. Pertempuran ini bisa
berupa pertempuran kecil-kecilan dan lokal, juga bisa peperangan pada sekujur
tubuh kita. Peperangan
ini biasa kita sebut penyakit.
Garis
besar strategi peperangan ini hampir tidak pernah berubah. Pihak musuh berupaya
mengelabui lawannya dengan menyamar saat menyerang ke dalam tubuh. Tubuh kita
menugaskan pasukan penyelidik terlatih untuk mengenali musuh. Setelah musuh
dikenali, diproduksilah senjata yang tepat untuk memusnahkan mereka. Kemudian,
terjadilah pertempuran jarak dekat, kekalahan pihak musuh, gencatan senjata,
dan pembersihan medan pertempuran. Langkah terakhir adalah penyimpanan semua
data dan informasi tentang musuh sebagai pencegahan terhadap kemungkinan
serangan selanjutnya….
Mari
kita lihat lebih dekat jalannya peperangan ini:
Tubuh Manusia: Benteng Yang Terkepung
Tubuh
manusia dapat diumpamakan sebagai benteng yang terkepung oleh musuh. Musuh
mencari segala macam cara untuk menyerbu benteng ini. Kulit merupakan tembok
benteng ini.
Zat
keratin dalam sel kulit merupakan rintangan yang tidak dapat ditembus bakteri
dan jamur. Zat
asing yang mencapai kulit tidak dapat melewati tembok ini. Selain itu, walaupun
lapisan luar kulit yang mengandung keratin ini terus-menerus terkikis, kulit
diperbarui lagi oleh kulit baru yang tumbuh di bawahnya. Dengan demikian, tamu
tak diundang yang terjebak di antara lapisan kulit dibuang dari tubuh bersamaan
dengan kulit mati, selama berlangsungnya proses pembaruan kulit dari dalam ke
luar. Musuh hanya dapat masuk dari luka yang terjadi pada kulit.
Daerah Garis
Depan
Salah satu jalan masuk virus ke dalam tubuh
manusia adalah udara. Musuh dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita
hirup. Akan tetapi, sekresi khusus dalam membran sel mukosa pada hidung dan
unsur-unsur pertahanan dalam paru-paru yang mampu menelan sel (fagosit) akan
menyambut musuh dan mengendalikan situasi sebelum bahaya meningkat. Enzim-enzim
pencernaan dalam asam lambung dan usus dua belas jari juga dapat membasmi
sejumlah besar mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Perang Sesama
Musuh
Ada beberapa jenis mikroba yang
telah menetap pada berbagai bagian tubuh manusia (misalnya kulit, lipatan
kulit, mulut, hidung, mata, saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, alat
kelamin), tetapi tidak menimbulkan penyakit.
Ketika mikroba asing memasuki tubuh, mikroba
domestik ini menganggap habitatnya terancam dan tidak akan menyerahkannya
begitu saja. Mereka bertempur mati-matian. Mikroba domestik ini
adalah prajurit profesional. Mereka mencoba melindungi wilayahnya demi
kelangsungan hidup. Dengan demikian, pertahanan tubuh kita yang kompleks ini
diperkuat oleh bantuan mikroba domestik tersebut.
Tahap-Tahap Menuju Peperangan Besar
Bila
penyusup mikroskopis yang masuk ke dalam tubuh dapat melumpuhkan pengawal di
garis depan maupun bakteri domestik yang ada, genderang perang mulai ditabuh.
Kemudian tubuh, dengan organisasi pertahanan yang tertata rapi, melakukan
peperangan dengan taktik bertahan-dan-menyerang untuk melawan pasukan asing.
Proses
peperangan yang dilakukan sistem pertahanan tubuh terdiri atas:
1.
Pengenalan musuh.
2.
Penguatan sistem pertahanan dan
persiapan senjata untuk menyerang.
3.
Penyerbuan dan pertempuran.
4.
Pengentian peperangan dan
kembali ke keadaan normal.
Sel
yang pertama kali bertemu musuh adalah sel makrofag, yang memproduksi
fagositosis, yang berfungsi menelan musuh. Sel-sel ini terlibat dalam
pertempuran jarak dekat dan perkelahian satu lawan satu. Mereka bagaikan
pasukan infantri yang melakukan perang bayonet melawan unit-unit musuh dan berjuang
jauh di garis depan.
Sel-sel
makrofag juga berfungsi sebagai unit intelijen atau agen rahasia. Mereka
menyimpan sebagian potongan tubuh musuh yang telah dikalahkan. Potongan tubuh
ini dipergunakan untuk mengenali musuh dan meneliti ciri-cirinya. Makrofag
memberikan potongan ini kepada unit intelijen yang lain, sel T-messenger.
Tanda Bahaya
Bila
suatu negara terlibat dalam perang, negara tersebut akan mengumumkan mobilisasi
umum. Hampir seluruh sumber daya alam dan anggaran belanja negara digunakan untuk
keperluan perang. Perekonomian ditata ulang, disesuaikan dengan kondisi negara
yang tidak biasa ini dan seluruh negara terlibat dalam pergerakan ini. Dalam
perang, tentara pertahanan tubuh akan melawan bersama-sama, tanda bahaya akan
dikumandangkan. Tidakkah
Anda ingin tahu bagaimana hal tersebut terjadi?
Bila musuh yang dihadapi lebih kuat, barisan
pertahanan (makrofag) yang melancarkan serangan ini mengeluarkan senyawa
khusus. Senyawa tersebut bernama “pirogen”, semacam panggilan tanda bahaya.
Setelah menempuh perjalanan jauh, “pirogen” akan sampai di otak dan merangsang
pusat peningkatan demam di otak. Selanjutnya, otak akan menghidupkan tanda
bahaya di dalam tubuh dan orang tersebut akan terserang demam. Pasien yang
demam tinggi secara alami akan merasa membutuhkan istirahat. Dengan
beristirahat, energi yang dibutuhkan tentara pertahanan di dalam tubuh tidak
dihabiskan oleh unsur tubuh yang lain. Sebagaimana kita lihat, suatu rencana
dan rancangan yang sangat kompleks sedang berjalan.
Tentara Yang
Bertugas Mulai Beraksi
Perang antara pengacau mikroskopis dan sistem
kekebalan tubuh menjadi lebih kompleks setelah terjadinya mobilisasi, yaitu
kita jatuh sakit dan beristirahat di tempat tidur. Pada tahap ini, pasukan
infantri (fagosit) dan pasukan kavaleri (makrofag) terbukti tidak cukup.
Seluruh tubuh menyalakan tanda bahaya dan perang semakin memanas. Pada tahap
ini, limfosit—(sel-sel T dan B)—turun tangan.
Tentara kavaleri (makrofag) menyampaikan
informasi yang dimilikinya mengenai musuh kepada sel-sel T yang membantunya. Sel-sel kavaleri memanggil sel-sel T-sitotoksik dan sel-sel B ke medan
perang. Mereka ini adalah petarung yang paling efektif dalam sistem kekebalan
tubuh.
Enjataproduksi Persan
Begitu
sel-sel B mendapatkan informasi tentang musuh, mereka langsung membuat
persenjataan. Senjata-senjata ini, seperti peluru balistik, dibuat khusus untuk
menghancurkan musuh berdasarkan informasi yang diperoleh. Pembuatan senjata ini
sangat sempurna, sehingga struktur tiga dimensi dari pengacau mikroskopis dan
struktur tiga dimensi dari senjata yang dihasilkan sepenuhnya cocok.
Kesesuaiannya seperti antara kunci dan gembok.
Antibodi
maju mendekati musuh dan mengapitnya kuat-kuat. Setelah tahap ini, musuh
dilumpuhkan, seperti tank menghancurkan meriam dan senapan. Kemudian, anggota
lain sistem kekebalan tubuh akan datang dan membasmi musuh yang telah
dilumpuhkan tersebut.
Di sini
terdapat hal yang penting direnungkan: terdapat jutaan jenis musuh yang
dihadapi sistem kekebalan tubuh. Sel-sel B dapat memproduksi senjata yang
sesuai dengan semua jenis musuh, apa pun jenisnya. Ini berarti sistem kekebalan
tubuh secara alami memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memproduksi kunci
yang sesuai dengan jutaan jenis gembok. Sel-sel yang tidak mempunyai kesadaran
ini memiliki kemampuan untuk membuat jutaan jenis antibodi, dan mereka
menggunakannya dengan baik. Hal ini membuktikan adanya penciptaan oleh sang
Pemilik kekuasaan yang sangat tinggi.
Lebih
jauh lagi, sistem ini sangat rumit. Pada saat sel-sel B menghancurkan musuh
dengan senjata balistik yang dimilikinya, sel-sel T-sitotoksik juga sedang
berjuang dalam perang sengit melawan musuh. Bila virus-virus memasuki suatu
sel, virus-virus tersebut dapat bersembunyi dari senjata yang dihasilkan oleh
sel-sel B. Sel T-sitotoksik dapat menemukan sel-sel sakit tempat musuh menyamar
dan bersembunyi, lalu menghancurkan mereka.
Setelah Kemenangan
Setelah
musuh dikalahkan, sel-sel T-supresor akan mulai beraksi. Sel-sel ini
memerintahkan barisan pertahanan untuk mengadakan genjatan senjata, dan
menyebabkan sel-sel T dan B menghentikan kegiatannya. Dengan demikian, tubuh
tidak terus-menerus berada dalam kondisi mobilisasi yang sia-sia. Setelah
perang berakhir, sebagian besar sel-sel T dan B yang dihasilkan khusus untuk
perang itu merampungkan daur hidupnya lalu mati. Walaupun demikian, perang yang
berat ini tidak dilupakan. Sebelum perang, sedikit waktu diluangkan untuk
mengenali musuh dan mempersiapkan segala yang dibutuhkan. Bila musuh yang sama
kembali, tubuh akan lebih siap. Sekelompok sel memori, yang sudah mengetahui
ciri-ciri musuh, akan terus bertugas dalam sistem kekebalan tubuh hingga masa
yang akan datang. Bila terjadi serangan kedua, sistem kekebalan tubuh, dengan
informasi yang terdapat pada sel-sel memori, telah memiliki cara yang tepat
untuk beraksi sebelum musuh menghimpun kekuatan. Inilah sebabnya tidak
terjangkiti campak dan cacar dua kali sesudah kita terkena penyakit tersebut,
yakni karena daya ingat sistem kekebalan tubuh yang kita miliki.
Siapakah Yang Menciptakan Sistem Ini?
Setelah
melihat keterangan yang ada, kita harus meluangkan waktu dan berpikir.
Bagaimana sistem kekebalan tubuh yang sangat sempurna ini, yang mempertahankan
kelangsungan hidup kita, dapat muncul? Ada rancangan sempurna yang bekerja. Segala
sesuatu yang dibutuhkan untuk menjalankan rancangan ini lengkap adanya:
makrofag, senyawa “pirogen”, pusat peningkat demam di dalam otak, mekanisme
pembuatan demam pada tubuh, sel B, sel T, senjata…. Bagaimana sistem yang
sempurna ini muncul?
Tidak mengherankan, teori evolusi, yang
menyatakan bahwa mahluk hidup muncul secara kebetulan, tidak dapat menjelaskan
bagaimana sistem yang kompleks ini dapat muncul. Teori evolusi menyatakan bahwa
makhluk hidup dan sistem kehidupan muncul langkah-demi-langkah melalui
akumulasi kebetulan-kebetulan yang kecil. Namun, sistem kekebalan tubuh tidak
mungkin berasal terjadi langkah-demi-langkah, bagaimanapun caranya. Bila
terjadi kekurangan atau kesalahan fungsi satu saja faktor yang membangun sistem
tersebut, sistem ini tidak dapat bekerja dan manusia tidak dapat hidup. Sistem
harus muncul secara utuh dan sempurna, beserta seluruh komponen yang
dibutuhkannya. Kenyataan ini menjadikan gagasan “kebetulan” tidak ada artinya.
Jadi, siapakah yang membuat rancangan ini?
Siapakah yang mengetahui bahwa suhu tubuh harus meningkat dan demam? Bahwa
hanya dengan cara inilah energi yang dibutuhkan barisan pertahanan tubuh tidak
akan digunakan oleh bagian tubuh yang lainnya? Apakah makrofag? Makrofag
hanyalah sel-sel yang kecil. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir.
Mereka mahluk hidup yang patuh pada tatanan yang lebih tinggi, dan memenuhi
tugas yang diberikan.
Apakah ia manusia? Tentu bukan. Manusia
bahkan tidak sadar akan adanya sistem yang sangat sempurna ini bekerja di dalam
tubuh mereka. Akan tetapi, walaupun tidak disadari, sistem ini melindungi kita
dari kematian akibat penyakit.
Sangatlah jelas bahwa yang menciptakan sistem
kekebalan tubuh, dan yang menciptakan seluruh tubuh manusia, haruslah sang
Pencipta yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan yang sangat tinggi. Pencipta
itu adalah Allah, Dia yang menciptakan tubuh manusia dari “setetes cairan”.
BAB
III: TANDA-TANDA KEKUASAAN ALLAH PADA MAKHLUK HIDUP
Para Pemangsa Ulung
Dalam ayat keenam dalam surat Hud, Allah menyatakan bahwa Dia menyediakan
rezeki atau “makanan” bagi semua makhluk, yakni seluruh pemberian yang tersedia
bagi kelangsungan hidup mereka.
Dan tidak ada suatu binatang
melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui
tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam
kitab yang nyata. (Surat Hud: 6)
Jika kita perhatikan keadaan sekitar secara saksama dan bijaksana,
akan terlihat dengan mudah bagaimana Allah “memberi makan” semua makhluk hidup.
Semua makanan dan minuman merupakan benda yang “diciptakan” dan “dibuat”. Air
yang kita minum, roti, buah, dan sayuran yang kita makan, merupakan hasil
penciptaan yang khusus.
Misalnya buah jeruk. Jeruk
terbentuk pada dahan pohon, yang sebenarnya merupakan kumpulan kayu. Pohon itu
menyerap mineral dan air dari tanah, lalu mengombinasikannya dengan energi yang
diperoleh dari matahari. Jeruk yang dihasilkannya sangat berkhasiat bagi tubuh,
sangat lezat dan harum saat dimakan. Selain itu, jeruk memiliki kemasan yang
sangat sehat serta menarik secara estetika.
Bagaimana pohon dapat
menghasilkan buah seperti itu? Mengapa buahnya bermanfaat bagi tubuh? Mengapa
semua buah-buahan mengandung vitamin penting yang sesuai dengan musim
tumbuhnya? Mengapa rasanya sangat lezat dan tidak pahit? Mengapa aromanya begitu harum dan tidak berbau busuk?
Tentu saja, pohon hanya tersusun dari kayu dan tidak
mungkin dapat menghasilkan buah dengan sendirinya, lalu melengkapi buah itu
dengan zat-zat yang penting bagi manusia. Sebagaimana Allah menjamin kehidupan
manusia, Dia juga menjamin kehidupan hewan. Pada halaman-halaman berikut akan
dibahas teknik-teknik berburu yang digunakan sebagian makhluk hidup untuk
mencari makan.
Sebenarnya sangat mudah bagi manusia untuk memahami kekuasaan dan kekuatan
Allah bila ia sungguh-sungguh mempelajari, dalam batas-batas kearifan dan
logikanya, sistem yang dianugerahkan kepada hewan untuk mendapatkan makanan.
Setiap hewan yang dibahas dalam bab ini hanyalah sedikit saja dari sekian
banyak contoh agung yang disebarkan Allah di muka bumi.
Misalnya, betapa menakjubkan “teknik memangsa” yang dimiliki ikan pada
halaman berikut. Ikan itu tidak mengejar mangsa, ataupun diam-diam mengintai
lalu menyergap. Sekilas, ia tidak tampak berbeda dengan ikan lain. Namun,
begitu siripnya ia angkat, seekor “ikan palsu” muncul pada punggungnya. Saat
ikan lain mendekati ikan palsu kecil ini, tanpa menyadari pemilik sirip yang
sesungguhnya, ia akan dimangsa dengan mudah.
Apakah ikan ini menciptakan sendiri sirip yang mirip ikan kecil ini? Atau,
apakah ada serangkaian kebetulan yang membentuk sirip itu pada ikan? Mustahil
ikan tersebut mampu merancang dan melakukan cara memangsa yang demikian hebat.
Tak perlu diragukan lagi, semua kemampuan yang luar biasa tersebut membawa kita
pada sebuah kenyataan: adanya Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Pencipta.
Labah-labah Pelompat
Biasanya, labah-labah
membuat jaring dan menunggu serangga terperangkap. Namun
sebaliknya, labah-labah pelompat justru mengejar mangsa. Dengan melompat gesit,
ia mampu menangkap lalat yang terbang setengah meter di atasnya.
Untuk menghasilkan lompatan luar
biasa ini, ia menggunakan kedelapan kakinya yang bekerja dengan prinsip tekanan
hidrolis. Lalu, dengan tiba-tiba ia mencapai mangsa dan menusukkan rahangnya
yang kuat. Lompatan ini biasanya dilakukan di tengah kerimbunan dedaunan.
Labah-labah tersebut harus memperhitungkan sudut yang paling sesuai untuk
melakukan lompatan yang berhasil, serta mempertimbangkan kecepatan dan arah
mangsanya.
Yang lebih menarik adalah cara labah-labah ini menyelamatkan diri setelah
menangkap mangsa. Ia bisa saja mati, sebab ketika melompat untuk menangkap
mangsanya, ia meluncur ke udara dan dari ketinggian itu bisa jatuh terhempas ke
tanah (labah-labah ini biasanya hidup di pucuk-pucuk pohon). Namun, labah-labah
ini tidak bernasib demikian. Sebelum melompat, ia mengeluarkan benang yang
menempel pada ranting pohon, sehingga tubuhnya tetap tergantung di udara dan
mencegahnya jatuh ke tanah. Benang ini begitu kuat, mampu menahan beban
labah-labah dan mangsanya sekaligus.
Keistimewaan lain yang menarik adalah, racun yang ia suntikkan mampu
mencairkan jaringan tubuh mangsa. Jaringan tubuh yang telah dicairkan inilah
yang ia jadikan makanan.
Tentu saja, kemampuan labah-labah ini tidak dihasilkan oleh kebetulan. Ia
harus memiliki dua jenis keterampilan sekaligus: melompat, dan secara
bersamaan, membuat benang yang mencegahnya jatuh. Bila tidak dapat melompat, ia
akan kelaparan dan mati. Bila ia tidak dapat membuat benang atau benang itu tak
cukup kuat, tubuhnya akan terhempas ke tanah. Oleh karena itu, ia harus
mempunyai struktur tubuh yang sesuai untuk melompat dan juga suatu sistem untuk
menghasilkan benang yang kuat saat ia mengangkat mangsanya.
Selain itu, labah-labah itu juga bukan sekadar sebuah mekanisme yang
menghasilkan benang dan melompat, melainkan suatu organisme hidup yang rumit,
beserta segala keunikan fisiknya secara utuh. Perkembangan kemampuan ini tidak
boleh tertunda. Sebagai contoh, mungkinkah ada seekor labah-labah tanpa sistem
pencernaan yang lengkap?
Sudut
Pandang 360°
Keunikan lain labah-labah pelompat adalah keistimewaan penglihatannya.
Kebanyakan makhluk hidup, termasuk manusia, hanya dapat melihat ruang terbatas
dengan kedua matanya dan tidak dapat melihat ke belakang. Labah-labah pelompat
dapat melihat ke sekelilingnya, termasuk ke belakang, dengan menggunakan empat
pasang mata pada bagian atas kepala. Dua di antaranya menonjol ke depan dari
bagian tengah kepala seperti tabung reaksi. Dua mata yang besar ini dapat
bergerak kiri-kanan dan atas-bawah di dalam rongga matanya. Keempat mata
lainnya di sisi kepala tidak mampu melihat benda dengan utuh, tetapi dapat
mendeteksi setiap gerakan di sekitarnya. Dengan cara ini, hewan
ini dengan mudah mengetahui mangsa yang berada di belakangnya.
Kemampuan tiap mata labah-labah untuk melihat secara bebas—tanpa
terpengaruh mata lainnya—membantunya melihat benda lebih cepat. Dalam gambar
tampak mata yang berwarna gelap melihat ke kamera sedangkan mata yang berwarna cerah
melihat ke arah lain. Kedelapan mata yang dimiliki labah-labah ini, serta sudut
pandangnya yang 360°, merupakan hal yang menakjubkan, mengingat hewan lain kebanyakan hanya
memiliki dua buah mata. Tentu saja ia tidak berpikir sendiri bahwa hal ini akan
lebih bermanfaat, lalu membentuk mata tambahan. Dengan kata lain, kemampuan
yang ia miliki tidak semata-mata terjadi secara kebetulan. Hewan ini telah
diciptakan beserta segala kemampuannya.
Teknik Menyamar
Bila Anda ditanya, apa yang
terlihat pada gambar atas, tentu Anda akan menjawab: “Ada beberapa ekor semut
di atas dan di bawah daun.” Sebenarnya yang terdapat di bawah daun adalah
labah-labah pelompat yang sedang mengintai untuk memangsa sekawanan semut
hidup. Labah-labah pelompat jenis ini begitu mirip dengan semut, sehingga semut
pun mengira bahwa labah-labah itu temannya.
Satu-satunya perbedaan
antara semut dan labah-labah adalah jumlah kakinya. Labah-labah memiliki
delapan kaki sedangkan semut hanya enam. Untuk melenyapkan “cacat” ini, yang
membuatnya mudah dikenali, labah-labah menjulurkan dua kaki depannya ke depan
dan mengangkatnya ke atas, sehingga menyerupai antena semut.
Tidak hanya itu penyamaran
yang dilakukan labah-labah. Hewan ini juga membutuhkan pola mata tertentu yang
akan membuatnya mirip semut. Matanya sendiri tidak besar dan tidak berbentuk
bintik gelap seperti mata semut. Namun, satu keistimewaan bawaan yang ia miliki
membantunya memecahkan masalah ini. Labah-labah ini memiliki dua bintik besar
di kedua sisi kepalanya. Kedua bintik ini menyerupai mata semut. (Perhatikan
kedua bintik di sisi kepala labah-labah pada gambar di atas).
Ikan
Dengan Pistol Air
Ikan ini mengisi mulutnya dengan air, lalu menembakkannya ke arah serangga
yang bertengger pada cabang yang menggantung di atas air. Serangga itu jatuh
akibat tembakan air tersebut, sehingga mudah dimangsa ikan. Patut dicatat bahwa
selagi menyemprotkan air, kepala ikan tidak muncul ke permukaan, namun
tembakannya tepat mengenai sasaran. Padahal, akibat pembiasan cahaya, benda yang
dilihat dari bawah permukaan air letaknya berbeda dengan letak sebenarnya. Oleh
karena itu, agar dapat mengenai sasaran di atas permukaan air dengan jitu,
sudut pembiasan cahaya harus diketahui lebih dulu, lalu menembak sesuai dengan
itu. Namun, ikan ini memiliki kemampuan bawaan untuk mengatasi masalah ini,
sehingga ia mampu untuk selalu mengenai sasaran.
“Dialah Allah Yang Menciptakan,
Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling
Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat Al-Hasyr: 24)
Bagaimana Ular
Berjalan Di Atas Pasir?
Ular padang pasir dapat bergerak cepat di atas pasir. Dengan melakukan
kontraksi otot dadanya sedikit demi sedikit, ia dapat bergerak dalam bentuk
huruf S. Gerakan ini dimulai dengan memilin tubuh, mengangkat kepala dan
menjaganya tegak di udara. Ketika kontraksi otot yang menggerakkan tubuh ini
diteruskan ke arah ekor, kepala bergerak maju dan menyentuh tanah. Sementara itu,
kontraksi otot telah mencapai bagian ekor. Kontraksi baru menyebabkan ekor
terangkat dari tanah dan sejajar dengan kepala. Gerakan semacam ini
meninggalkan jejak paralel dengan kemiringan rata-rata 45°.
Selama ular bergerak, hanya dua bagian tubuh yang menyentuh pasir. Dengan
pola gerakan ini, tubuh ular tidak akan hangus karena ia meminimalkan kontak
dengan pasir yang sangat panas dan membakar.
Ular tidak mempunyai tulang rahang, sehingga ia dapat membuka mulutnya
selebar mungkin. Pada gambar kiri, ular dapat melahap sebutir telur yang lebih
besar daripada kepalanya. Telur perlahan-lahan ditelan seluruhnya, lalu dicerna.
Ular
Derik
Detektor panas yang terletak pada rongga depan di dalam kepala ular derik
mampu menangkap cahaya inframerah yang berasal dari panas tubuh mangsanya.
Kemampuan mendeteksi panas ini demikian sensitif, sehingga dapat mengetahui
kenaikan panas sebesar 1/300 kali dari semula. Dengan lidah yang bercabang
sebagai organ penciuman, ular itu dapat merasakan adanya seekor tupai yang diam
tak bergerak dari jarak setengah meter dalam kegelapan.
Setelah menentukan lokasi mangsa dengan tepat, ular itu merayap diam-diam
mendekatinya tanpa menimbulkan bunyi. Ketika jaraknya telah cukup, ia
menyerang, membengkokkan kemudian merentangkan lehernya untuk mencapai mangsa
dengan sangat cepat. Seketika itu pula gigi pada rahangnya yang kuat telah siap
ditancapkan. Rahang itu dapat terbuka selebar 180°. Semua
ini terjadi dalam kecepatan sangat tinggi, setara dengan kecepatan mobil dari 0
km/jam menjadi 90 km/jam hanya dalam waktu setengah detik.
Panjang “gigi berbisa” kurang-lebih empat cm. Ini merupakan senjata paling
tangguh untuk membuat mangsa tidak berdaya. Di dalam gigi ini terdapat saluran
yang terhubung ke kelenjar bisa. Begitu ular menggigit, kelenjar ini
berkontraksi dan mengalirkan bisa dengan kekuatan dahsyat melalui saluran di
dalam gigi ke tubuh korbannya. Selain melumpuhkan sistem saraf pusat, bisa ular
juga menyebabkan kematian korban akibat penggumpalan darah. Bisa ular sebanyak 0,028 gram
cukup untuk membunuh 125.000 tikus. Efek bisa ular bekerja sangat cepat,
sehingga mangsa tidak sempat melawan. Setelah itu, ular tinggal menelan mangsa
yang telah ia lumpuhkan melalui mulutnya yang sangat elastis.
Meskipun semua orang tahu
ular itu berbisa, hampir tak ada yang memikirkan bagaimana ini terjadi.
Sesungguhnya, teknologi yang dimiliki hewan untuk membunuh mangsanya dengan
racun merupakan hal yang sungguh mengherankan dan luar biasa. Mereka yang tetap
menyangkal keberadaan Allah tentu tidak akan mampu menjelaskan bagaimana ular
memperoleh kemampuan luar biasa ini. Sistem bisa di mulut ular sangat rumit dan
canggih. Agar sistem ini berfungsi, ular harus memiliki “gigi berbisa” dengan
saluran bisa di dalamnya, dan kelenjar bisa yang terhubung ke gigi tersebut. Ia
juga harus menghasilkan bisa yang sangat kuat untuk melumpuhkan mangsanya, dan
gerakan refleks bisa ini harus bekerja begitu ular menggigit mangsanya. Sistem
multikomponen ini tak dapat berfungsi bila salah satu organ pendukungnya tidak ada.
Andai demikian halnya, ular akan dimangsa hewan yang diburunya.
Kemampuan luar biasa untuk
mendeteksi bau dan perubahan panas ini memperlihatkan betapa alam sangat
terperinci dalam setiap detail desainnya. Inilah peristiwa luar biasa yang
hanya bisa disebut sebagai “keajaiban”. Alam tidak mungkin mampu menciptakan
keajaiban yang “supernatural”. Alam adalah sebuah nama bagi segala keteraturan
di sekeliling manusia. Pencipta alam tentu saja bukan bagian dari alam itu
sendiri. Hukum alam adalah hukum yang ditetapkan Allah, yang mengatur hubungan
di antara semua makhluk ciptaan-Nya.
Menegaskan konsep secara
tepat tentu akan membuka kebenaran sejati. Di sisi lain, membuat konsep yang
membingungkan merupakan ciri-ciri orang yang tidak beriman. Mereka melakukan
itu untuk menyembunyikan kenyataan dan mengingkari fakta penciptaan yang sangat
jelas.
Pemangsa Ulung: Bunglon
Lidah
Lidah bunglon terlipat di dalam mulut seperti akordeon. Di tengah lidahnya
terdapat tulang rawan berujung lancip. Ketika otot-otot bundar pada ujung lidah
berkontraksi, lidah akan terjulur keluar. Ujung
lidah ini dilapisi cairan kental seperti lendir. Saat jarak mangsa cukup dekat,
bunglon dengan cepat menjulurkan lidahnya ke arah mangsa. Berkat ototnya yang
berjalinan, lidah yang kental ini bisa mencapai 1,5 kali panjang tubuh bunglon.
Rentang waktu lidah menempel pada mangsa hingga ditarik
kembali ke mulut hanya 0,1 detik.
Penyamaran
Biasanya orang segera teringat pada bunglon bila berbicara tentang
menyamar. Warna bunglon berubah sesuai dengan warna tempat ia berpijak. Gambar
kiri memperlihatkan motif daun pakis yang tercetak di punggungnya. Perubahan
cahaya dan suhu diduga menyebabkan munculnya motif ini. Namun, bunglon sendiri
tidak menyadari kemampuannya mengubah warna tubuh yang menguntungkan ini. Tubuh
bunglon memang diciptakan untuk secara otomatis mempunyai warna yang sama
dengan sekelilingnya.
Pemangsa Yang Unik: Tumbuhan
Venus
Selain hewan-hewan predator yang dijelaskan sebelumnya, terdapat pula
beberapa jenis tumbuhan yang “memangsa” dengan cara mengagumkan. Salah satunya
adalah “Venus”, tumbuhan yang menangkap dan memakan serangga yang hinggap.
Tumbuhan ini mendapatkan mangsa dengan cara sebagai berikut: seekor lalat
yang sedang mencari makan tiba-tiba menemukan tumbuhan yang sangat memikat:
tumbuhan Venus. Bentuk tumbuhan ini mirip sepasang tangan yang sedang memegang
mangkuk. Yang membuatnya menarik, selain warnanya yang merah menyala, tumbuhan
ini juga mengeluarkan bau harum yang berasal dari kelenjar di sekitar kelopak.
Lalat terpikat oleh bau harum ini dan mendarat di atas kelopak tanpa ragu.
Ketika bergerak untuk mencari makanan, tanpa sengaja lalat menyentuh bulu-bulu
kelopak yang tampaknya tidak berbahaya. Beberapa saat kemudian, kelopak menutup
dengan cepat. Lalat terjepit kuat di antara dua kelopak tersebut. Tumbuhan
Venus mulai mengeluarkan cairan yang “melarutkan daging” sampai bentuk lalat
berubah menjadi semacam gel. Gel ini kemudian diserap tumbuhan.
Tumbuhan Venus menangkap lalat dengan kecepatan yang sungguh luar biasa.
Kelopak menutup dengan kecepatan yang lebih tinggi daripada kecepatan tangan
manusia. (Cobalah menangkap lalat yang hinggap di telapak tangan. Kemungkinan
besar Anda akan gagal, namun tumbuhan ini berhasil melakukannya). Bagaimana
tumbuhan yang tidak memiliki tulang maupun otot ini dapat melakukan gerakan
sedemikian cepat?
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ada sistem listrik pada tumbuhan
Venus. Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: gesekan serangga pada bulu
kelopak diteruskan kepada reseptor yang terletak di bawah bulu. Bila gesekan
mekanik ini cukup kuat, reseptor akan mengirimkan sinyal listrik ke seluruh
permukaan kelopak, seperti gelombang air di kolam. Sinyal listrik ini
diteruskan menuju sel-sel penggerak agar kelopak menutup tiba-tiba, dan
akhirnya mekanisme diaktifkan untuk menyerap lalat.
Selain sistem stimulus pada tumbuhan, sistem mekanisme untuk menutup
kelopak juga diciptakan dengan sempurna. Begitu sel-sel dalam tumbuhan tersebut
menerima stimulus listrik, terjadi perubahan konsentrasi air di dalam sel.
Sel-sel kelopak mengeluarkan air dari tubuh mereka. Peristiwa ini mirip dengan
kempesnya sebuah balon. Sebaliknya, sel-sel di luar kelopak menyerap kelebihan
air dan kemudian mengembang. Proses menutupnya kelopak ini sama persis dengan
saat manusia menggerakkan tangannya; satu otot berkontraksi dan satu otot
mengendur.
Lalat yang terjebak di dalam kelopak sebenarnya menyentuh bulu-bulu kelopak
berkali-kali, menyebabkan sinyal listrik dilepaskan kembali sehingga kelopak
menutup lebih rapat. Sementara itu, kelenjar-kelenjar pencernaan pada kelopak
pun mulai diaktifkan. Akibat stimulus ini, kelenjar-kelenjar itu membunuh
serangga dan melarutkan tubuhnya perlahan-lahan. Jadi, tumbuhan memakan cairan
pencernaan yang telah berubah menjadi hidangan lezat dengan diperkaya protein
tumbuhan tersebut. Pada akhir proses pencernaan, mekanisme yang telah
menyebabkan kelopak tertutup kemudian bekerja kembali secara terbalik untuk
membuka kelopak.
Sistem ini juga memiliki keistimewaan lain yang menarik: untuk menutup
kelopak, bulu-bulu harus disentuh dua kali berturut-turut. Sentuhan pertama
membangkitkan muatan listrik statis, namun tidak membuat kelopak menutup.
Kelopak hanya dapat menutup pada sentuhan kedua setelah muatan listrik statis
mencapai batas tertentu dan dilepaskan. Dengan mekanisme ganda ini, kelopak
tidak akan menutup tanpa kehadiran mangsa. Misalanya, kelopak tidak akan
menutup saat terkena setetes air hujan.
Sekarang, mari renungkan sistem yang sangat canggih ini. Keseluruhan sistem
harus ada dalam waktu bersamaan untuk dapat menangkap dan mencerna mangsa. Bila
salah satu komponen sistem tidak ada, berarti tumbuhan itu akan mati. Misalnya,
bila tidak ada bulu di dalam kelopak, kelopak tak dapat menutup karena tidak
akan terjadi reaksi apa pun pada tumbuhan meskipun serangga berjalan
bolak-balik di dalam kelopak. Demikian pula, jika mekanisme menutupnya ada,
namun sama sekali tidak ada kelenjar pencernaan, keseluruhan sistem tidak akan
berguna. Singkatnya, bila salah satu unsur dari sistem ini tidak ada, tumbuhan
akan mati.
Tumbuhan Venus, sejak diciptakan, pasti telah memiliki kemampuan seperti
itu. Tumbuhan ini tentu tidak sekonyong-konyong berubah menjadi pemangsa
serangga. Pasti bukan mantra ajaib “kebetulan” yang membuat tumbuhan ini
menjadi pemangsa profesional.
Hal yang paling penting adalah pemangsa terampil ini tidak mempunyai
kemampuan berpikir. Andai saja makhluk hidup ini bukan tumbuhan nelainkan
hewan, pendukung teori evolusi mungkin akan mengklaim bahwa hewan tersebut
telah mengalami kemajuan dengan sendirinya karena keterlibatan seluruh “alam”.
Akan tetapi, yang dibahas di sini adalah sistem yang ditemukan pada suatu
tumbuhan, makhluk tanpa otak atau struktur serupa otak, dan tentu saja tidak
“sadar”. Tumbuhan itu bahkan tidak menyadari bahwa yang ia sedang memangsa. Ia
juga sudah diciptakan dengan suatu sistem yang membuatnya mampu mencari makan
sendiri tanpa harus susah payah, sama seperti tumbuhan lainnya.
Sistem Pertahanan Diri
Hewan pada gambar di samping bukanlah ular. Ia hanya seekor ulat kecil.
Untuk melindungi diri dari musuh, ia memanfaatkan kemiripannya dengan ular.
Ketika diserang hewan lain, makhluk kecil ini dengan tenang mengarahkan ekornya
kepada musuh dan menggembungkannya. Seketika, seekor “ular” yang mengerikan
muncul di hadapan sang musuh, yang tidak punya pilihan selain lari
menyelamatkan diri.
Ekor ulat itu kelihatan sangat mirip dengan ular. Ekor tersebut bahkan
memiliki titik hitam besar, menyerupai mata ular yang berkilat-kilat. Sebagai
hewan yang bergerak sangat lambat dan mudah dimangsa, ulat itu berhasil lolos
dari berbagai marabahaya berkat kemampuan yang luar biasa ini.
Bagaimana ia dapat mempunyai kemampuan seperti itu? Pada “desain” yang
sangat menakjubkan ini pasti terdapat jawaban yang memuaskan. Mari kita bahas
beberapa skenario sebagai jawaban atas pertanyaan itu:
Skenario pertama: Di masa lampau, ulat mencari berbagai macam cara untuk melindungi dirinya
dari serangan musuh. Ia dengan saksama mengamati keadaan sekitarnya. Sampai
pada suatu hari, ia menyadari semua musuhnya takut pada ular. Saat itulah ulat
ini memperhatikan tubuhnya sendiri dan memutuskan untuk membuatnya mirip dengan
ular. Namun, kita tak dapat menjawab pertanyaan bagaimana ia bisa membuat
tubuhnya mirip ular, bagaimana ia menata penampilan, warna kulit, dan bentuk
tubuhnya agar menyerupai ular. Mari kita anggap bahwa ia “berusaha dengan
keras, memaksakan diri, dan akhirnya berhasil”. Akan tetapi, ia tak punya
banyak waktu untuk “berubah” karena masa hidup ulat sangat pendek; ia akan
menjadi kupu-kupu dan terbang.
Penting diperhatikan, ulat ini tak akan bisa meninggalkan jejak apa pun
saat ia “mengubah” tubuh, karena ia hanya punya satu kali kesempatan untuk
menguji ekor barunya itu. Bila uji coba pertamanya gagal serta tak dapat
mengelabui musuh, pasti ia akan mati dan ini berarti semua usahanya sia-sia.
Tentu saja, ulat ini juga harus dalam keadaan hidup saat merekonstruksi ulang
tubuhnya. Namun, ia sedang beruntung, sehingga tidak berhasil dimangsa musuh.
Pada akhirnya, ulat ini mampu menyelesaikan misinya dan “membuat” ekornya
tampak seperti ular.
Skenario kedua: Pohon, bunga, serangga, langit, air, hujan, matahari, dan seluruh kekuatan
yang tersebar di permukaan bumi bersatu untuk membentuk suatu sistem bagi diri
mereka sendiri dan dengan mudah merekayasa ekor ulat tersebut di dalam sistem
ini!
Skenario ketiga: Kekuatan besar bernama “kebetulan” telah menambahkan ekor berbentuk ular
kepada si ulat, sama halnya kekuatan itu memberikan berbagai hal kepada makhluk
hidup lain.
Semua orang pasti bisa melihat kerancuan ketiga skenario yang semuanya
berdasarkan teori evolusi: ulat bukanlah perancang yang tanggap dan peka, dan
bumi bukanlah sistem yang mempunyai kemampuan untuk merancang dan menciptakan
sesuatu. Dengan kata lain, tidak ada satu makhluk hidup pun yang mampu membuat
tubuhnya memiliki kemampuan khusus atau mengubah dirinya menjadi spesies lain.
Juga tak ada mekanisme apa pun di luar makhluk tersebut yang mampu melakukan
hal demikian. (Masalah ini dibahas lebih lanjut pada bab Teori Evolusi).
Mereka yang menganggap alam sebagai suatu mesin yang hebat dan percaya
bahwa hal-hal luar biasa yang disebut “kejadian alamiah”, “keajaiban alam”,
“sifat-sifat alam”, dan lain-lain, mengetahui betul bahwa yang mereka maksud
dengan “alam” adalah udara, air, bumi, pohon, bunga dan serangga; singkatnya,
seluruh isi dunia dan tata surya yang didiami bumi kita. Orang pasti tertawa
kalau ada yang menyebut bahwa semua makhluk hidup “diciptakan oleh dunia” atau
“diciptakan oleh bumi”. Meskipun demikian, propaganda yang menggunakan kata
“alam kosmos” (cosmic nature) membuat orang memandang alam sebagai makhluk yang
“sadar”. Kita tidak boleh lupa bahwa alam adalah suatu sistem yang luar biasa
teratur dan sempurna, dan bukan pencipta dan pemberi rahmat yang abadi. Allah
adalah pencipta makhluk hidup di bumi dan seluruh makhluk terus hidup bersama
segala kemampuan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.
Dalam bab ini, kita akan mengulas sistem pertahanan diri pada beberapa
jenis hewan di alam. Untuk itu perlu diperhatikan suatu hal: sebagian besar
proses di alam berdasarkan pada hubungan yang terus-menerus antara pemangsa dan
mangsanya. Hubungan ini berada pada keseimbangan yang begitu halus, sehingga
selama jutaan tahun, jutaan spesies telah memangsa spesies lainnya, namun tidak
ada satu spesies pun yang lenyap. Bila satu spesies penting dalam rantai
makanan itu punah, akan timbul kekacauan yang luar biasa. Sebagai contoh, bila
trenggiling punah, jumlah semut akan meledak dan menyerbu daerah yang luas
dalam waktu singkat.
Bila tak ada campur tangan manusia, hubungan mangsa-pemangsa di antara
makhluk hidup terjadi dalam suatu keselarasan yang apik. Bagian terpenting
dalam sistem yang menjaga kekalnya keseimbangan ini adalah mekanisme memangsa
atau berburu dan mekanisme pertahanan diri pada hewan. Pada bab terdahulu
terlihat bahwa beberapa jenis hewan diciptakan dengan kemampuan memangsa yang
sangat luar biasa dan kemampuan itu sudah mereka miliki sejak terlahir ke
dunia. Bila alam dipenuhi makhluk hidup yang berkemampuan demikian agresif,
mereka memangsa secara berlebihan. Akibatnya, hewan-hewan mangsa menjadi punah.
Bila mangsa punah, pemangsa akan kelaparan dan alam akan berakhir dalam
kehancuran.
Namun, masalah ini telah diatasi dengan sistem yang diciptakan Allah.
Sebagaimana pemangsa dilengkapi dengan sistem memangsa yang sempurna, mangsa
pun dilengkapi dengan sistem pertahanan diri yang sempurna. Kemampuan kedua
belah pihak itu saling menyeimbangkan. Selain itu, kemampuan luar biasa ini
memberi kesempatan bagi manusia untuk mengenal kekuatan, kebijaksanaan, dan
pengetahuan yang tiada batasnya dari Allah, Sang Maha Pencipta.
Setiap makhluk hidup diciptakan dengan kemampuan yang berbeda-beda untuk
mempertahankan diri. Ada makhluk hidup yang sangat tangkas; mereka mampu
menyelamatkan diri dengan berlari. Ada yang tidak dapat bergerak, tetapi
dilindungi tameng yang kuat. Ada yang mempunyai kemampuan menakuti-nakuti
musuh, misalnya ulat yang telah dijelaskan sebelumnya. Ada yang bertahan dengan
cara mengeluarkan gas racun, gas yang menghanguskan, atau gas berbau pada
musuhnya. Ada pula yang bertahan dengan cara pura-pura mati,
ataupun menyamar.
Pada halaman berikut akan diulas beberapa contoh sistem pertahanan diri
yang paling menakjubkan. Semua ini hanyalah contoh spesifik. Masih banyak makhluk hidup yang
dianugerahi beragam sistem pertahanan diri yang tak dapat dibahas satu persatu
di sini, dan beberapa di antaranya belum ditemukan oleh manusia. Seluruh sistem
ini menyingkapkan bahwa tak ada “kekurangan keseimbangan” dalam alam semesta
ciptaan Allah dan bahwa kekuasaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan-Nya tidak
terbatas. Allah menjelaskannya dalam Al Quran:
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali
tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan
payah.” (Al Mulk: 3-4)
Berpura-Pura
Mati Atau Terluka
Kebanyakan predator lebih menyukai
hewan hidup sebagai mangsa. Bangkai tidak begitu disukai. Kecenderungan ini
membentuk dasar untuk sistem pertahanan diri pada sebagian hewan.
Ngengat Harimau pun berpura-pura mati. Namun, ia masih memiliki taktik
lain. Ketika ngengat ini jatuh rebah ke tanah, akan tampak sisi tubuhnya
berwarna oranye. Warna cerah ini merupakan peringatan bagi pemangsa bahwa rasa
ngengat itu tidak enak. Tidak diragukan lagi, seekor ngengat tak mungkin
mempunyai kecerdasan untuk menemukan taktik ini dan mengubah warna tubuhnya
menjadi warna yang diartikan musuh sebagai “pahit”. Ngengat ini telah
diciptakan mempunyai kemampuan menarik seperti ini.
Ular Hognose melindungi dirinya dengan cara berpura-pura mati. Mukanya
dihadapkan ke atas, mulutnya dibuka, dan ia tidak bergeming sedikit pun
layaknya seekor ular mati.
Untuk mengalihkan perhatian musuh yang mengincar anaknya, Rain Bird
menurunkan salah satu sayapnya seolah-olah patah. Ia menarik perhatian musuh
dengan cara menyeret sayapnya ke tanah seolah-olah terluka. Ia membiarkan musuh
mengikutinya sampai sarangnya benar-benar aman. Setelah yakin bahwa musuh telah
cukup jauh dari sarangnya, burung itu berhenti berpura-pura dan segera terbang
kembali ke anak-anaknya.
Oposum ini diciptakan dengan kemampuan untuk melindungi diri dengan cara
berpura-pura mati. Pemangsa akan berpikir bahwa Oposum sudah menjadi bangkai,
dan tidak mempedulikannya. Penyamaran ini begitu sempurna hingga denyut
jantungnya melambat, bahkan hampir berhenti. Kemampuan melambatkan denyut
jantung ini tentu sudah ada pada saat ia diciptakan, bukan keahlian yang
diperolehnya kemudian.
Senjata
Kimiawi
Beberapa jenis makhluk hidup mampu menghasilkan senyawa kimia yang sangat
kompleks di dalam tubuhnya. Manusia membutuhkan teknologi dan tingkat
ketelitian laboratorium yang sangat tinggi untuk membuatnya, tetapi hewan-hewan
tersebut mampu menghasilkan zat kimia tersebut dengan mudah. Beberapa contoh di
antaranya:
Kumbang
Penyemprot
Hewan pada gambar di bawah ini adalah “Kumbang Penyemprot”. Ia memiliki mekanisme pertahanan yang berbeda dengan hewan lain. Bila
terancam bahaya, campuran dua zat kimia (hidrogen peroksida dan hidrokuinon)
yang sebelumnya disimpan di “organ penyimpan” dipindahkan ke “organ semprot”.
Dengan bantuan efek pemercepat enzim katalis khusus (peroksidase) yang
disekresikan dinding “ruang semprot”, campuran zat kimia itu berubah menjadi
senjata kimia menakutkan bersuhu 100°C. Jika terbakar semprotan cairan zat kimia mendidih yang disemprotkan
dengan tekanan tinggi tersebut, musuh yang akan panik dan urung memangsa.
Bagaimana
serangga ini memiliki mekanisme pertahanan serumit ini? Mustahil
ia “sendiri” yang ini telah mengembangkannya.
Bagaimana mungkin seekor kumbang
dapat membuat rumus dua macam zat kimia yang meledak jika bercampur? Kalaupun
ia mampu membuatnya, bagaimana ia bisa menghasilkan dan menyimpan keduanya di
dalam tubuhnya? Andaipun kumbang tersebut dapat melakukannya, bagaimana ia
membentuk ruang penyimpanan dan ruang semprot di dalam tubuhnya untuk kedua zat
ini? Bahkan bila semua kemampuan ini telah dimiliki, bagaimana ia menentukan
rumus zat katalis yang dapat mempercepat reaksi kedua zat kimia tersebut?
Kumbang juga harus menyekat dinding ruang ledak dan dinding saluran untuk
menyemprotkan campuran zat tersebut dengan bahan tahan api agar dirinya tak
ikut terbakar.
Sistem yang diperlihatkan kumbang ini bahkan tak dapat dilakukan manusia,
kecuali ahli kimia. Dan tentu saja, ahli kimia itu tidak melakukannya di dalam
tubuhnya sendiri, melainkan di laboratorium!
Tentu tak masuk akal menganggap kumbang ini sebagai ahli kimia dan
perancang yang menakjubkan, sehingga mampu mengatur tubuhnya sendiri sesuai dengan
reaksi yang timbul. Jelas, kumbang melakukan sistem pertahanan dirinya sebagai
refleks, tanpa menyadari akibatnya. Di alam, tak ada satu pun makhluk yang
memiliki kekuatan dan kearifan sedemikian tinggi. Manusia pun tak mampu
menciptakan makhluk seperti itu. Jangankan menciptakan makhluk yang kompleks,
membuat satu protein pun—salah satu zat kimia paling sederhana yang mendasar
bagi kehidupan—tak ada ilmuwan yang mampu, meskipun contoh-contoh protein sudah
ada di tangan mereka.
Sudah jelas bahwa sosok yang mempunyai ilmu dan kekuasaan yang demikian
agung—yakni Allah—adalah pencipta hewan ini. Kumbang penyemprot hanyalah satu
di antara jutaan makhluk ciptaan Allah, dan merupakan contoh kekuasaan Allah
yang tak terbatas dan tiada bandingannya.
Arsitek-Arsitek Yang
Mengagumkan
Pada bagian sebelumnya telah dibahas kemampuan lebah madu yang mengagumkan.
Koloni lebah madu membangun pada arsitektur sarang yang menakjubkan,
menjalankan rencana yang rumit dan cerdik, beserta melaksanakan tugas-tugas
secara otomatis, yang bahkan sulit dilakukan manusia.
Sebagaimana telah dijelaskan, lebah mampu melakukan pekerjaan yang luar
biasa berat ini bukan karena mereka lebih pandai dari manusia, melainkan karena
lebah telah diilhami untuk melakukannya. Kalau tidak, mustahil ribuan lebah
yang tidak berakal mampu menyelesaikan tugas berat dan rumit seperti ini, yang
membutuhkan kontrol serta pengawasan terpusat.
Namun, di alam ini lebah bukanlah satu-satunya “arsitek” hebat. Pada
halaman-halaman berikutnya akan dijelaskan hewan-hewan lain yang mampu
menyelesaikan konstruksi yang rumit dan sulit dengan keterampilan tinggi
sebagaimana koloni lebah. Hewan-hewan ini, seperti halnya lebah, menggunakan
pengetahuan yang “diilhamkan” kepada mereka untuk mendirikan bangunan mengagumkan
dengan dibantu kemampuan khusus telah mereka miliki sejak diciptakan.
Dari banyak arsitek alam yang hebat di muka bumi ini, orang akan langsung
teringat kepada berang-berang. Hewan ini membangun rumahnya di tengah kolam
diam, yang dibangun dengan cara membendung sungai.
Berang-berang membuat bendungan untuk menghalangi aliran sungai, sehingga
terbentuk sebuah kolam diam tempat mereka membangun sarang. Untuk membendung
sungai, pertama-tama mereka mendorong batang pohon besar ke dasar sungai.
Mereka lalu menumpukkan batang-batang pohon yang lebih kecil di atasnya. Akan
tetapi, masih ada masalah yang mereka hadapi, yakni arus sungai yang dapat
menghanyutkan tumpukan cabang-cabang tersebut. Jika bendungan itu tidak
tertanam kuat di dasar sungai, air akan segera menghancurkannya. Jalan terbaik
untuk mencegah hal ini adalah menancapkan pancang pada dasar sungai, kemudian
membangun bendungan di atasnya. Untuk itu, berang-berang menggunakan
pancang-pancang besar sebagai dinding penopang utama. Berang-berang tidak
repot-repot menancapkan pancang tersebut ke dasar sungai; mereka menguatkan
kedudukan pancang dengan menimpanya dengan batu. Langkah terakhir, mereka
merekatkan tumpukan cabang-cabang pohon dengan adukan khusus dari tanah liat
dan daun-daun kering. Adukan ini kedap-air dan tahan terhadap efek korosif air.
Bendungan tersebut menahan
air dengan sudut tepat 45o. Ini menunjukkan berang-berang tidak
secara sembarangan meletakkan cabang-cabang pohon di aliran sungai, tetapi
menyusunnya dengan hati-hati dan terencana. Menariknya,
semua bendungan di PLTA modern pun dibuat dengan sudut yang sama. Berang-berang
juga tidak ceroboh membendung seluruh badan sungai. Mereka tetap menjaga
permukaan air pada ketinggian yang dikehendaki dan membuat saluran-saluran
khusus untuk mengalirkan air yang berlebih.
Berang-berang dilengkapi bentuk-bentuk yang dirancang khusus untuk membuat
sarang.
Alat yang paling penting
baginya adalah gigi. Ia membangun dam dari dahan-dahan pohon yang
digigitnya hingga runtuh. Secara alamiah, gigi akan aus, terkikis dan rusak
bila digunakan terus-menerus. Jika ia tidak diperlengkapi dengan sistem khusus
untuk tugas tersebut, berang-berang akan segera kehilangan giginya dan mati
kelaparan.
Namun, sebagaimana telah dijelaskan, setiap permasalahan hewan telah
diselesaikan sejak awalnya. Empat gigi depannya, yang digunakan untuk menggigit
pohon, ternyata terus tumbuh sepanjang hidupnya. Bagaimana gigi berang-berang
bisa mempunyai kemampuan seperti itu? Apakah berang-berang memutuskan untuk
menumbuhkannya setelah melihat giginya rusak? Apakah gigi berang-berang pertama
yang membangun dam mendadak tumbuh? Jelaslah, hewan ini telah diciptakan dengan
keistimewaan tersebut. Ini terlihat dari kenyataan bahwa panjang gigi
belakangnya senantiasa tetap. Bila semua gigi-geligi berang-berang tumbuh
terus, gigi belakang yang tidak aus akan memenuhi rahang dan membuat mulut tak
dapat digunakan lagi. Akan tetapi, hanya empat buah gigi depan yang tumbuh
terus-menerus, yaitu yang digunakan untuk menggigiti pohon.
Selain
gigi, banyak bagian tubuh lain yang juga telah diciptakan secara khusus untuk
mendukung aktivitasnya. Hewan ini memiliki selaput khusus untuk melindungi mata
pada saat bekerja di bawah air, katup untuk mencegah air masuk ke hidung dan
telinga, kaki belakang yang lebar untuk membantu bergerak di dalam air, serta
ekor yang pipih, lebar, dan keras. Inilah beberapa keistimewaan yang dimiliki
berang-berang sejak diciptakan.
Menara Rayap
Reputasi rayap di antara para arsitek alam sudah tak diragukan lagi. Rayap,
yang sangat mirip dengan semut, hidup dalam sarang terbuat dari tanah yang amat
mengagumkan. Tinggi sarang rayap bisa mencapai enam meter, dan lebarnya bisa
mencapai dua belas meter. Yang paling menarik, hewan ini ternyata buta.
Bahan pembangun sarang adalah “adonan” keras yang dibuat rayap pekerja
dengan mencampurkan tanah dengan air liurnya. Yang paling luar biasa dari seni
konstruksi sarang rayap adalah pasokan udara yang kontinu, sehingga suhu dan
kelembapan di dalamnya relatif tetap. Dinding yang tebal dan keras pada sarang
rayap ini melindungi bagian dalam dari panas di luar sarang. Sirkulasi udara
diatur dengan membuat terowongan khusus pada sisi dinding sebelah dalam.
Sementara itu, pori-pori yang terdapat pada dinding berfungsi untuk menyaring
udara.
Untuk oksigen yang dibutuhkan koloni rayap yang menghuni sarang berukuran
sedang, diperlukan 1500 liter udara tiap harinya. Bila udara langsung masuk ke
dalam sarang, suhu di dalam sarang akan naik dan membahayakan rayap. Namun,
rayap telah melakukan upaya pencegahan, seakan-akan tahu bahaya yang akan
menimpa mereka.
Mereka membuat ruangan-ruangan bawah tanah yang lembap sebagai perlindungan
dari panas yang berlebihan. Spesies-spesies rayap di Gurun Sahara menggali
saluran irigasi sedalam empat puluh meter agar uap air dari bawah bisa mencapai
sarang. Dinding
menara yang tebal membantu mempertahankan kelembapan di bagian dalam.
Pengaturan suhu, seperti
halnya pengaturan kelembapan, dilakukan dengan sangat sakama. Udara luar
melewati terowongan sempit di permukaan sarang, masuk ke dalam ruangan lembap,
dan mencapai ruangan luas di puncak sarang. Di sana, udara menghangat akibat
panas dari tubuh serangga, lalu naik. Jadi, sirkulasi udara yang selalu diawasi
oleh koloni rayap pekerja ini menggunakan hukum fisika sederhana.
Di bagian luar sarang
terdapat saluran dan atap yang dibuat dengan kemiringan tertentu untuk mencegah
masuknya air.
Bagaimana makhluk hidup ini,
yang otaknya lebih kecil dari satu milimeter kubik dan tak memiliki indra
penglihat, membangun konstruksi yang begitu rumit?
Karya rayap ini merupakan
hasil kerja kolektif. Anggapan bahwa “rayap menggali terowongan secara
terpisah, yang secara kebetulan saling sesuai”, sama sekali tidak masuk akal.
Namun, dari sini timbul pertanyaan: bagaimana hewan ini bekerja dengan selaras,
melaksanakan tugas yang rumit ini? Padahal, bila manusia akan membangun gedung,
seorang arsitek terlebih dahulu membuat gambar rancangan yang dibagikan kepada
buruh, kemudian proses pembangunan diatur di tempat kerja. Lalu bagaimana
mungkin rayap, yang tak berkomunikasi satu sama lain, bahkan buta, mampu
menangani suatu pekerjaan besar dalam keselarasan?
Sebuah percobaan dilakukan
untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Pada percobaan ini,
pertama-tama sarang rayap yang masih dibangun dibagi menjadi dua. Selama
pembangunan sarang, dua kelompok rayap dijaga agar tidak saling berkomunikasi.
Hasilnya sangat mengejutkan. Pada akhir percobaan, yang terjadi bukanlah dua
sarang yang terpisah, namun dua bagian dari satu sarang. Ketika dua bagian ini
digabungkan kembali, semua terowongan dan saluran yang terpisah ternyata
tersambung dengan baik.
Apa penjelasan atas fenomena ini? Pertama, tidak semua rayap memiliki
informasi yang dibutuhkan untuk membangun sarang secara utuh. Seekor rayap
hanya memiliki informasi tentang bagian yang sedang dikerjakannya saja. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa semua informasi yang lengkap terdapat pada
seluruh komunitas rayap secara keseluruhan. Di sinilah kita menemukan
pengetahuan tingkat tinggi. Pengetahuan seperti itu hanya terdapat pada suatu
komunitas yang terdiri atas individu dari spesies yang sama. Rayap bukanlah
satu-satunya contoh yang ada di alam.
Contoh lain, ketika terbang secara massal, belalang biasanya menuju arah
tertentu. Bila kita menangkap seekor belalang dari kelompok ini dan
meletakkannya di dalam kotak, ia akan kehilangan arah, menjadi panik dan
mencoba terbang ke semua arah. Bila kita meletakkan kotak tersebut di
tengah-tengah kawanan belalang yang sedang terbang, belalang di dalam kotak
kembali menemukan arahnya, dan mulai terbang ke arah itu, yakni arah kawanan
belalang tersebut!
Kesimpulannya, informasi yang berkaitan dengan organisasi kolektif dan
pembagian tugas di antara mereka hanya akan tampak pada tingkatan kelompok komunal.
Infomasi ini tidak dimiliki secara individu. Dengan kata lain, hewan yang
melakukan tugas kolektif seperti lebah dan rayap tidak mengetahui apa yang
harus dilakukan sebagai individu. Di luar mereka semua, terdapat kekuatan lain
yang mengatur dan menciptakan hasil yang sempurna, dengan memadukan tugas semua
anggota koloni.
Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, Allah berfirman di dalam
Al Quran bahwa produksi madu adalah hal yang “diilhamkan” kepada lebah. Ini
berlaku pula bagi perilaku rayap dan hewan lainnya.
Tentunya, segala proses yang menakjubkan ini sudah “diajarkan” pada
hewan-hewan dan mereka diperintahkan untuk melakukan tugas-tugasnya. Manusia
memang mampu membangun gedung-gedung yang menakjubkan, namun hanya setelah
menuntut pendidikan arsitektur bertahun-tahun dan dengan menggunakan berbagai
macam alat. Jelas, hewan yang tidak mempunyai pengetahuan dan akal sebagaimana
manusia ini, telah diciptakan secara khusus untuk melakukan tugasnya
masing-masing. Mereka adalah tanda yang menunjukkan pengetahuan dan kekuasan
tak terbatas dari Pencipta mereka.
Kekaguman dan puja-puji atas adanya
keajaiban arsitektur alam ini tentu bukan ditujukan kepada hewan-hewan ini,
namun hanya kepada Allah yang telah menciptakan mereka dengan kemampuannya
masing-masing.
Rahasia Reproduksi Hewan
Makhluk hidup dapat menjaga kelanjutan generasinya melalui sistem
reproduksi yang berfungsi sempurna. Akan tetapi, manusia dan hewan tidak cukup
memiliki sistem reproduksi saja. Mereka juga memerlukan naluri khusus, yaitu
naluri seksual, yang membuat proses reproduksi menjadi menarik. Bila tidak,
kebanyakan hewan tidak akan mencoba melakukannya meski mempunyai kesempatan
untuk bereproduksi. Demikian pula, mereka tentu menghindari kegiatan seksual
saat menyadari sulitnya melahirkan, bertelur, dan masa pengeraman.
Dorongan seksual semata juga
tidak akan cukup. Meskipun makhluk hidup berhubungan seksual dan menghasilkan
individu baru, spesies mereka bisa saja punah bila mereka tidak diciptakan
mempunyai naluri untuk melindungi dan merawat anaknya. Bila pasangan induk
tidak memiliki rasa kasih sayang, seperti yang dimiliki sebagian besar makhluk
hidup, suatu spesies bisa saja punah.
Mengenai hal ini, para
pendukung evolusi memperbincangkan “kesadaran untuk memiliki keturunan”.
Menurut mereka, sebagaimana setiap individu berusaha keras melindungi diri
sendiri, pasti mereka juga berusaha mengembangbiakkan spesiesnya. Akan tetapi,
nyatanya seekor hewan tak dapat berpikir, “Generasiku harus terus berlanjut
sepeninggal diriku, jadi aku harus berusaha sebisa mungkin”. Hewan melindungi
dan merawat anaknya bukan karena berharap keuntungan di masa depan, namun
karena mereka sudah diciptakan dengan naluri seperti itu.
Sebaliknya, ada beberapa
jenis hewan yang tidak mempunyai kasih sayang dan bahkan mengabaikan anaknya
setelah dilahirkan. Hewan-hewan ini menghasilkan banyak keturunan setiap
melahirkan dan sebagian anaknya dapat bertahan hidup tanpa perlindungan. Bila
jenis hewan ini mempunyai naluri untuk melindungi anaknya, akan terjadi ledakan
populasi spesies mereka dan akhirnya keseimbangan alam terganggu.
Singkatnya, sistem
reproduksi yang merupakan prasyarat bagi kelangsungan kehidupan ini, merupakan
sistem yang diciptakan Allah. Dia yang menghendaki kehidupan
terus berlangsung. Allah adalah “Pemberi Kehidupan”. Dia yang menciptakan
makhluk hidup dan Dia yang menciptakan keturunannya hadir ke dunia. Semua makhluk hidup dapat
hidup berkat Dia. Mereka berutang nyawa bukan kepada induknya, melainkan kepada
Allah yang telah menciptakan mereka beserta induknya. Allah
berfirman di dalam Al Quran:
“Dan Dialah yang menciptakan
serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nya-lah kamu akan
dihimpunkan.” (Surat Al Mu’minun: 79)
Pada halaman-halaman berikut, kita
akan membahas sistem reproduksi yang dianugerahkan Allah kepada beberapa jenis
makhluk hidup. Mereka menghadapi banyak rintangan dalam menjamin kelanjutan
spesies mereka. Mereka melakukannya bukan karena dapat berpikir dan memutuskan
untuk “menjamin kelangsungan spesies” namun karena rahmat dan kasih sayang yang
Allah curahkan. Hewan-hewan ini hanyalah beberapa contoh makhluk yang memiliki
sistem reproduksi menakjubkan. Pada kenyataannya, sistem reproduksi setiap
makhluk merupakan keajaiban tersendiri.
Penguin:
Hewan Yang Diciptakan Sesuai Iklim Kutub
Di lingkaran kutub Antartika yang ditempati penguin, suhu dapat mencapai
-40°C.
Tubuh penguin diselimuti lapisan lemak tebal, sehingga mereka dapat bertahan
hidup di lingkungan beku tersebut. Selain itu, sistem pencernaan mereka sangat
maju, sehingga dapat menguraikan makanan dengan sangat cepat. Kedua faktor ini
menjaga suhu tubuh penguin pada 40°C, yang membuat mereka dapat mengabaikan udara dingin.
Semuanya Hanya Untuk Anak Penguin
Penguin mengerami telurnya
selama musim dingin di kutub. Yang mengerami telur bukanlah betina, melainkan
yang jantan. Selain harus melawan suhu dingin yang mencapai -400 C,
pasangan penguin harus menghadapi gletser pada musim ini. Selama musim dingin,
gletser terus meluas, sehingga memperpanjang jarak antara tempat pengeraman dan
laut sebagai sumber makanan terdekat. Jarak tersebut bisa mencapai lebih dari
100 km.
Penguin betina hanya
bertelur satu butir. Telur dierami oleh si jantan, sedangkan si betina kembali
ke laut. Selama empat bulan mengerami, penguin jantan harus menghadapi badai
kutub yang terkadang mencapai kecepatan 100 km/jam. Karena harus menjaga telur,
penguin jantan tidak punya kesempatan berburu. Sumber makanan terdekat juga
jauh, kira-kira dua hari perjalanan. Penguin jantan dapat kehilangan setengah
berat tubuhnya karena diam selama empat bulan tanpa makan apa-apa, namun
telurnya tak pernah ditinggalkan. Meskipun tidak makan selama berbulan-bulan,
penguin jantan tidak berburu, tetapi menahan laparnya.
Setelah empat bulan, telur
mulai menetas dan penguin betina tiba-tiba muncul kembali. Selama masa
tersebut, penguin betina tidak menyia-nyiakan waktu, tetapi mencari dan
menyimpan makanan di dalam tubuhnya. Meskipun terletak di antara ratusan
penguin lain, penguin betina dapat dengan mudah menemukan pejantan dan anaknya.
Karena sang ibu selalu berburu di masa pengeraman, perutnya kini penuh. Ia
mengosongkan perutnya dan mengambil alih tugas menjaga si kecil.
Saat musim semi tiba, gletser mulai mencair. Lubang
bermunculan di es, yang menampakkan laut di bawahnya. Pasangan induk penguin
mulai berburu ikan lewat lubang tersebut dan memberi makan anaknya.
Memberi makan si bayi adalah tugas sulit. Kadang-kadang pasangan induk
tidak makan dalam jangka waktu lama demi memberi makan sang anak. Sarang juga
tidak mungkin dibuat karena semuanya tertutup oleh es. Satu-satunya cara
menjaga anak dari udara sedingin es adalah meletakkannya di atas kaki mereka
dan menghangatkannya dengan perut mereka.
Bertelur membutuhkan waktu yang tepat. Mengapa penguin bertelur pada musim
dingin dan bukan musim panas? Salah satu alasannya adalah: bila ia bertelur
pada musim panas, perkembangan anak berlangsung pada musim dingin dan laut saat
itu membeku. Tentu si induk akan kesulitan menemukan dan memberi makan anaknya
akibat cuaca yang ganas dan jauhnya jarak mereka dengan laut, sumber makanan
penguin.
Kanguru: Tokoh Dalam Kisah Kelahiran Yang Luar Biasa
Sistem reproduksi kanguru sangat berbeda dengan hewan lainnya. Embrio
kanguru melewati beberapa tahap perkembangan di luar rahim, yang biasanya
terjadi di dalam rahim.
Tidak lama setelah pembuahan, dilahirkan bayi kanguru yang buta, panjangnya
satu sentimeter. Biasanya hanya seekor yang lahir. Pada tahap ini bayi kanguru
disebut neonatus. Sementara embrio semua mamalia melewati tahap ini di dalam
rahim induknya, anak kanguru lahir saat panjangnya baru satu sentimeter.
Neonatus tersebut belum berkembang sempurna: kaki depan belum berbentuk, dan
kaki belakang baru merupakan tonjolan kecil.
Dengan keadaan seperti itu, neonatus tentu tidak dapat meninggalkan
induknya. Setelah keluar dari rahim, neonatus bergerak memanjat menggunakan
kaki depan menyusuri bulu-bulu tubuh induk dan tiga menit kemudian tiba di
kantong induknya. Kantong induk bagi neonatus sama dengan rahim bagi mamalia
lain. Perbedaannya adalah pada mamalia lain anak terlahir dalam bentuk bayi,
sedangkan kanguru masih berupa neonatus ketika keluar dari rahim. Kaki, muka,
dan banyak organ lainnya belum terbentuk. Neonatus yang telah mencapai kantong,
menempelkan dirinya ke salah satu dari empat puting susu dan mulai menyusu.
Pada tahap ini, induk kembali mengalami ovulasi dan sel telur terbentuk di
dalam rahim. Betina sekali lagi berkopulasi dengan jantan sehingga sel telur
dibuahi. Namun, sel telur yang dibuahi tidak segera berkembang. Bila wilayah
Australia Tengah mengalami musim kemarau panjang, seperti yang sering terjadi,
telur yang dibuahi tersebut tidak mengalami perkembangan sampai musim kemarau
selesai. Bila musim hujan datang dan padang rumput tumbuh, perkembangan sel
telur dimulai kembali.
Pada tahap ini, kita menghadapi pertanyaan: siapa yang merencanakan semua
ini, siapa yang mengatur perkembangan telur sesuai kondisi lingkungan? Telur
tidak dapat mengatur dirinya sendiri karena belum sempurna sebagai makhluk
hidup, tidak berakal, dan sama sekali tidak mengetahui kondisi lingkungan di
luar. Induk juga tidak dapat mengatur hal ini karena, seperti makhluk hidup
lain, induk tidak mempunyai kekuasaan atas perkembangan yang terjadi di dalam
tubuhnya. Peristiwa yang luar biasa ini tentu diatur oleh Allah, pencipta induk
dan sel telur.
Apabila cuaca mendukung, 33 hari setelah pembuahan, neonatus baru yang
sebesar biji kacang merah, merayap dari mulut rahim dan mencapai kantong
induknya seperti yang dilakukan kakaknya.
Sementara itu, neonatus pertama di dalam kantong telah mengalami
pertumbuhan yang nyata. Ia tumbuh tanpa mengganggu adiknya yang panjangnya
hanya satu sentimeter. Setelah berumur 190 hari, anak kanguru sudah cukup
dewasa untuk keluar dari kantong induknya. Mulai saat itu, anak kanguru
menghabiskan sebagian besar waktunya di luar kantong dan sepenuhnya
meninggalkan kantong pada umur 235 hari.
Tak lama sesudah kelahiran anak kedua, kanguru betina kembali berkopulasi,
sehingga jumlah anak yang menggantungkan hidup pada induk adalah tiga ekor.
Anak pertama sudah dapat makan rumput, namun kadang-kadang kembali ke kantong
untuk menyusu; anak kedua masih berkembang dengan menyusu; anak ketiga, yang
terkecil, masih dalam bentuk neonatus.
Yang mengejutkan adalah bahwa
ketiga anak ini, yang berada dalam tahap perkembangan yang berbeda-beda dan
bergantung pada induknya, masing-masing mendapatkan jenis air susu yang berbeda
sesuai dengan tahap perkembangannya. Pada awal perkembangannya, anak mendapatkan
susu yang bening dan tidak berwarna, kemudian susu berubah putih seperti air
susu pada umumnya. Jumlah lemak dan zat kandungan lain juga bertambah sejalan
dengan perkembangan anak.
Sementara anak pertama mendapatkan
susu yang sesuai dengan kebutuhannya, anak kedua mendapatkan susu yang lebih
mudah dicerna pada puting susu yang lain. Dengan demikian, induk menghasilkan
dua jenis susu sekaligus dengan kandungan zat yang berbeda. Ketika anak ketiga
lahir, susu yang dihasilkan juga menjadi tiga jenis: bergizi tinggi untuk anak
yang lebih tua, gizi dan lemak lebih rendah untuk anak yang lebih muda. Yang
perlu diperhatikan adalah bahwa setiap anak mendapatkan puting susu yang khusus
bagi dirinya. Bila mengisap puting susu yang mengandung zat yang berbahaya baginya,
susu tersebut bisa membahayakan tubuhnya.
Cara pemberian makan seperti di atas ini memang luar biasa dan jelas
merupakan karya cipta yang unik. Induk kanguru tentu tidak
secara sadar mengatur semuanya. Bagaimana mungkin seekor hewan dapat menentukan
kandungan susu yang berbeda-beda bagi ketiga anaknya? Andaikan bisa, bagaimana
ia dapat menghasilkan ketiga kandungan susu yang berbeda di dalam tubuhnya?
Bagaimana ketiga jenis susu itu disalurkan melalui saluran yang berbeda?
Sudah pasti kanguru tidak
mampu melakukan hal tersebut. Induk kanguru bahkan tidak menyadari bahwa susu
yang dikeluarkan terdiri atas tiga macam. Proses yang sangat mengagumkan ini
pasti hasil dari sifat alamiah yang sudah ada dalam tubuh hewan.
Ibu Macam Apakah
Buaya Itu?
Perawatan yang dilakukan
buaya, hewan liar yang hidup di sungai, untuk anaknya ternyata cukup
mengejutkan.
Pertama-tama, buaya menggali
lubang sebagai tempat pengeraman telur. Suhu di dalam lubang tak boleh lebih
dari 30°C. Kenaikan suhu sedikit
saja dapat mengancam kehidupan embrio di dalam telur. Induk buaya mencegah hal
ini dengan mencari lubang tempat penyimpanan terlur di tempat teduh. Meskipun
demikian, ini mungkin belum cukup. Oleh karena itu, induk buaya juga melakukan
upaya lain untuk menjaga suhu telur selalu konstan.
Beberapa jenis buaya tidak
menggali lubang, tetapi membuat sarang di air dari rumput liar (lihat kiri).
Bila suhu sarang masih naik juga, buaya mendinginkan sarang dengan memercikkan
air seni pada sarang. Ketika telur akan menetas, muncul suara nyaring dari
sarang. Suara ini mengingatkan induk bahwa saat yang dinantikan segera tiba.
Induk buaya mengeluarkan telur dan membantu anaknya keluar dari cangkang telur,
menggunakan giginya sebagai penjepit. Tempat paling aman bagi anak yang baru
lahir adalah kantung pelindung di dalam mulut induknya, yang dirancang khusus
untuk memuat setengah lusin bayi buaya.
Di sini terlihat adanya
kerja sama dan rasa rela berkorban pada hewan. Bagi orang-orang yang mengerti,
semua keselarasan di alam secara jelas menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah,
Sang Maha Pencipta segala yang ada di langit dan di bumi.
Teknologi Pemanfaatan Panas
Burung Megapoda
Burung megapoda yang hidup di Kepulauan Pasifik menyiapkan “mesin pengeram”
bagi anak-anaknya. Selama musim panas, burung ini bertelur sebutir setiap enam
hari. Telur megapoda relatif besar dibandingkan ukuran tubuhnya sendiri, hampir
sebesar telur burung unta. Oleh karena itu, megapoda
betina hanya mampu mengerami satu butir telur. Akibatnya, setiap enam hari,
telur yang baru menetas terancam mati karena kurang mendapatkan panas. Namun,
ini bukan masalah bagi mereka karena megapoda jantan mempunyai keahlian membuat
“mesin pengeram” telur, menggunakan bahan yang paling berlimpah di alam, yaitu
pasir dan tanah.
Untuk membuat “mesin” tersebut, enam bulan sebelum musim bertelur tiba,
megapoda jantan mulai menggali lubang dengan kedalaman satu meter dan diameter
lima meter dengan menggunakan cakarnya yang amat besar. Lubang tersebut diisi
dengan rumput liar dan daun basah. Tujuan utamanya adalah menghangatkan telur
dengan menggunakan panas yang dihasilkan bakteri dalam proses pembusukan
tanaman tersebut.
Ada persiapan lain yang dilakukan agar proses ini dapat berlangsung.
Tumbuhan dapat membusuk dan melepaskan panas karena bentuk corong dari lubang
yang dibuat megapoda. Lubang tersebut membuat air hujan merembes masuk dan menjaga tumpukan
dedaunan tetap basah. Kelembapan yang terjadi membuat proses pembusukan dapat
berlangsung di bawah pasir, dan panas pun dilepaskan. Beberapa saat sebelum
musim semi, saat dimulainya musim kering di Australia, megapoda jantan mulai
membuka tumpukan tumbuhan busuk tersebut agar bersentuhan dengan udara bebas. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan panas. Burung betina
sekali-sekali mengunjungi lubang dan memeriksa apakah burung jantan melakukan
tugasnya atau tidak. Akhirnya, burung betina bertelur di pasir di atas dedaunan
busuk itu.
Megapoda Jantan:
Termometer Yang Peka
Agar anak dalam “mesin pengeram” dapat berkembang baik, suhu harus konstan
pada ± 33°C.
Untuk mencapai hal ini, megapoda jantan secara teratur mengukur suhu pasir
dengan paruhnya. Paruh ini sensitif dalam mengukur suhu layaknya
termometer. Bila perlu, megapoda akan membuka lubang ventilasi untuk menurunkan
suhu. Megapoda jantan bekerja dengan amat teliti. Bahkan bila ada beberapa
genggam tanah jatuh menutupi lubang pengeraman, megapoda segera
menyingkirkannya dengan kaki dan mencegah perubahan suhu sekecil apa pun. Di
bawah pengaturan yang ketat inilah telur-telur tersebut menetas. Anak yang baru
beberapa jam menetas dari telur sudah tumbuh demikian baik sehingga dapat
langsung terbang.
Bagaimana hewan ini dapat melakukan tugas seperti itu selama jutaan tahun,
padahal manusia pun tak dapat melakukannya? Karena kita tahu bahwa hewan tidak
mempunyai akal seperti manusia, satu-satunya penjelasan dari fenomena tersebut
adalah hewan ini sudah diprogram dan diciptakan untuk melakukan tugas tersebut.
Bila hewan ini tidak diciptakan dengan kemampuan demikian, sulit dijelaskan bagaimana
hewan ini dapat mempersiapkan segalanya enam bulan sebelumnya, atau mengetahui
hakikat proses kimia yang rumit ini. Pertanyaan lain yang akan muncul adalah
mengapa burung megapoda ini melakukan pekerjaan yang susah ini demi melindungi
telurnya. Jawabannya tersembunyi dalam keinginan untuk berkembang biak dan
melindungi anaknya.
Burung Cuckoo
Tahukah Anda, burung cuckoo bertelur di sarang burung lain dan memperdaya
burung tersebut untuk merawat anaknya?
Ketika tiba saatnya bertelur, burung cuckoo betina berpacu dengan waktu.
Dengan siaga dan berjaga, dia bersembunyi di antara dedaunan sambil memata-mati
burung lain yang tengah membangun sarang. Bila dia melihat burung yang
dikenalnya tengah membangun sarang, dia pun memutuskan waktu yang tepat untuk bertelur.
Saat itulah dia menentukan burung yang akan memelihara anaknya.
Burung cuckoo mulai beraksi ketika melihat burung yang telah dipilihnya
bertelur. Begitu burung tersebut meninggalkan sarang, burung cuckoo terbang ke
sarang tersebut dan bertelur di situ. Setelah itu, dia melakukan hal yang
sangat cerdik dengan membuang salah satu telur pemilik sarang. Kecerdikan ini
mencegah munculnya kecurigaan burung pemilik sarang.
Induk cuckoo menjalankan strategi yang hebat dengan penentuan waktu yang
tepat, sehingga anaknya dijamin memulai kehidupan yang aman. Dalam satu musim
cuckoo betina bertelur tidak hanya satu, tetapi dua puluh butir. Oleh sebab
itu, dia harus menemukan banyak induk burung untuk memelihara anaknya,
memata-matai banyak induk burung, dan menentukan waktu yang tepat untuk
bertelur. Induk cuckoo bertelur sebutir setiap dua hari, dan setiap telur
membutuhkan lima hari untuk terbentuk di dalam ovarium. Dia tidak memiliki banyak
waktu.
Setelah dua belas hari masa
pengeraman, telur menetas. Empat hari kemudian, ketika pertama kali membuka
mata, anak cuckoo melihat induk yang penuh kasih sayang—yang bukan orangtuanya.
Hal pertama yang dilakukannya setelah menetas adalah membuang telur-telur yang
lain dari sarang ketika induknya pergi. Induk yang merawatnya itu memberi makan
anak cuckoo, yang dikiranya anaknya sendiri, dengan hati-hati. Menjelang minggu
keenam ketika anak cuckoo meninggalkan sarang, kita akan melihat pemandangan
menarik, yaitu seekor burung besar diberi makan oleh dua ekor burung kecil.
Marilah kita renungkan,
mengapa induk cuckoo meninggalkan anaknya untuk dipelihara burung-burung lain.
Apakah induk cuckoo terpaksa melakukannya karena malas atau karena tidak cukup
cekatan untuk membangun sarang sendiri? Atau, mungkin dahulu induk cuckoo
membangun sarang dan memelihara anaknya sendiri, tetapi kemudian sadar bahwa
semua itu adalah tugas yang merepotkan, lalu dia menemukan cara ini? Menurut
Anda, apakah seekor burung dapat menyusun sendiri rencana seperti ini?
Perang Antara Tawon “Pepsis” Dan
Tarantula
Selama musim berkembang biak, berbeda dengan hewan lain, tawon raksasa
bernama “pepsis” tidak mau repot membangun sarang atau mengerami. Oleh alam,
tawon pepsis dilengkapi mekanisme reproduksi yang benar-benar berbeda. Dia
memberi makan dan melindungi telurnya dengan menggunakan labah-labah terbesar
dan paling beracun di dunia, tarantula.
Tarantula umumnya bersembunyi di terowongan yang digalinya di dalam tanah.
Walaupun demikian, tawon ini dilengkapi dengan sensor khusus yang sensitif untuk
mencium bau tarantula, sehingga menemukan mangsa bukan hal yang sulit baginya. Bagaimanapun, tarantula
adalah makhluk yang jarang ada. Oleh karena itu, terkadang tawon harus berjalan
berjam-jam di tanah untuk menemukan satu tarantula saja. Selama perjalanan ini,
tawon tidak lupa membersihkan sensor secara teratur agar tidak kehilangan
sensitivitasnya.
Ketika tawon berhasil
menemukan tarantula, terjadilah perang antara keduanya. Senjata utama tarantula
adalah racun yang mematikan. Pada awal pertempuran, tarantula segera menggigit
tawon. Akan tetapi, pepsis memiliki penangkal racun istimewa sehingga
terlindung dari racun tarantula. Berkat cairan khusus yang dihasilkan tubuhnya
itu, pepsis tidak terpengaruh oleh racun tarantula yang kuat.
Pada tahap ini tidak ada
lagi yang bisa dilakukan tarantula untuk melawan pepsis. Sekarang
giliran pepsis menyengat. Pepsis menggigit bagian kiri atas perut tarantula dan
memasukkan racunnya di sana. Yang menarik, pepsis secara khusus memilih bagian
tubuh ini karena inilah bagian tubuh tarantula yang paling sensitif. Kejadian
paling menarik dimulai setelah tahap ini: racun pepsis yang dimasukkan ke dalam
tubuh tarantula bukan untuk membunuh, melainkan untuk melumpuhkan tarantula.
Pepsis membawa tarantula ke tempat yang sesuai, menggali lubang, dan
meletakkan tarantula di dalamnya. Kemudian pepsis melubangi perut tarantula dan
bertelur di dalamnya sebutir.
Telur pepsis menetas beberapa hari kemudian. Anak pepsis memakan daging
tarantula dan berlindung dalam tubuhnya hingga masa kepompong tiba. Pada masa
itu anak pepsis mengalami metamorfosis.
Pepsis harus menemukan tarantula untuk setiap telur dari dua puluh butir
yang ditelurkannya selama masa reproduksi.
Cara yang luar biasa ini menunjukkan bahwa sistem reproduksi tawon ini secara
khusus diciptakan sesuai dengan sifat alami tarantula. Kalau tidak, sangat
sulit dijelaskan adanya penawar racun tarantula dalam tubuh pepsis, atau cairan
yang dihasilkan pepsis untuk melumpuhkan tarantula.
“Tuhan yang
menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu)
jika kamu mempergunakan akal.” (Surat asy-Syu’ara: 28)
Migrasi Burung
Di dalam Al Quran, Allah
berfirman agar kita memperhatikan burung, seperti dalam ayat, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan
burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak
ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.” (Surat
al-Mulk: 19). Pada bab ini, kita akan secara khusus membahas burung migran;
kita akan melihat keseimbangan yang diciptakan burung-burung ini saat mereka
mengarungi angkasa, sistem tubuh yang diberikan kepada mereka, dan perhatian
khusus pada kekuasaan Allah yang menjaga mereka “di angkasa”.
Bagaimana
Burung Menentukan Waktu Migrasi?
Mengapa dan bagaimana awalnya burung bermigrasi, serta apa yang membuat
mereka memutuskan untuk bermigrasi telah lama menjadi pusat perhatian. Sebagian
ilmuwan berpendapat bahwa migrasi disebabkan perubahan musim sementara yang
lain percaya bahwa burung bermigrasi untuk mencari makan. Yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana burung-burung ini—tanpa perlindungan,
perlengkapan teknis, atau pengamanan, kecuali tubuh mereka sendiri—dapat
melakukan penerbangan yang sangat jauh. Migrasi membutuhkan keahlian khusus
seperti penentuan arah, cadangan makanan, dan kemampuan untuk terbang dalam
jangka waktu yang lama. Hewan yang tidak memiliki ciri-ciri di atas tidak
mungkin dapat berubah menjadi hewan migran, atau hewan yang melakukan migrasi.
Salah satu eksperimen yang mengangkat permasalahan ini adalah sebagai
berikut: burung bulbul dijadikan objek penelitian di sebuah laboratorium yang
suhu dan cahayanya dapat diatur sesuai kebutuhan. Kondisi
di dalam laboratorium diatur sehingga berbeda dengan kondisi di luar
laboratorium. Misalnya, bila di luar musim dingin, kondisi laboratorium dibuat
seperti pada musim semi dan burung menyesuaikan dirinya pada kondisi tersebut.
Burung bulbul menumpuk lemak sebagai sumber energi, seperti yang biasa mereka
lakukan menjelang migrasi. Meskipun burung bulbul mengadaptasikan tubuhnya
dengan iklim buatan, dan menyiapkan diri seakan hendak bermigrasi, mereka tidak
berangkat sebelum waktunya tiba. Mereka mengamati musim di luar. Hal ini
merupakan bukti bahwa burung menentukan waktu migrasi bukan berdasarkan
perubahan musim.
Lalu bagaimana burung menentukan saat untuk bermigrasi? Para ilmuwan masih
belum menemukan jawaban dari pertanyaan ini. Mereka percaya bahwa makhluk hidup
memiliki “jam tubuh” yang membantu mereka mengetahui waktu, bila mereka berada
dalam lingkungan tertutup, dan membedakan perubahan musim. Bagaimanapun,
jawaban bahwa burung memiliki “jam tubuh yang membantu mereka mengetahui saat
untuk melakukan migrasi” adalah jawaban yang tidak ilmiah. Jam seperti apakah itu,
organ tubuh apa yang berinteraksi dengannya, dan bagaimana jam ini muncul di
dalam tubuh? Apakah yang terjadi bila jam ini rusak atau tidak berpengaruh
lagi?
Mengingat sistem yang sama berlaku tidak hanya untuk seekor burung migran,
tetapi juga untuk semua hewan migran, pertanyaan ini perlu mendapat perhatian.
Sebagaimana telah diketahui, burung migran tidak memulai perjalanan
migrasinya dari tempat yang sama. Ketika saat bermigrasi tiba, masing-masing
burung berada di tempat yang berbeda. Pada sebagian besar spesies, pertama-tama
mereka berkumpul di tempat tertentu untuk kemudian bermigrasi bersama. Bagaimana mereka melakukan
pengaturan waktu tersebut? Bagaimana “jam tubuh”, yang katanya dimiliki burung,
dapat begitu selaras? Mungkinkah keteraturan sistematis seperti ini dapat
terjadi secara spontan?
Suatu kegiatan yang sudah
direncanakan tidak mungkin berjalan secara spontan. Selain itu, baik burung
maupun hewan migran lain tidak memiliki penunjuk waktu, dalam bentuk apa pun.
Setiap tahun semua hewan migran bermigrasi pada waktu yang telah ditentukan
oleh mereka sendiri, tetapi bukan berdasarkan jam tubuh. Yang disebut sebagian
orang sebagai jam tubuh adalah kekuasaan Allah atas semua makhluk. Hewan migran
mengikuti perintah Allah seperti halnya semua isi alam semesta.
Penggunaan Energi
Burung menggunakan banyak energi saat terbang. Oleh karena itu, mereka
membutuhkan lebih banyak sumber energi daripada hewan darat maupun hewan laut.
Misalnya, untuk terbang sejauh 3.000 km antara Hawaii dan Alaska, burung
kolibri (yang memiliki bobot beberapa gram) harus mengepakkan sayap sebanyak
2,5 juta kali. Meskipun begitu, mereka dapat tetap berada di udara selama 36
jam. Kecepatan rata-rata selama melakukan perjalanan ini kurang lebih 80
km/jam. Selama melakukan penerbangan seberat ini, jumlah asam dalam darah
bertambah secara berlebihan, dan burung dapat pingsan akibat suhu tubuh yang
meningkat. Beberapa burung menghindari bahaya ini dengan mendarat. Lalu,
bagaimanakah mereka dapat terbang melintasi lautan yang luas dengan selamat?
Berdasarkan pengamatan ahli burung, dalam keadaan seperti ini, burung
mengembangkan sayap selebar-lebarnya, dan dengan beristirahat dalam keadaan
tersebut, suhu tubuhnya turun.
Burung migran memiliki sistem metabolisme tubuh yang kuat agar dapat
melakukan aktivitas yang berat ini. Misalnya, aktivitas metabolisme pada burung
kolibri, burung migran terkecil, dua puluh kali lebih kuat daripada aktivitas
metabolisme gajah. Suhu tubuh burung dapat naik hingga 62°C.
Teknik Terbang
Sebagai makhluk yang diciptakan untuk melakukan penerbangan berat, burung
juga dikaruniai kemampuan untuk memanfaatkan angin guna membantu mereka
terbang.
Misalnya, burung bangau dapat terbang hingga ketinggian 2.000 m dengan
mengikuti arus udara panas, lalu meluncur dengan cepat menuju arus udara panas
berikutnya tanpa harus mengepakkan sayap.
Teknik terbang lain yang biasa dilakukan sekelompok burung adalah formasi
“V”. Pada teknik ini, burung yang besar dan kuat berada paling depan sebagai
perisai melawan arus udara dan membuka jalan bagi burung lain yang lebih lemah.
Dietrich Hummel, seorang insinyur penerbangan, telah membuktikan bahwa dengan
pengaturan seperti ini, secara umum kelompok tersebut dapat menghemat energi
hingga 23%.
Terbang Sangat Tinggi
Beberapa burung migran terbang sangat tinggi. Misalnya, angsa dapat terbang
pada ketinggian 8.000 m. Ini adalah hal yang luar biasa mengingat pada
ketinggian 5.000 m kerapatan atmosfer berkurang sebanyak 63% dibandingkan pada
permukaan laut. Terbang pada ketinggian dengan atmosfer sangat tipis, burung
tersebut harus mengepakkan sayap lebih cepat dan karenanya harus mendapatkan
oksigen yang lebih banyak pula.
Meskipun demikian, paru-paru burung
ini telah diciptakan sedemikian rupa sehingga dapat secara maksimal memanfaatkan
oksigen yang tersedia pada ketinggian tersebut. Paru-paru burung, yang
berfungsi secara berbeda dengan paru-paru mamalia, membantu mereka mendapatkan
energi yang lebih besar dari udara yang lebih sedikit.
Indra Pendengaran Yang Sempurna
Selagi bermigrasi, burung harus
memperhatikan gejala atmosferis. Misalnya, mereka mengubah arah untuk
menghindari badai yang mendekat. Melvin L. Kreithen, ahli burung yang meneliti
indra pendengaran burung, mengamati bahwa beberapa jenis burung dapat mendengar
bunyi yang berfrekuensi sangat rendah, yang tersebar jauh dalam atmosfer. Oleh
karena itu, burung migran dapat mendengar terbentuknya badai di gunung pada
kejauhan atau halilintar di atas samudra yang berjarak ratusan kilometer di
depan. Selain itu, telah diketahui pula bahwa burung dikenal berhati-hati dalam
menentukan rute migrasinya; mereka akan menghindari daerah dengan kondisi
atmosfer yang berbahaya.
Persepsi Arah
Bagaimanakah burung dapat
menentukan arah tanpa bantuan peta, kompas, atau penunjuk arah lain selama
penerbangan yang panjang menempuh ribuan kilometer?
Teori pertama yang dikemukakan berkenaan dengan pertanyaan tersebut adalah
bahwa burung menghafal karakteristik daratan di bawah mereka, sehingga dapat
menemukan daerah tujuan tanpa kebingungan. Akan tetapi, berbagai penelitian
telah membuktikan bahwa teori ini tidak benar.
Dalam sebuah percobaan yang menggunakan burung dara, digunakan lensa buram
untuk mengaburkan penglihatan burung dara. Dengan begitu, mereka tidak dapat
menggunakan tanda-tanda daratan di bawahnya sebagai penunjuk. Meskipun
demikian, ternyata burung dara tetap dapat menemukan jalan mereka meskipun
tertinggal beberapa kilometer dari kelompoknya.
Penelitian berikutnya menunjukkan bahwa medan magnet bumi berpengaruh terhadap
beberapa spesies burung. Berbagai kajian menunjukkan bahwa tampaknya burung
memiliki sistem reseptor magnetik yang maju, yang memungkinkan mereka
menentukan arah dengan menggunakan medan magnet bumi. Sistem ini membantu
burung menentukan arah dengan merasakan perubahan medan magnet bumi selama
migrasi. Berbagai eksperimen menunjukkan bahwa burung migran dapat merasakan
perbedaan medan magnet bumi sebesar 2%.
Sebagian orang berpikir bahwa mereka dapat menjelaskan hal tersebut dengan
mengatakan bahwa burung memiliki semacam kompas di dalam tubuhnya.
Pertanyaannya justru ada di sini.
Pertanyaannya adalah: bagaimanakah burung-burung tersebut dapat
diperlengkapi dengan “kompas alami”? Kita tahu bahwa kompas adalah hasil penemuan
manusia. Lalu bagaimanakah kompas—alat yang dibuat manusia dengan pengetahuan
yang dimilikinya—dapat berada pada tubuh burung? Mungkinkah bertahun-tahun yang
lalu, ketika berusaha menemukan arah, spesies burung memikirkan cara
menggunakan medan magnet bumi untuk menentukan arah dan membuat reseptor magnet
pada tubuhnya? Mungkinkah bertahun-tahun yang lalu spesies burung diperlengkapi
dengan mekanisme seperti ini secara kebetulan? Tentu
saja tidak….
Burung tersebut maupun peristiwa kebetulan tidak mungkin dapat menambahkan
kompas yang sangat maju ke dalam tubuhnya. Struktur tubuh, paru-paru, sayap,
sistem pencernaan, dan kemampuan burung untuk menentukan arah adalah contoh
dari ciptaan Allah yang sempurna:
“Dialah Allah Yang Menciptakan,
Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling
Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat
al-Hasyr: 24)
“Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah, kepada-Nya bertasbih
apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya.
Masing-masingnya telah mengetahu (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka kerjakan.”(Surat an-Nur: 24)
Perjalanan Kupu-Kupu Raja Yang
Menakjubkan
Kisah perjalanan migrasi kupu-kupu raja, yang hidup di Kanada bagian
tenggara, lebih rumit daripada migrasi burungm
Kupu-kupu raja umumnya hidup hanya 5-6 minggu setelah berkembang dari ulat.
Dalam setahun terdapat empat generasi kupu-kupu raja. Tiga dari empat generasi
kupu-kupu raja hidup di musim semi dan musim panas.
Situasi berubah dengan datangnya musim gugur. Migrasi dimulai pada musim
gugur, dan generasi yang bermigrasi akan hidup jauh lebih lama dari generasi
lain yang hidup di tahun yang sama. Kupu-kupu raja yang bermigrasi adalah
generasi yang keempat.
Hal yang cukup menarik adalah, migrasi dimulai pada malam ekuinoks musim
gugur (hari ketika waktu siang dan malam sama panjang). Kupu-kupu yang
bermigrasi ke selatan, hidup enam bulan lebih lama dibandingkan ketiga generasi
sebelumnya. Mereka membutuhkan waktu hidup yang lebih lama agar dapat
bermigrasi dan kembali lagi.
Kupu-kupu yang terbang ke selatan tidak berpencar setelah melalui garis
balik utara (garis lintang utara 23,30°) dan meninggalkan udara dingin. Setelah bermigrasi melintasi setengah
benua Amerika, jutaan kupu-kupu itu mendiami bagian tengah Meksiko. Di daerah
ini jajaran gunung berapi dipenuhi bermacam-macam jenis tumbuhan. Bertempat di
ketinggian 3.000 m, tempat ini cukup hangat bagi kupu-kupu. Selama empat bulan,
dari Desember hingga Maret, kupu-kupu tidak memakan apa pun. Mereka hanya minum
air selama cadangan lemak tubuh mereka masih mencukupi sebagai sumber makanan.
Bunga yang bermekaran di musim semi cukup penting bagi kupu-kupu raja.
Setelah empat bulan berpuasa, untuk pertama kalinya di musim semi kupu-kupu
mengadakan pesta nektar. Setelah itu, mereka memiliki cadangan energi yang
cukup untuk kembali ke Amerika Utara. Selain waktu hidupnya yang dua bulan
diperpanjang menjadi delapan bulan, generasi ini tidak berbeda dengan tiga
generasi sebelumnya. Mereka kawin di akhir Maret sebelum memulai perjalanannya.
Pada saat ekuinoks, kelompok kupu-kupu akan terbang kembali ke Utara. Begitu
mereka menyelesaikan perjalanannya dan tiba di Kanada, mereka mati. Namun, sebelum
mati, mereka bertelur untuk menghasilkan generasi baru, yang penting bagi
kelangsungan spesiesnya.
Generasi yang baru lahir adalah generasi pertama pada tahun tersebut dan
hidup selama 1,5 bulan. Generasi ini akan diikuti oleh generasi kedua dan ketiga.
Ketika datang generasi keempat, migrasi kembali berulang. Generasi ini akan
hidup enam bulan lebih lama daripada generasi sebelumnya, dan rantai ini akan
terus berlanjut dengan cara yang sama.
Sistem yang sangat menarik ini menimbulkan banyak pertanyaan: bagaimanakah
generasi keempat dari empat generasi kupu-kupu dapat hidup enam bulan lebih
lama? Bagaimanakah waktu hidup generasi ini selalu bertepatan dengan musim
dingin dan berlangsung selama ini selama beribu-ribu tahun? Bagaimanakah
kupu-kupu selalu memulai migrasi pada saat ekuinoks, dan bagaimanakah mereka
bisa begitu sensitif terhadap panjang waktu siang dan malam? Apakah mereka
menggunakan kalender untuk menentukan saat migrasi?
Pertanyaan ini tidak dapat dijawab
oleh teori evolusi maupun variasi lain dari teori tersebut. Kupu-kupu ini telah
memiliki karakteristik istimewa tersebut sejak mereka diciptakan. Jika saja
generasi keempat kupu-kupu raja yang pertama ada di bumi tidak memiliki
karakteristik untuk hidup lama, semua kupu-kupu tersebut akan mati selama musim
dingin dan hewan ini akan punah.
Kupu-kupu raja tentunya telah
memiliki karakteristik yang luar biasa ini semenjak mereka diciptakan.
“Peristiwa kebetulan” tidak mampu mengatur generasi hewan berdasarkan migrasi.
Selain itu, tidak mungkin kupu-kupu dapat memutuskan agar generasi keempatnya
dapat hidup lebih lama, dan mengatur metabolisme, DNA, dan gen mereka sesuai
dengan kebutuhan tersebut.
Jelas bahwa kupu-kupu raja
diciptakan dengan keistimewaan-keistimewaan tersebut.
Alam
Dan Teknologi
Setiap hari manusia membuat
kemajuan di bidang teknologi, yang menghasilkan produk dan desain yang
menakjubkan. Umat manusia dapat merancang dan membuat produk baru dengan
kemampuan yang Allah berikan kepada mereka. Hal ini perlu mendapatkan perhatian
khusus; manusia tidak berhak bersikap sombong atau arogan karena semua
kemampuan tersebut adalah pemberian Allah.
Alam adalah salah satu bukti
anugerah Allah. Orang-orang yang memperhatikan sekelilingnya akan melihat bahwa
Allah telah memberi alam keajaiban-keajaiban yang tak terhitung jumlahnya. Di
mana pun, setiap makhluk hidup, dari tumbuhan hingga hewan, di darat maupun di
laut, diperlengkapi dengan keistimewaan yang menakjubkan. Bab ini akan
menghadirkan contoh-contoh makhluk hidup yang boleh dibilang memiliki
teknologi. Bab ini bertujuan memperlihatkan bahwa hal-hal yang disangka manusia
adalah hasil pencapaian keahlian mereka sebenarnya sudah lama ada di alam, dan
untuk mengingatkan bahwa tidak pada tempatnya manusia menyombongkan diri.
Sebagian rancangan yang
dibuat manusia sebagai hasil penelitian, kerja keras, dan perkembangan
teknologi selama bertahun-tahun, ternyata sudah ada di alam selama berjuta-juta
tahun. Para ilmuwan, yang menyadari hal ini, lama mengamati dan belajar dari
alam dan menggunakan hasil pengamatan tersebut dalam temuannya. Mereka mulai
mengembangkan model baru dengan mengambil contoh dari alam. Mereka menyadari
ada perbedaan besar antara teknik yang mereka gunakan dan teknik yang sempurna
di alam. Hal ini membawa mereka pada keyakinan adanya Pemilik Kebijaksanaan
yang mengatur alam semesta. Mereka memahami bahwa semua kepelikan yang ada di
alam tidak mungkin terbentuk secara kebetulan. Pemilik dari kebijaksanaan, yang
keberadaannya telah mereka terima melalui ilmu pengetahuan, tak lain adalah
Allah, yang Memelihara surga dan bumi.
Misalnya, setelah para
ilmuwan mempelajari tentang lumba-lumba, tonjolan haluan kapal yang awalnya
berbentuk “V” diubah menjadi tonjolan yang disebut “moncong lumba-lumba”. Para
perancang mengetahui bahwa struktur moncong lumba-lumba sangat ideal untuk
menyeruak di air secara hidrodinamis. Tidak diragukan lagi, tak hanya moncong,
tetapi seluruh ciri-ciri lumba-lumba adalah ideal karena masing-masing ciri
adalah ciptaan Allah, sang “Pencipta”
(Surat al-Hasyr: 24)
Pada bab ini kita akan
meninjau berbagai model, yang dibuat para perancang dengan mencontoh apa yang
ada di alam, seperti halnya pada lumba-lumba. Kita akan melihat ciptaan Allah
yang sangat menakjubkan. Semua keistimewaan makhluk hidup adalah rancangan yang
menakjubkan, dan sangat penting agar kita menyadari kekuasaan Allah. Semua
keistimewaan yang diungkapkan pada bagian ini telah ada sejak berjuta-juta
tahun, yaitu sejak mereka diciptakan. Manusia baru mampu meniru sebagian
keistimewaan tersebut semenjak beberapa abad belakangan ini. Bagi orang-orang
yang dapat melihat bukti-bukti kekuasaan Allah, semua yang ada di alam
diberkahi dengan keistimewaan tertentu. Seperti dalam ayat:
“...untuk menjadi pelajaran dan
peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).” (Surat Qaf: 8)
“Dia Pencipta langit dan bumi …
Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang
memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan
selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah
Pemelihara segala sesuatu.” (Surat al-An’am: 101-102)
BAB IV: BUMI
Planet
Yang Diciptakan Untuk Umat Manusia
Filsafat materialis
menawarkan satu saja penjelasan untuk keteraturan dan keseimbangan yang ada di
alam semesta: peristiwa kebetulan. Menurut klaim ini, seluruh alam semesta
terbentuk melalui serangkaian peristiwa kebetulan.
Namun, jika kita meneliti
alam semesta ini secara sekilas, kita melihat bahwa klaim ini sungguh tidak
benar. Suatu kebetulan hanya akan menimbulkan kekacauan, padahal di alam
semesta ini kita melihat keteraturan di mana-mana. Keteraturan ini membuktikan
kekuasaan Allah yang abadi, Yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan lalu
memberinya bentuk.
Ketika menjelajahi alam semesta,
kita menemukan banyak contoh keteraturan. Dunia yang kita tempati ini hanyalah
salah satunya. Dengan segala keistimewaan yang ada padanya, bumi diciptakan
dengan keseimbangan yang luar biasa stabil, yang membuatnya cocok bagi
berlangsungnya kehidupan makhluk hidup.
Jarak bumi dari matahari,
kemiringan sumbu bumi terhadap orbit, keseimbangan dalam atmosfer, kecepatan
rotasi bumi pada sumbunya, kecepatannya mengelilingi matahari, fungsi laut dan
gunung di bumi, sifat-sifat dan interaksi di antara makhluk hidup, semua ini
hanyalah beberapa unsur dari keseimbangan ekologis yang terdapat di bumi.
Kalau dibandingkan dengan
planet lain, semakin jelas bahwa bumi secara khusus dirancang bagi manusia.
Air, misalnya, adalah senyawa yang sangat sulit ditemukan di planet lain. Dalam
tata surya kita, air berwujud cair hanya ditemukan di bumi. Terlebih lagi, 70%
permukaan bumi tertutup oleh air. Jutaan jenis makhluk hidup hidup di air.
Pembekuan air, kapasitas air untuk menarik dan menyimpan panas, adanya badan
air berukuran besar berbentuk lautan, dan bahkan penyaluran panas yang
melintasi bumi adalah karakteristik yang hanya dimiliki oleh bumi. Tidak ada
planet lain yang memiliki sirkulasi badan cair yang konstan seperti yang
terdapat di bumi.
Poros bumi membuat sudut
miring (inklinasi) sebesar 23° dari orbitnya.
Musim terbentuk akibat kemiringan ini. Andaikan sudut kemiringan ini sedikit
lebih besar atau lebih kecil, perbedaan suhu antara musim akan menjadi sangat
ekstrem. Andaikan ini terjadi, di bumi akan terjadi kondisi ekstrem yang tak
tertahankan, musim panas yang sangat panas dan musim dingin yang sangat dingin.
Kecepatan rotasi bumi pada
sumbunya merupakan kecepatan yang paling sesuai bagi makhluk hidup.
Planet-planet lain dalam tata surya pun mengalami siang dan malam. Karena
perbedaan waktu di planet lain jauh lebih besar dibandingkan dengan di bumi,
perbedaan antara suhu siang dan malam pun sangat tinggi. Hebatnya aktivitas
angin di atmosfer planet lain tidak kita temukan di bumi ini, suatu
keistimewaan berkat rotasi planet bumi yang seimbang.
Jenis dan konsentrasi
gas-gas yang menyusun atmosfer sangat penting bagi keberadaan bukan hanya umat
manusia, melainkan juga semua makhluk hidup yang ada di bumi. Koeksistensi
sejumlah besar keseimbangan yang stabil di bumi memungkinkan terbentuknya
gas-gas atmosfer dengan proporsi yang tepat dan selalu konstan.
Kita dapat membuat daftar
yang berisi ratusan keistimewaan selain yang telah disebutkan di atas. Walaupun
demikian, semua contoh di atas pun sudah dapat menunjukkan suatu kenyataan:
Bumi yang kita huni ini diciptakan secara khusus guna berlangsungnya kehidupan
berbagai makhluk. Hal ini bukanlah hasil suatu kebetulan, melainkan keteraturan
yang disengaja.
Kesempurnaan keteraturan
yang terdapat di alam semesta membawa kita pada satu kesimpulan: adanya satu
Pencipta yang memiliki kekuatan dan pengetahuan tak terbatas, yaitu Allah, Yang
Memiliki seluruh dunia, dan menciptakan alam semesta.
Keseimbangan
Di Atmosfer
Atmosfer bumi terdiri atas
empat gas utama, yaitu nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (kurang dari 1%),
dan karbon dioksida (0,03%). Gas yang ada di atmosfer dapat dibagi ke dalam dua
kelompok: “gas yang reaktif” dan “gas yang tidak reaktif”. Analisis terhadap
gas-gas reaktif mengungkap bahwa reaksi yang melibatkan gas reaktif sangat
penting bagi kehidupan, sedangkan gas-gas yang tidak reaktif akan menghasilkan
senyawa yang merusak jika bereaksi. Misalnya, argon dan nitrogen adalah gas
tidak aktif, yang hanya dapat bereaksi secara terbatas. Bila kedua gas tersebut
mudah bereaksi seperti oksigen, lautan akan berubah menjadi asam nitrat.
Sebaliknya, oksigen bereaksi dengan atom-atom lain, senyawa organik, dan bahkan
batuan. Reaksi tersebut menghasilkan molekul-molekul dasar kehidupan seperti
air dan karbon dioksida.
Selain tingkat reaktif gas,
konsentrasi gas-gas tersebut saat ini sangat penting bagi kehidupan. Misalnya,
oksigen. Oksigen adalah gas reaktif yang paling berlimpah di atmosfer.
Konsentrasi oksigen yang tinggi di atmosfer bumi adalah salah satu keistimewaan
yang membedakan bumi dengan planet lain di tata surya. Planet-planet tersebut
tidak memiliki oksigen sedikit pun.
Andaikan konsentrasi oksigen
di atmosfer lebih tinggi, oksidasi akan terjadi lebih cepat dan mengakibatkan
batuan dan logam terkikis lebih cepat. Oleh karena itu, bumi akan terkikis dan
hancur, dan kehidupan di bumi akan menghadapi ancaman besar. Andaikan
konsentrasi oksigen lebih kecil, pernapasan akan menjadi sulit, dan lebih
sedikit ozon yang dihasilkan. Perubahan jumlah ozon akan berakibat fatal bagi
kehidupan. Berkurangnya ozon akan menyebabkan sinar ultraviolet mencapai bumi
dengan intensitas yang lebih tinggi, sehingga kehidupan di muka bumi akan
lenyap. Banyaknya ozon akan mencegah panas matahari mencapai bumi dan berakibat
fatal bagi kehidupan.
Karbon dioksida juga berada
dalam keseimbangan yang sama. Tumbuh-tumbuhan menyerap radiasi sinar matahari
melalui gas ini. Bila bercampur dengan air, gas ini membentuk bikarbonat yang
dapat melarutkan batuan dan meninggalkannya di lautan. Reaksi tersebut
menguraikan karbon dioksida dan melepaskan oksigen kembali ke atmosfer.
Oksigen, yang sangat penting bagi makhluk hidup, dilepaskan ke atmosfer secara
terus-menerus. Karbon dioksida juga ikut menjaga “efek rumah kaca”, untuk
menjaga suhu bumi tetap konstan.
Andaikan jumlah karbon
dioksida berkurang, jumlah tumbuhan hidup di darat dan laut akan berkurang,
sehingga makanan bagi hewan berkurang. Selain itu, jumlah bikarbonat di laut
akan berkurang dan membuat laut menjadi lebih asam. Andaikan jumlah karbon
dioksida di atmosfer meningkat, erosi kimia tanah akan semakin cepat dan
membentuk residu alkali yang berbahaya di laut. Selain itu, “efek rumah kaca”
akan meningkat, menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi dan melenyapkan
kehidupan yang ada di bumi.
Seperti telah kita lihat, keberadaan atmosfer sangat penting bagi
kelangsungan hidup di bumi. Beberapa kondisi astrofisika harus saling
melengkapi agar atmosfer tetap terpelihara.
“Dan banyak sekali tanda-tanda
(kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka
berpaling daripadanya.” (Surat Yusuf: 105)
A)
Permukaan bumi harus tetap berada pada suhu sedang, dalam kisaran tertentu.
Untuk itu:
1. Bumi harus berada pada
jarak tertentu dari matahari. Jarak ini menentukan banyaknya energi panas
matahari yang mencapai bumi. Perubahan sedikit saja orbit bumi mengitari
matahari—baik lebih dekat maupun lebih jauh—akan mengakibatkan perubahan besar
dalam banyaknya energi panas matahari yang mencapai bumi. Perhitungan menunjukkan
bahwa berkurangnya panas yang mencapai bumi sebesar 13% akan menyebabkan bumi
diselimuti lapisan es setebal 1.000 meter. Sebaliknya, sedikit saja panas bumi
yang mencapai bumi meningkat akan menyebabkan seluruh makhluk hidup hangus
terpanggang.
2. Suhu permukaan bumi harus
homogen. Untuk ini, bumi harus melakukan rotasi pada sumbunya dengan kecepatan
tertentu (1.670 km/jam di khatulistiwa). Bila kecepatan rotasi bumi melebihi
batas tertentu, atmosfer akan menjadi sangat hangat. Meningkatnya suhu atmosfer
ini mengakibatkan bertambah cepatnya molekul gas lepas dari bumi, sehingga
atmosfer bumi akan lenyap ke angkasa.
Andaikan kecepatan rotasi
bumi lebih lambat, kecepatan molekul gas lepas dari bumi akan menurun. Molekul
gas tersebut akan menghilang karena terserap oleh bumi akibat efek gravitasi.
3. Sudut kemiringan bumi
sebesar 23o27’ dari sumbunya
mencegah adanya panas berlebih antara kutub dan khatulistiwa. Panas berlebih
ini dapat menghambat pembentukan atmosfer. Bila tidak ada sudut miring,
perbedaan suhu antara kutub dan khatulistiwa akan meningkat hebat, dan tidak
mungkin tercipta atmosfer yang dapat menyokong kehidupan.
“Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit
sebagai atap.” (Surat al-Baqarah: 21-22)
B)
Sebuah lapisan diperlukan untuk mencegah lepasnya panas yang telah dihasilkan:
Untuk menjaga agar suhu permukaan bumi berada
pada tingkat yang konstan, hilangnya panas harus dicegah, terutama pada malam
hari. Untuk itu, dibutuhkan senyawa yang dapat mencegah hilangnya panas dari
atmosfer. Kebutuhan ini terpenuhi dengan adanya karbon dioksida di atmosfer.
Karbon dioksida menutupi bumi seperti selimut dan mencegah hilangnya panas ke
angkasa.
C) Di
bumi terdapat struktur-struktur tertentu yang menjaga keseimbangan panas antara
kutub dan khatulistiwa:
Perbedaan suhu antara daerah
kutub dan khatulistiwa adalah sebesar 120°C. Andaikan
perbedaan panas ini terjadi pada permukaan yang rata, akan terjadi pergerakan
atmosfer yang hebat. Badai hebat dengan kecepatan 1.000 km/jam akan
menjungkirbalikkan dunia, menghancurkan keseimbangan atmosfer dan atmosfer akan
buyar.
Bumi memiliki permukaan yang
tidak rata, dan permukaan ini menghalangi timbulnya arus udara kuat yang bisa
terjadi akibat perbedaan panas. Ketidakrataan ini dimulai dengan Pegunungan
Himalaya antara Cina dan anak benua India, dilanjutkan dengan Pegunungan Taurus
di Anatolia, dan mencapai Pegunungan Alps di Eropa melalui rangkaian gunung
menghubungkan Laut Atlantik di barat dan Laut Pasifik di timur. Di lautan,
kelebihan panas yang terbentuk di khatulistiwa akan diteruskan ke utara dan
selatan dengan memanfaatkan badan air ini, sehingga perbedaan panas ini
seimbang.
Seperti terlihat, keberadaan
udara, salah satu unsur dasar kehidupan, menjadi mungkin dengan adanya ribuan
keseimbangan fisik dan ekologis. Lebih dari itu, adanya kondisi ini tidak cukup
bagi kelangsungan hidup di bumi. Andaikan bumi berada dalam kondisi seperti saat
ini, dengan struktur geofisik dan pergerakannya di angkasa, tetapi menempati
posisi yang berbeda di galaksi, keseimbangan tetap akan terganggu.
Misalnya, bintang yang lebih
kecil daripada matahari akan menyebabkan bumi menjadi sangat dingin, dan bintang
yang lebih besar akan menghanguskan bumi.
Pengamatan planet-planet
mati di angkasa sudah cukup untuk memahami bahwa bumi bukanlah hasil dari
peristiwa kebetulan yang acak. Kondisi esensial bagi kehidupan terlalu kompleks
untuk terbentuk secara acak dengan sendirinya, dan, tentunya dalam tata surya
kita, bumi khusus diciptakan untuk berlangsungnya kehidupan.
Keseimbangan
Nitrogen Dan Bakteri
Daur nitrogen adalah bukti lain bahwa bumi secara khusus dirancang
untuk kehidupan manusia. Nitrogen adalah salah satu unsur dasar yang terdapat
dalam jaringan tubuh semua organisme hidup. Meskipun 78% dari atmosfer
merupakan nitrogen, manusia dan hewan tidak dapat menyerapnya secara langsung.
Di sinilah bakteri berfungsi dengan membantu kita memenuhi kebutuhan nitrogen.
Daur nitrogen dimulai dengan gas nitrogen (N2) yang ada
di udara. Bakteri yang hidup di beberapa tanaman mengubah nitrogen menjadi
amonia (NH3). Sebaliknya, jenis bakteri lain mengubah amonia menjadi
nitrat (NO3). (Halilintar juga memainkan peranan penting pada proses
perubahan nitrogen di udara menjadi amonia).
Pada tingkat selanjutnya,
makhluk hidup yang dapat membuat makanannya sendiri, seperti tumbuhan hijau,
dapat menyerap nitrogen. Hewan dan manusia, yang tidak dapat membuat makanannya
sendiri, dapat memenuhi kebutuhan nitrogen hanya dengan memakan tumbuh-tumbuhan
tersebut.
Nitrogen pada hewan dan
manusia kembali ke alam melalui kotoran dan bangkai yang diuraikan oleh
bakteri. Sementara menguraikan zat, bakteri tidak hanya melakukan tugas sebagai
pembersih, tetapi juga melepaskan amonia, sumber utama nitrogen. Ada bakteri
yang mengubah sejumlah tertentu amonia menjadi nitrogen dan mencampurnya dengan
udara. Ada juga bakteri yang mengubah sisanya menjadi nitrat. Tumbuhan
menggunakan nitrat dan daur terus berlanjut.
Tidak adanya bakteri dalam daur ini akan mengakibatkan berakhirnya
kehidupan. Tanpa bakteri, tumbuhan tidak dapat memenuhi kebutuhan nitrogennya
dan akan segera punah. Kehidupan tak mungkin terjadi di tempat yang tak
memiliki tumbuhan.
Atmosfer:
Atap Bumi Yang Terpelihara
Meskipun biasanya tidak
pernah kita sadari, banyak meteorit jatuh ke bumi seperti pada planet lain.
Meteorit, yang membentuk kawah besar jika jatuh di planet lain, tidak merusak
bumi karena bumi memiliki atmosfer yang menghasilkan gesekan kuat pada meteor
yang jatuh. Meteor tidak dapat bertahan melawan gesekan ini terlalu lama dan
kehilangan sejumlah besar massanya akibat terbakar. Keberadaan atmosfer
mencegah kerusakan yang bisa disebabkan oleh meteorit.
Di dalam Al Quran, sifat dalam penciptaan atmosfer ini dijelaskan:
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai
atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda
(kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.” (Surat al-Anbiya: 32)
Salah satu petunjuk terpenting
bahwa langit adalah “atap yang terpelihara” adalah medan magnet yang melingkupi
bumi. Lapisan teratas atmosfer merupakan daerah medan magnet yang disebut
“Sabuk Van Allen”. Daerah ini dibentuk oleh sifat-sifat inti bumi.
Inti bumi mengandung unsur-unsur
magnetik yang kuat seperti besi dan nikel. Yang lebih penting, inti bumi
terdiri atas dua struktur yang berbeda. Inti dalam berbentuk padat sementara
inti luar berbentuk cair. Lapisan luar mengapung di atas lapisan dalam,
menciptakan efek magnetik pada logam-logam berat, yang membentuk medan magnet.
Sabuk Van Allen adalah perpanjangan medan magnet ini, yang mencapai lapisan
luar atmosfer. Medan magnet ini melindungi bumi dari kemungkinan bahaya dari
angkasa.
Salah satu bahaya terbesar adalah “angin matahari”. Selain panas,
cahaya, dan radiasi, matahari mengirimi bumi angin yang tersusun dari proton
dan elektron yang bergerak dengan kecepatan 1,5 miliar kilometer per jam.
Angin matahari tidak dapat menembus Sabuk Van Allen, yang
menciptakan medan magnet pada jarak 64.000 km dari bumi. Ketika angin matahari,
dalam bentuk hujan partikel, bertemu dengan medan magnet bumi,
partikel-partikel tersebut akan terurai dan mengalir mengitari medan magnet
bumi.
Atmosfer menyerap sebagian
besar sinar X dan sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Tanpa penyerapan
ini, di muka bumi tidak mungkin ada kehidupan.
Atmosfer yang menyelimuti
bumi hanya dapat dilalui oleh sinar-sinar yang tidak berbahaya, gelombang
radio, dan cahaya tampak. Andai saja atmosfer tidak memiliki sifat
impermeabilitas ini, kita tentu tidak dapat menggunakan gelombang radio untuk
berkomunikasi, tidak juga cahaya yang sangat penting bagi kehidupan.
Lapisan ozon yang
menyelimuti bumi mencegah sinar ultraviolet matahari, yang sangat berbahaya,
mencapai bumi. Sinar ultraviolet matahari begitu tinggi kandungan energinya,
sehingga dapat membunuh semua kehidupan yang ada di bumi. Untuk alasan ini,
untuk memungkinkan terjadinya kehidupan di bumi, lapisan ozon adalah bagian
dari langit sebagai “atap yang terpelihara” yang diciptakan secara khusus.
Ozon dihasilkan dari
oksigen. Oksigen (O2) dibentuk dari dua atom oksigen, sedangkan ozon
(O3) dibentuk oleh tiga atom oksigen. Sinar ultraviolet yang berasal
dari matahari menambah satu atom kepada molekul oksigen untuk membentuk molekul
ozon. Lapisan ozon, yang terbentuk dengan bantuan sinar ultraviolet, menahan
sinar ultraviolet yang berbahaya dan merupakan salah satu kondisi dasar yang
paling penting.
Singkatnya, andai saja inti
bumi tidak memiliki kemampuan untuk membentuk medan magnet, dan atmosfer bumi
tidak memiliki struktur dan kepadatan untuk menyaring sinar-sinar yang
berbahaya, di bumi tidak mungkin ada kehidupan. Sangat jelas bahwa manusia
maupun makhluk hidup yang lain tidak mungkin dapat mengatur hal-hal tersebut.
Ini adalah bukti bahwa Allah telah menciptakan suatu pelindung yang sangat
penting bagi kehidupan manusia, dan Dia telah menciptakan langit sebagai “atap
yang terpelihara”.
Tidak terdapatnya “atap yang
terpelihara” pada planet lain merupakan petunjuk lain bahwa bumi secara khusus
diciptakan untuk manusia. Misalnya, seluruh inti planet Mars adalah padat dan
karenanya Mars tidak memiliki medan magnet di sekelilingnya. Mars tidak
memiliki tekanan yang cukup untuk membentuk inti yang cair karena planetnya
tidak sebesar bumi. Selain itu, berukuran tepat tidaklah cukup untuk membentuk
medan magnet di sekeliling sebuah planet. Contohnya, Venus memiliki diameter
yang hampir sama dengan bumi. Massa planet Venus hanya 2% lebih kecil dari
massa bumi, dan beratnya hampir sama dengan berat bumi. Oleh karena itu, baik
dalam hal tekanan maupun alasan lainnya, sudah sewajarnya inti Venus pun
memiliki bagian logam cair. Namun, Venus tidak diselimuti oleh medan magnet,
karena Venus memiliki kecepatan rotasi yang lebih rendah dibandingkan dengan
rotasi bumi. Bumi melakukan satu rotasi penuh dalam satu hari, sedangkan Venus
melakukannya dalam 243 hari.
Ukuran bulan, planet-planet
lain yang berdekatan dengan bumi, serta jarak mereka dari bumi merupakan hal
yang penting bagi keberadaan medan magnet bumi yang merupakan “atap yang
terpelihara”. Andaikan salah satu dari planet ini berukuran lebih besar, planet
tersebut memiliki kekuatan gravitasi yang lebih besar pula. Planet yang
berdekatan dengan bumi yang memiliki kekuatan gravitasi besar akan mengubah
kecepatan cairan dan bagian padat inti bumi serta mencegah terbentuknya medan
magnet seperti yang ada sekarang.
Singkatnya, langit yang
memiliki fungsi sebagai “atap yang terpelihara” membutuhkan beberapa variabel
seperti struktur inti bumi, kecepatan rotasi, jarak antarplanet, dan kumpulan
massa planet tersebut menghasilkan resultan yang tepat.
Daur
Air Dan Kehidupan
Setiap saat, miliaran liter air berpindah dari lautan menuju
atmosfer lalu menuju daratan. Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai
manusia mencoba mengatur daur ini, ia tidak akan pernah berhasil, sekalipun
menggunakan semua teknologi yang ada di dunia. Walaupun demikian, kita
memperoleh air, yang merupakan syarat kehidupan yang utama dan terpenting,
melalui penguapan tanpa mengeluarkan biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45
miliar liter kubik air menguap dari lautan. Air yang menguap tersebut dibawa
angin melintasi daratan dalam bentuk awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air
dibawa dari lautan menuju daratan, menuju manusia.
Singkatnya, air—yang daurnya
tidak dapat kita atur, dan yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari
beberapa hari—dikirim kepada manusia dengan cara yang sangat istimewa.
Al Quran mengingatkan kepada
kita bahwa hal ini merupakan salah satu bukti yang harus kita syukuri:
“Maka
terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya
dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami
jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (Surat Al Waqi’ah:
68-70).
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa
sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diatur-Nya menjadi
sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman
yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu Kami melihatnya
kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal.” (Surat Az-Zumar: 21)
“Dialah Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu,
sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang
pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu
dengan air hujan itu tanaman-tanaman; zaitun, korma, anggur, dan segala macam
buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (Surat an-Nahl: 10-11)
Air
Turun Ke Bumi Menurut Kadar Tertentu
Dalam ayat kesebelas surat
az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang dikirimkan “menurut kadar”.
“Dan Yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan).”
Sudah tentu, hujan turun ke
bumi dalam takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan
adalah kecepatan turunnya. Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air
hujan, bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan
terus-menerus dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi,
tata-rata kecepatan jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.
Air jatuh ke bumi dengan
kecepatan yang rendah karena titik hujan memiliki bentuk khusus yang
meningkatkan efek gesekan atmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan
kecepatan yang lebih rendah. Andaikan bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan
atmosfer tidak memiliki sifat gesekan, bumi akan menghadapi kehancuran setiap
turun hujan. Hal ini menjadi jelas hanya dengan melihat angka-angka di bawah
ini secara sekilas.
Ketinggian minimum awan
hujan adalah 1.200 meter. Efek yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang
jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari
ketinggian 15 cm. Awan hujan pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter.
Pada kasus ini, satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan
benda seberat 1 kg yang jatuh dari ketinggian 110 cm.
Dalam satu detik, kira-kira
16 juta ton air menguap dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun
ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan
mencapai 505x1012 ton. Air terus berputar dalam daur yang seimbang
berdasarkan “takaran”.
Pembentukan
Hujan
Tahapan pembentukan hujan
baru dapat dipelajari setelah radar cuaca ditemukan. Menurut radar, pembentukan
hujan terjadi dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; kedua, pembentukan
awan; ketiga, turunnya hujan.
Yang tercantum di dalam Al
Quran tentang pembentukan hujan sangatlah sesuai dengan penemuan ini:
“Allah,
Dialah yang mengirim angin (tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan
dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal (tahap kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar
dari celah-celahnya (tahap ketiga), maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hambaNya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (Surat
ar-Rum: 48).
TAHAP PERTAMA: “Dialah
(Allah) yang mengirim angin …”
Sejumlah besar gelembung
udara terbentuk karena buih di lautan secara terus-menerus pecah dan
menyebabkan partikel air disemburkan ke langit. Partikel yang kaya-garam ini
kemudian dibawa angin dan naik ke atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut
aerosol, berfungsi sebagai perangkap air. Inilah yang akan membentuk
titik-titik awan dengan mengumpulkan uap air di sekitarnya, yang kemudian naik
dari lautan sebagai tetesan kecil.
TAHAP KEDUA:
“.......menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”
Awan terbentuk dari uap air
yang mengembun di sekitar kristal garam atau partikel debu di udara. Karena
tetesan air di awan sangat kecil (dengan kisaran diameter 0,01–0,02 mm), awan
menggantung di udara dan menyebar di langit, sehingga langit tertutup oleh
awan.
TAHAP KETIGA: “... lalu kamu
lihat hujan keluar dari celah-celahnya.”
Partikel air yang mengelilingi
kristal garam dan partikel debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan
hujan, sehingga tetesan hujan akan menjadi lebih berat daripada udara, dan
mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
Tetesan hujan dibentuk oleh
partikel air yang mengelilingi kristal garam, yang terbawa dari lautan ke awan.
Karena menjadi lebih berat daripada udara, partikel ini terlepas dari awan dan
mulai jatuh ke bumi sebagai hujan.
Air
Hujan Adalah Tawar
Al Quran menarik perhatian
kita dengan pernyataan air hujan adalah “tawar”:
“Maka
terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya
dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami
jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (Surat Al Waqi’ah:
68-70).
“… dan
Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?” (Surat al-Mursalat: 27)
“Dialah
Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi
minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat
tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.” (Surat An-Nahl: 10)
Seperti telah kita ketahui, air hujan berasal dari penguapan air
dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun, air hujan adalah tawar.
Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah ditetapkan Allah.
Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya penguapan air ini, baik dari laut
yang asin, dari danau yang mengandung mineral, atau dari dalam lumpur, air yang
menguap tidak pernah mengandung bahan lain. Air hujan akan jatuh ke tanah dalam
keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan Allah “… Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. ” (Surat al-Furqan:
48)
“Dan sebagian dari
tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa kamu melihat bumi itu kering tandus, maka
apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur.
Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu dapat menghidupkan yang mati;
sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Surat Fushilat: 39)
Hujan
Yang Memberi Kehidupan Bagi Tanah Yang Mati
Di dalam Al Quran banyak ayat
yang menyeru kepada kita agar memperhatikan bahwa hujan berguna untuk
menghidupkan negeri (tanah) yang mati. “…
dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih agar Kami menghidupkan
dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air
itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang
banyak.” (Surat al-Furqan: 48-49)
Selain tanah diberi air,
yang merupakan kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi
sebagai penyubur.
Tetesan hujan, yang mencapai
awan setelah sebelumnya menguap dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang
bisa memberi kesuburan pada tanah yang mati. Tetesan yang “memberi kehidupan”
ini disebut “tetesan tegangan permukaan”. Tetesan tegangan permukaan terbentuk
di bagian atas permukaan laut, yang disebut lapisan mikro oleh ahli biologi.
Pada lapisan yang lebih tipis dari 1/10 mm ini, terdapat sisa senyawa organik
dari polusi yang disebabkan oleh ganggang mikroskopis dan zooplankton. Dalam
sisa senyawa organik ini terkandung beberapa unsur yang sangat jarang ditemukan
pada air laut seperti fosfor, magnesium, kalium, dan beberapa logam berat
seperti tembaga, seng, kobal, dan timah. Tetesan berisi “pupuk” ini naik ke
langit dengan bantuan angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi
sebagai tetesan hujan. Dari air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi
memperoleh berbagai garam logam dan unsur-unsur lain yang penting bagi
pertumbuhan mereka. Seperti yang tertera dalam ayat:
“Dan
Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan
air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaf: 9).
Garam-garam mineral yang
turun bersama hujan merupakan contoh dari pupuk konvensional (kalsium,
magnesium, kalium, dan lain-lain) yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan.
Sementara itu, logam berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini, adalah
unsur-unsur lain yang meningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan
produksi tanaman.
Singkatnya, hujan adalah
penyubur yang sangat penting. Setelah seratus tahun lebih, tanah tandus dapat
menjadi subur dan kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya dari pupuk yang
jatuh bersama hujan. Hutan pun berkembang dan diberi “makan” dengan bantuan
aerosol dari laut tersebut.
Dengan cara seperti ini, 150
juta ton pupuk jatuh ke permukaan bumi setiap tahunnya. Andaikan tidak ada
pupuk alami seperti ini, di bumi ini hanya akan terdapat sedikit tumbuhan, dan
keseimbangan ekologi akan terganggu.
“Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (QS. Thaha: 53)
Manfaat
Membekunya Air Dari Atas
Salah satu sifat air yang
paling menarik dan paling penting adalah bahwa—tidak seperti senyawa lain—air
berwujud padat itu lebih ringan daripada air berwujud cair, sehingga es lebih
ringan dari air. Oleh sebab itu, laut mulai membeku dari atas karena lapisan
beku lebih ringan daripada air di bawahnya. Dengan demikian, risiko pembekuan
seluruh lautan, yang dapat berakibat lenyapnya kehidupan, tidak akan terjadi.
Lapisan beku yang naik ke permukaan itu menjadi penyekat antara cuaca dingin di
luar dan air di bawah.
Andaikan es lebih berat
daripada air (seperti yang umumnya terjadi pada zat lain), laut akan mulai
membeku dari bawah. Pada kondisi ini, penyekatan seperti yang disebut di atas
tidak akan terjadi dan seluruh lautan akan membeku, sehingga kehidupan di air
akan musnah. Karena volume es lebih luas daripada volume air untuk massa yang
sama, lautan yang membeku akan membutuhkan ruang yang lebih besar dari
sebelumnya dan akan menyebabkan air di permukaan naik dan meluap.
Selain itu, air itu paling
berat pada suhu 4°C. Fakta ini sangat
penting bagi kehidupan. Di lautan, air yang mencapai suhu 4°C akan tenggelam ke dasar
karena merupakan badan air yang terberat. Karena alasan ini, pada lautan yang
tertutupi gunung es, dasarnya akan selalu berwujud cair dan memiliki suhu 4°C, dan di situ makhluk hidup
masih bisa bertahan. Hal yang hampir serupa terjadi pada musim dingin. Bagian
dasar danau dan sungai yang ditutupi lapisan es tetap dapat mendukung
kehidupan.
Air
Lambat Memanas Dan Membeku
Sifat air yang lain adalah
penguapan dan pembekuan yang lambat. Telah diketahui bahwa pada musim panas,
pasir cepat memanas pada siang hari dan juga cepat mendingin pada malam hari.
Sebaliknya, suhu air laut hanya berubah sekitar 2-3°C antara siang dan malam.
Hal ini disebabkan karena air menjaga suhunya ketika suhu mendadak naik atau
turun, dan memperlambat penguapan dan pembekuan. Jika kita mempertimbangkan
sifat air ini dalam konteks bumi secara keseluruhan, kita akan melihat air,
dalam wujud cair ataupun uap, di laut dan di atmosfer, memiliki peran yang
sangat penting bagi suhu bumi. Air yang ada di permukaan bumi mencegah
pemanasan yang berlebihan, dengan cara menyerap panas pada bagian bumi yang
terdedah matahari. Pada bagian bumi yang tidak terkena matahari langsung,
dengan panas yang dikandungnya, lautan dan air berfungsi sebagai radiator dan
mencegah suhu turun terlalu rendah. Dengan mekanisme ini, perbedaan suhu antara
siang dan malam selalu berada dalam batas toleransi manusia dan makhluk hidup
lain. Andaikan jumlah air lebih sedikit daripada luas daratan, perbedaan suhu
siang dan malam akan meningkat dan mengubah bumi menjadi gurun dan membuat
kehidupan menjadi tidak mungkin, atau setidaknya sangat sulit.
“Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang
ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang
berfikir.” (Surat al-Jatsiyah: 13)
Berat
Awan
Awan dapat menjadi sangat
berat. Misalnya, awan badai yang disebut kumulonimbus merupakan akumulasi dari
300.000 ton air.
Terbentuknya keteraturan
yang menjadikan massa air sebesar 300.000 ton dapat melayang di udara sangatlah
menakjubkan. Sebuah ayat Al Quran menyeru kepada kita untuk memperhatikan berat
awan:
“Dan
Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka
Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti
itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.” (Surat al-A’raf: 57)
Angin
“… dan
pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berakal.” (Surat al-Jatsiyah: 5)
Angin adalah arus udara yang terbentuk di antara dua zona yang
memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan perbedaan
tekanan udara, dan mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Bila terjadi perbedaan di antara pusat tekanan (yakni
suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus udara (yakni angin) menjadi sangat kuat.
Demikianlah terbentuknya angin yang sangat merusak, misalnya angin ribut.
Yang menarik, meskipun terdapat
daerah-daerah yang memiliki perbedaan suhu yang sangat jauh seperti antara
khatulistiwa dan kutub, bumi tidak selalu dihadapkan pada angin dan tekanan
yang kuat, berkat adanya rintangan dan “pengaturan”. Andai saja arus udara
kuat, yang semestinya terbentuk di antara khatulistiwa dan kutub, tidak
diperlemah (seperti akan digambarkan di bawah), tentu bumi akan berubah menjadi
planet mati yang didera badai terus-menerus.
Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi memecah
kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan menghasilkan sistem
fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat pada lereng pegunungan yang lebih
rendah, sistem ini dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan demikian,
sistem dengan dua pusat (bi-centered) antara khatulistiwa dan kutub berubah
menjadi sistem dengan banyak pusat (multi-centered) berkat adanya tebing-tebing
terjal, dan angin diperlemah karena disalurkan ke beberapa arah. Rantai
pegunungan pada kerak bumi berfungsi sebagai koridor udara raksasa. Koridor-koridor
ini akan membantu angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru bumi secara
merata.
Kemiringan sumbu bumi juga
berperan penting dalam memperlemah angin. Andai saja sumbu bumi benar-benar
tegak lurus pada orbitnya, bumi akan dilanda badai terus-menerus. Khatulistiwa
bumi memiliki kemiringan dengan sudut 23°27’ pada bidang
orbitnya. Dengan demikian, suhu di daerah antara dua kutub tidaklah tetap,
berubah berdasarkan musim. Ini berarti bahwa tekanan udara menjadi seimbang,
sehingga kekuatan angin jadi berkurang. Bila perbedaan suhu antara khatulistiwa
dan kedua kutub menurun, angin akan bertiup lebih hangat.
Selain itu, dua lapisan gas
yang menyelimuti planet bumi telah diciptakan untuk menyeimbangkan perbedaan
suhu. Lapisan ozon dan karbon dioksida menyeimbangkan suhu atmosfer. Lapisan
ozon menyerap kelebihan sinar matahari. Sebaliknya, karbon dioksida berfungsi
menahan panas yang diperoleh dan mencegah pendinginan.
Semua hal di atas menunjukkan bahwa manusia berutang budi pada
sistem ini—yang luar biasa terdiri atas subsistem-subsistem yang kompleks.
Seluruh alam semesta diciptakan untuk memungkinkan adanya kehidupan manusia.
BAB V: TEMUAN ILMIAH
TERBARU DAN AL QURAN
Ayat
Al Quran Dan Alam Semesta
Dalam Surat al-Isra ayat
ke-88, Allah menunjukkan keagungan Al Quran:
“Katakanlah:
‘Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran
ini; niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun
sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.’” (QS. Al Isra: 88)
Allah menurunkan Al Quran
kepada manusia empat belas abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat
diungkapkan dengan teknologi abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam
Al Quran empat belas abad yang lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah
salah satu bukti terpenting yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al Quran, terdapat
banyak bukti bahwa Al Quran berasal dari Allah, bahwa umat manusia tidak akan
pernah mampu membuat sesuatu yang menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah
ayat-ayat (tanda-tanda) Al Quran yang terdapat di alam semesta.
Sesuai dengan ayat “Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri,
sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah
Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu?” (QS. Fushilat: 53), banyak informasi yang ada dalam Al Quran ini
sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah yang telah menciptakan
alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu. Allah juga
yang telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman yang teliti,
sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam Al Quran
yang dapat mereka lihat dan pelajari.
Meskipun demikian, perlu
diingat bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan. Tujuan diturunkannya Al
Quran adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
“Alif
lam ra. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang
Mahakuasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1)
“…
untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir.” (QS. Al
Mu’min: 54)
Singkatnya, Allah menurunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi
orang-orang beriman. Al Quran menjelaskan kepada manusia cara menjadi hamba
Allah dan mencari ridha-Nya.
Betapapun,
Al Quran juga memberi informasi dasar mengenai beberapa hal seperti penciptaan
alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit
dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan
temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena kesesuaian
ini menegaskan bahwa Al Quran adalah “firman Allah”. Menurut ayat “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al
Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (Surat an-Nisa: 82), terdapat
keserasian yang luar biasa antara pernyataan di dalam Al Quran dan dunia
eksternal.
Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas kesamaan yang luar
biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam Al Quran dan dalam
ilmu pengetahuan.
“Dia yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu
sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang
tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang
tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali
kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam
keadaan payah.” (Surat Al Mulk: 3-4)
Teori
Dentuman Besar (Big Bang) Dan Ajarannya
Persoalan mengenai bagaimana
alam semesta yang tanpa cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan
bagaimana cara kerja hukum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan,
sejak dulu merupakan topik yang menarik.
Pendapat kaum materialis
yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam
semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada
untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut “model alam semesta yang
statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi
filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan
menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil,
dan tidak berubah-ubah. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad
ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang
statis. Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan,
pengamatan, dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam
semesta memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh
suatu ledakan besar.
Selain itu, berlawanan
dengan pendapat kaum materialis, kesimpulan ini menyatakan bahwa alam semesta
tidaklah stabil atau konstan, tetapi senantiasa bergerak, berubah, dan memuai.
Saat ini, fakta-fakta tersebut telah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan.
Sekarang, marilah kita lihat bagaimana fakta-fakta yang sangat penting ini
dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
“Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih
kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan
mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Surat al-Hadid: 1-2)
Pemuaian
Alam Semesta
Pada tahun 1929, di
observatorium Mount Wilson di California, seorang astronom Amerika bernama
Edwin Hubble membuat salah satu temuan terpenting dalam sejarah astronomi.
Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa
cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Ia
pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih
jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan
hukum-hukum fisika yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati
titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak
menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan
bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti
bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Tidak lama sesudah itu,
Hubble membuat temuan penting lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak
menjauhi kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat
dibuat tentang alam semesta yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah
bahwa alam semesta itu senantiasa memuai.
Agar lebih mudah dimengerti,
bayangkan alam semesta seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti
titik-titik pada permukaan balon akan saling menjauhi karena balonnya mengembang,
benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai.
Sebenarnya, fakta ini sudah pernah ditemukan secara teoretis. Albert Einstein,
salah seorang ilmuwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas
Umum, pada mulanya menyimpulkan bahwa persamaan yang dibuatnya menunjukkan
bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Namun, dia mengubah persamaan
tersebut, dengan menambahkan sebuah “konstanta” untuk menghasilkan model alam
semesta yang statis, karena hal ini merupakan ide yang dominan saat itu. Di
kemudian hari Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai “kesalahan terbesar
dalam kariernya”.
Jadi, apakah pentingnya
fakta pemuaian alam semesta ini terhadap keberadaan alam semesta?
Pemuaian alam semesta secara
tidak langsung menyatakan bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa “satu titik tunggal” yang mengandung semua
materi alam semesta ini pastilah memiliki “volume nol” dan “kepadatan tak
terbatas”. Alam semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki
volume nol tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam
semesta ini dinamakan Ledakan Besar (Big Bang), dan teori ini dinamai mengikuti
nama ledakan tersebut.
Harus dikatakan di sini
bahwa “volume nol” adalah istilah teoretis yang bertujuan deskriptif. Ilmu
pengetahuan hanya mampu mendefinisikan konsep “ketiadaan”, yang melampaui batas
pemahaman manusia, dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai “titik yang
memiliki volume nol”. Sebenarnya, “titik yang tidak memiliki volume” ini
berarti “ketiadaan”. Alam semesta muncul dari ketiadaan. Dengan kata lain, alam
semesta diciptakan.
Fakta ini, yang baru
ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran
empat belas abad yang lalu:
“Dia
Pencipta langit dan bumi.” (QS. Al An’am:101)
Jika kita membandingkan
pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang
sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada
abad ke-20.
Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa
alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan
pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al
Quran 1.400 tahun yang lalu:
“Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa.” (Surat Adz-Dzariyat:47)
Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan lain mengenai
teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta dari
ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat surplus radiasi, yang
tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu, radiasi ini seharusnya tersebar
merata di seluruh alam semesta.
Bukti “yang seharusnya ada”
ini segera ditemukan. Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias
dan Robert Wilson, menemukan gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang
disebut “radiasi latar belakang” ini tampaknya tidak memancar dari sumber
tertentu, tetapi meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah di
angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson
dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.
Pada tahun 1989, NASA
mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke angkasa untuk
melakukan penelitian mengenai radiasi latar belakang. Pemindai sensitif pada
satelit hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk menegaskan perhitungan
Penzias dan Wilson. COBE telah menemukan sisa-sisa ledakan hebat yang mengawali
terbentuknya alam semesta.
Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar adalah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Pada penghitungan terbaru, diketahui
bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan penghitungan
teoretis konsentrasi hidrogen-helium yang tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam
semesta tidak memiliki awal dan jika alam semesta ada sejak adanya keabadian
(waktu yang tak terhingga), seharusnya hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah
menjadi helium.
Semua bukti kuat ini memaksa
komunitas ilmiah untuk menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik
terakhir yang dicapai oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan
pembentukan alam semesta.
Dennis Sciama, yang membela
teori keadaan ajeg (steady-state) bersama Fred Hoyle selama bertahun-tahun,
menggambarkan posisi terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua
bukti tentang teori Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa ia telah ambil
bagian dalam perdebatan sengit antara para pembela teori keadaan ajeg dan
mereka yang menguji dan berharap dapat menyangkal teori tersebut. Dia
menambahkan bahwa dulu dia membela teori keadaan ajeg bukan karena menganggap
teori tersebut benar, melainkan karena berharap bahwa teori itu benar. Fred Hoyle
bertahan menghadapi semua keberatan terhadap teori ini, sementara bukti-bukti
yang berlawanan mulai terungkap. Selanjutnya, Sciama bercerita bahwa
pertama-tama ia menentang bersama Hoyle. Akan tetapi, saat bukti-bukti mulai
bertumpuk, ia mengaku bahwa perdebatan tersebut telah selesai dan teori keadaan
ajeg harus dihapuskan.
Prof. George Abel dari
University of California juga mengatakan bahwa sekarang telah ada bukti yang
menunjukkan bahwa alam semesta bermula miliaran tahun yang lalu, yang diawali
dengan Dentuman Besar. Dia mengakui bahwa dia tidak memiliki pilihan lain
kecuali menerima teori Dentuman Besar.
Dengan kemenangan teori
Dentuman Besar, konsep “zat yang kekal” yang merupakan dasar filosofi
materialis dibuang ke tumpukan sampah sejarah. Jadi, apakah yang ada sebelum
Dentuman Besar, dan kekuatan apakah yang menjadikan alam semesta ini “ada”
melalui sebuah dentuman besar, jika sebelumnya alam semesta ini “tidak ada”?
Pertanyaan ini jelas menyiratkan, dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta
“yang tidak menguntungkan secara filosofis” (tidak menguntungkan bagi
materialis), yaitu adanya Sang Pencipta. Athony Flew, seorang filsuf ateis
terkenal, berkomentar tentang hal ini sebagai berikut:
Semua orang tahu bahwa
pengakuan itu baik bagi jiwa. Oleh karena itu, saya akan memulai dengan mengaku
bahwa kaum ateis Stratonician telah dipermalukan oleh konsensus kosmologi
kontemporer. Tampaknya ahli kosmologi memiliki bukti-bukti ilmiah tentang hal
yang menurut St. Thomas tidak dapat dibuktikan secara filosofis; yaitu bahwa
alam semesta memiliki permulaan. Sepanjang alam semesta dapat dianggap tidak
memiliki akhir maupun permulaan, orang tetap mudah menyatakan bahwa keberadaan
alam semesta, dan segala sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai
penjelasan terakhir. Meskipun saya masih percaya bahwa hal ini tetap benar,
tetapi benar-benar sulit dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan
cerita Dentuman Besar.
Banyak ilmuwan, yang tidak
secara buta terkondisikan menjadi ateis, telah mengakui keberadaan Yang Maha
Pencipta dalam penciptaan alam semesta. Sang Pencipta pastilah Dia yang
menciptakan zat dan ruang/waktu, tetapi Dia tidak bergantung pada ciptaannya.
Seorang ahli astrofisika terkenal bernama Hugh Ross mengatakan:
Jika waktu memiliki awal
yang bersamaan dengan alam semesta, seperti yang dikatakan teorema-ruang, maka
penyebab alam semesta pastilah suatu wujud yang bekerja dalam dimensi waktu
yang benar-benar independen dari, dan telah ada sebelum, dimensi waktu kosmos.
Kesimpulan ini sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan
siapa atau apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah
alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya
Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia
yang terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia adalah
Raja di surga dan di bumi.
Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang
Dia turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menunjukkan keberadaan-Nya.
Kesempurnaan
Di Alam Semesta
“Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al
Mulk: 3-4)
Di alam semesta, miliaran
bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang
terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam keserasian. Bintang, planet,
dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang
ditempatinya masing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar
bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa
contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi
tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya
kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan
standar bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan
pengukuran yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu
digambarkan dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang
bermassa miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di
ruang angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Misalnya, bumi berotasi pada
sumbunya dengan kecepatan rata-rata 1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru
tercepat memiliki kecepatan rata-rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak
sangat cepat meskipun ukurannya sangat besar.
Kecepatan orbital bumi
mengitari matahari kurang-lebih enam kali lebih cepat dari peluru, yakni
108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat kendaraan yang dapat bergerak
secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi dalam waktu 22 menit.)
Namun, angka-angka ini baru
mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya
mencapai tingkat di luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya
ukuran suatu tata surya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar
mengitari pusat galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti
sendiri, yang terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang
angkasa.
Kecepatan yang luar biasa
ini menunjukkan bahwa hidup kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu
sistem yang sangat rumit, kecelakaan besar sangat sering terjadi. Namun,
seperti diungkapkan Allah dalam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki “cacat”
atau “tidak seimbang”. Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di
dalamnya, tidak dibiarkan “sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan
keseimbangan yang telah ditentukan Allah.
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak
padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia
mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah
Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan;
dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya telah datang dari
Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka
(manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat
kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya.” (QS. AlAn’am: 101-104)
Orbit
Dan Alam Semesta Yang Berotasi
Salah satu sebab utama yang
menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah
beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu.
Walaupun baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
“Dan
Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al
Anbiya:33)
Bintang, planet, dan bulan
berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan alam semesta yang lebih besar
bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan
galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi
dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah
dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari
orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah
kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi menyimpang 3 mm lebih besar
atau lebih kecil dari yang seharusnya.
“Selagi berotasi mengitari
matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya
yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena
penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan
penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi
sangat luas dan kita semua akan membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1
mm, kita akan hangus dan mati.” (Bilim ve Teknik, Juli 1983)
Matahari
Berjarak 150 juta km dari
bumi, matahari menyediakan energi yang kita butuhkan secara terus-menerus.
Pada benda angkasa yang
berenergi sangat besar ini, atom hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium.
Setiap detik 616 miliar ton hidrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium.
Selama sedetik itu, energi yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta
bom atom.
Kehidupan di bumi
dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari. Keseimbangan di bumi yang tetap
dan 99% energi yang dibutuhkan untuk kehidupan disediakan oleh matahari. Separo
energi ini kasatmata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar
ultraviolet, yang tidak kasatmata, dan berbentuk panas.
Sifat lain dari matahari
adalah memuai secara berkala seperti lonceng. Hal ini berulang setiap lima
menit dan permukaan matahari bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi
dengan kecepatan 1.080 km/jam.
Matahari hanyalah salah satu
dari 200 juta bintang dalam Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari
bumi, matahari merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam
semesta. Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang
berdiameter 125.000 tahun cahaya. (1 tahun cahaya = 9.460.800.000.000 km.)
Perjalanan Matahari
“Dan
matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha
Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yasin:38)
Berdasarkan perhitungan para
astronom, akibat aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan
720.000 km/jam menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat
dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000x24
= 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
Langit
Tujuh Lapis
“Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-Thalaq:12)
Dalam Al Quran Allah
menyebutkan tujuh surga atau langit. Ketika ditelaah, atmosfer bumi ternyata
terbentuk dari tujuh lapisan. Di atmosfer terdapat suatu bidang yang memisahkan
lapisan dengan lapisan. Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188),
lapisan-lapisan yang berikut ini bertumpukan, bergantung pada suhu.
Lapisan
pertama Troposfer: Lapisan ini
mencapai ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung
sejumlah besar awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5°C, bergantung pada
ketinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang dilintasi arus
udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada –57°C.
Lapisan
kedua stratosfer: Lapisan ini
mencapai ketinggian 50 km. Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas
dilepaskan dan suhu mencapai 0°C. Selama penyerapan
ini, dibentuklah lapisan ozon yang penting bagi kehidupan.
Lapisan
ketiga mesosfer: Lapisan ini
mencapai ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga –100°C.
Lapisan
keempat termosfer: Peningkatan suhu
berlangsung lebih lambat
Lapisan
kelima ionosfer: Gas pada lapisan
ini berbentuk ion. Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang radio
dipantulkan kembali oleh ionosfer.
Lapisan
keenam eksosfer: Karena berada di
antara 500 dan 1000 km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas
matahari.
Lapisan
ketujuh magnetosfer: Di sinilah letak
medan magnet bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong.
Partikel subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang disebut
sabuk radiasi Van Allen.
Gunung
Mencegah Gempa Bumi
“Dia
menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman:10)
“Bukankah
Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai
pasak?” (QS. An-Naba:7)
Informasi yang diperoleh
melalui penelitian geologi tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran.
Salah satu sifat gunung yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik
pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang saling menekan saat saling mendekat,
dan gunung ini “mengikat” lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut,
pegunungan dapat disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.
Selain itu, tekanan
pegunungan pada kerak bumi ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat
bumi agar tidak mencapai permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan
kerak bumi.
Air
Laut Tidak Saling Bercampur
“Dia membiarkan dua
lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang
tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar-Rahman:19-20)
Pada ayat di atas ditekankan
bahwa dua badan air bertemu, tetapi tidak saling bercampur akibat adanya batas.
Bagaimana ini dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga
airnya akan saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung
seimbang. Namun, kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Misalnya,
meskipun Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia
secara fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di
antara keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut “tegangan
permukaan”.
Dua Kode
Dalam Besi
Besi adalah satu dari empat
unsur yang paling berlimpah di bumi. Selama berabad-abad besi merupakan salah
satu logam terpenting bagi umat manusia. Ayat yang berkenaan dengan besi adalah
sebagai berikut:
“…Dan
Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai
manfaat bagi manusia.” (QS. Al Hadid:25)
Ayat ini melibatkan dua kode
matematika yang sangat menarik.
“Al Hadid” (besi) adalah
surat ke-57 di dalam Al Quran. Nilai numerik (dalam sistem “Abjad” Arab, setiap
huruf memiliki nilai numerik) huruf-huruf dari kata “Al Hadid” jumlahnya sama
dengan 57, yakni nomor massa besi.
Nilai numerik (Abjad) dari
kata “Hadid” (besi) sendiri, tanpa penambahan “al”, jumlahnya 26, yakni nomor
atom besi.
BAB VI: KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI
Teori
evolusi adalah filsafat dan konsepsi dunia yang menghasilkan
hipotesis-hipotesis palsu, asumsi dan skenario khayalan untuk menjelaskan
keberadaan dan asal usul kehidupan secara kebetulan semata. Akar dari filsafat
ini berakar jauh semenjak zaman Yunani kuno.
Semua
filsafat ateis yang mengingkari penciptaan, langsung maupun tidak mengambil dan
mempertahankan ide evolusi ini. Kondisi serupa saat ini terjadi pada semua
ideologi dan sistem yang bertentangan dengan agama.
Gagasan
evolusioner telah diselubungi dengan penyamaran ilmiah selama satu setengah
abad silam untuk membenarkan dirinya sendiri. Walaupun diajukan sebagai teori
ilmiah sepanjang pertengahan abad ke-19, teori ini di luar semua usaha keras
para pembelanya, sebegitu jauh belum dibuktikan oleh penemuan atau eksperimen
ilmiah apa pun. Jelasnya, “satu-satunya bentuk ilmiah” yang menjadi sandaran
utama teori ini telah berulang kali dan terus-menerus menunjukkan bahwa teori
ini tidak memiliki dasar dalam kenyataan.
Eksperimen
di laboratorium dan perhitungan probabilitas membuktikan bahwa asam amino,
cikal kehidupan tidak dapat muncul secara kebetulan. Begitu pula sel, yang
menurut anggapan evolusionis muncul secara kebetulan pada kondisi bumi primitif
dan tidak terkendali, tidak dapat disintesis oleh laboratorium-laboratorium
abad ke-20 yang tercanggih sekalipun. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia
mana pun satu saja makhluk “bentuk transisi” yang menunjukkan evolusi bertahap
organisme maju dari organisme yang lebih primitif sebagaimana yang dinyatakan
para neo-Darwinis, walau melalui pencarian catatan fosil secara teliti dan
dalam waktu yang panjang.
Dengan
berusaha keras mengumpulkan bukti-bukti evolusi, para evolusionis justru secara
tidak sengaja telah membuktikan sendiri bahwa evolusi tidak dapat terjadi sama
sekali!
Orang yang pertama kali mengemukakan teori
evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa ini, adalah seorang naturalis
amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin. Darwin mempublikasikan pandangannya ini dalam sebuah
buku yang berjudul The Origin of Species, By Means of Natural Selection pada
tahun 1859. Darwin menyatakan dalam bukunya bahwa semua makhluk hidup memiliki
nenek moyang yang sama dan mereka berevolusi satu sama lain melalui seleksi
alam. Individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara
terbaik, akan menurunkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya, dan
dengan akumulasi selama jangka waktu yang panjang sifat-sifat yang
menguntungkan ini lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu
menjadi spesies yang sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Manusia
merupakan hasil paling maju dari mekanisme seleksi alam ini. Singkatnya, suatu
spesies berasal dari spesies lain.
Gagasan Darwin yang fantastis ini diambil dan
dipromosikan oleh kalangan ideologis dan politis tertentu dan teori ini menjadi
sangat populer. Ini terutama disebabkan oleh belum memadainya tingkat
pengetahuan zaman itu untuk mengungkapkan kekeliruan skenario imajiner Darwin. Saat Darwin mengajukan asumsinya, disiplin ilmu genetika, mikrobiologi dan
biokimia belum ada. Jika disiplin-disiplin ilmu ini telah ada, Darwin akan
dengan mudah mengetahui bahwa teorinya benar-benar tidak ilmiah dan karenanya
tidak akan mencoba untuk mengajukan klaim-klaim tanpa arti tersebut: informasi
yang menentukan spesies telah terdaspat dalam gen dan tidak mungkin bagi
seleksi alam untuk menghasilkan spesies baru dengan mengubah gen-gen.
Di saat
gema buku Darwin tengah berkumandang, seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum penurunan
sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan
Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah
awal kelahiran ilmu genetika.
Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan. Pada tahun
1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis
menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis, karean asal usul dari informasi
dalam DNA yang berjumlah luar biasa tidak mungkin dijelaskan dengan peristiwa
kebetulan.
Di samping
semua perkembangan ilmiah ini, tidak ada bentuk transisi untuk menunjukkan
evolusi bertahap dari organisme hidup dasri spesies primitif ke spesies maju
pernah ditemukan meskipun setelah pencarian bertahun-tahun.
Perkembangan
ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam keranjang sampah sejarah.
Namun ini tidak terjadi, karena ada kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras
merevisi, memperbarui dan mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah.
Kita dapat memahami maksud upaya-upaya tersebut hanya jika menyadari bahwa di
belakang teori ini terdapat tujuan ideologis, bukan sekadar kepentingan ilmiah.
Bagaimanapun,
beberapa kalangan yang mempercayai perlunya mempertahankan teori yang telah
menemui jalan buntu ini segera merancang sebuah model baru. Nama model baru ini
adalah neo-Darwinisme. Menurut teori ini, spesies berevolusi sebagai hasil dari
mutasi – perubahan kecil pada gen, dan individu terkuat bertahan hidup melalui
mekanisme seleksi alam. Bagaimanapun, ketika terbukti bahwa mekanisme yang
dikemukakan neo-Darwinisme tidak absah dan perubahan-perubahan kecil tidak
memadai untuk pembentukan makhluk hidup, evolusionis terus mencari model-model
baru. Mereka mengajukan klaim baru yang disebut “punctuated equilibrium” yang tidak memiliki landasan rasional
maupun ilmiah apa pun. Model ini mengajukan bahwa makhluk hidup tiba-tiba
berevolusi menjadi spesies lain tanpa bentuk transisi apa-apa. Dengan kata lain, spesies
tanpa “nenek moyang” evolusioner tiba-tiba muncul. Ini merupakan sebuah cara
utnuk menggambarkan penciptaan, walaupun evolusionis akan segan mengakui ini.
Mereka mencoba utnuk menutupinya dengan skenario yang tidak dapat dipahami.
Misalnya, mereka berkata bahwa burung pertama muncul dari sebutir telur reptil.
Teori yang sama juga mengajukan bahwa binatang penghuni darat pemakan daging
dapat berubah menjadi paus raksasa, karena mengalami transformasi yang
menyeluruh dan seketika.
Pernyataan-pernyataan ini, yang sama sekali
bertentangan dengan semua hukum-hukum genetika, biofisika dan biokimia ini,
sama ilmiahnya dengan dongeng katak yang menjadi pangeran! Dalam
ketidakberdayaan karena pandangan neo-Darwinis terpuruk dalam krisis, sejumlah
ahli paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru yang bahkan
lebih ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.
Satu-satunya tujuan model ini adalah
memberikan penjelasan untuk mengisi celah dalam catatan fosil yang tidak dapat
dijelaskan model neo-Darwinis. Namun, usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam
evolusi burung dengan pernyataan bahwa “seekor
burung muncul tiba-tiba dari sebutir telur reptil” sama sekali tidak
rasional. Sebagaimana diakui oleh evolusionis sendiri, evolusi dari satu
spesies ke spesies lain membutuhkan perubahan besar informasi genetis yang
menguntungkan. Akan tetapi, tidak ada mutasi yang memperbaiki informasi genetis
atau menambahkan informasi baru padanya. Mutasi hanya merusak
informasi genetis. Dengan demikian, “mutasi besar-besaran” yang digambarkan
oleh model punctuated equilibrium hanya akan menyebabkan pengurangan atau
perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis.
Teori
punctuated equilibrium jelas-jelas merupakan hasil imajinasi belaka. Namun
walau adanya kebenaran yang nyata ini, pembela evolusi tidak ragu-ragu untuk
menjunjung teori ini. Fakta bahwa model evolusi yanga diajukan Darwin tidak
dapat dibuktikan dengan catatan fosil memaksa mereka untuk melakukannya. Darwin
menyatakan bahwa spesies mengalami perubahan bertahap, yang membutuhkan
keberadaan makhluk aneh setengah-burung/setengah-reptil atau setengah-ikan/setengah-reptil.
Bagaimanapun, tak satu pun dari “bentuk transisi” ini ditemukan walau dikaji
secara meluas oleh para evolusionis dan ratusan ribu fosit telah digali.
Evolusionis
menggunakan model punctuated equilibrium dengan harapan untuk menyembunyikan
kegagalan besar dari fosil ini. Sebagaimana telah dinyatakan sebelumnya, sangat
jelas bahwa teori ini adalah khayalan, maka ia segera menelan dirinya sendiri.
Model punctuated equilibrium tidak pernah diajukan sebagai sebuah model yang
konsisten tetapi lebih digunakan sebagai pelarian dari masalah tidak sesuainya
model evolusi bertahap. Karena evolusionis dewasa ini menyadari bahwa
organ-organ kompleks seperti mata, sayap, paru-paru, otak dan lain-lain secara
eksplisit membantah model evolusi betahap, dalam masalah khusus ini mereka
terpaksa berlindung di balik interpretasi fantastis dari model punctuated
equilibrium.
Adakah Catatan Fosil yang Membuktikan Teori Evolusi?
Menurut
teori evolusi, evolusi dari satu spesies ke spesies lain berlangsung secara
bertahap, sedikit demi sedikit dlam jangka waktu jutaan tahun. Kesimpulan logis
dari klaim ini adalah bahwa seharusnya pernah terdapat sangat banyak organisme
hidup yang disebut “bentuk transisi” selama periode perubahan yang panjang ini.
Karena evolusionis berpendapat bahwa semua makhluk hidup berevolusi dari
makhluk hidup lain melalui perubahan bertahap, maka seharusnya mereka muncul
dalam jumlah dan variasi sampai jutaan.
Jika
binatang-binatang seperti ini memang pernah ada, maka kita seharusnya menemukan
sisa-sisa mereka di mana-mana. Malah, jika tesis ini benar, jumlah
bentuk-bentuk transisi antara ini pun semestinya jauh lebih besar daripada
spesies binatang masa kini dan sisa-sisa mereka seharusnya ditemukan di seluruh
penjuru dunia.
Semenjak
Darwin, evolusionis telah mencari fosil-fosil dan hasil-hasilnya bagi mereka
lebih merupakan kekecewaan yang mendalam. Tidak pernah ditemukan di manapun di
dunia – baik di daratan maupun di kedalaman laut – bentuk transisi antara apa
pun dari dua spesies.
Darwin
sendiri sadar akan ketiadaan bentuk-bentuk peralihan tersebut. Ia berharap
bentuk-bentuk peralihan itu akan ditemukan di masa mendatang. Namun di balik
harapan besarnya ini, ia sadar bahwa rintangan utama teorinya adalah ketiadaan
bentuk-bentuk peralihan. Karena itulah dalam buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties of the Theory” ia menulis:
... Jika suatu spesies memang berasal dari spesies
lain melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat
sejumlah besar bentuk transisi di mana pun? Mengapa alam tidak berada dalam
keadaan kacau-balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup
dengan bentuk sebaik-baiknya?.... Menurut
teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan dalam jumlah besar, tetapi
mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di kerak bumi dalam jumlah tidak
terhitung?.... Dan pada daerah peralihan, yang memiliki kondisi hidup
peralihan, mengapa sekarang tidak kita temukan jenis-jenis peralihan dengan
kekerabatan yang erat? Telah lama kesulitan ini sangat membingungkan saya. 1
Darwin memang layak untuk khawatir. Masalah inipun mengganggu evolusionis lain. Seorang ahli paleontologi
Inggris ternama, Derek V. Ager, mengakui fakta ini meskipun dirinya seorang
evolusionis:
Jika kita mengamati catatan fosil secara terperinci, baik
pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita temukan bukanlah
evolusi bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang
disertai kepunahan kelompok lain. 2
Kekosongan
dalam catatan fosil tidak dapat dijelaskan dengan lamunan bahwa belum cukup
banyak fosil yang digali dan bahwa fosil yang hilang ini akan ditemukan suatu
hari. Seorang evolusionis ahli paleontologi, T. Neville George mejelaskan
alasannya:
Tidak ada gunanya lagi menjadikan keterbatasan catatan fosil
sebagai alasan. Entah bagaimana, catatan fosil menjadi berlimpah dan hampir
tidak dapat dikelola, dan penemuan bermunculan lebih cepat dari
pengintegrasian... Bagaimanapun, akan selalu ada kekosongan pada catatan fosil.
3
Kehidupan Muncul di Muka Bumi dengan
Tiba-tiba dan dalam Bentuk Kompleks
Ketika
lapisan bumi dan catatan fosil dipelajari, terlihat bahwa semua makhluk hidup
muncul bersamaan. Lapisan bumi tertua tempat fosil-fosil makhluk hidup
ditemukan adalah Kambrium, yang diperkirakan berusia 530-520 juta tahun.
Makhluk
hidup yang ditemukan pada lapisan bumi periode Kambrium muncul pada catatan
fosil dengan tiba-tiba, tanpa nenek moyang yang hidup sebelumnya. Beragam
makhluk hidup yang kompleks muncul begitu tiba-tiba, sehingga literatur geologi
menyebut kejadian ajaib ini sebagai “Ledakan Kambrium” (Cambrian Explosion).
Sebagian
besar bentuk kehidupan yang ditemukan dalam lapisan ini memiliki sistem
kompleks seperti mata, atau sistem-sistem dalam organisme dengan organisasi
yang sangat maju seperti insang, sistem peredaran darah, dan seterusnya. Tidak ada tanda-tanda dalam catatan fosil yang menunjukkan bahwa
organisme-orgnisme ini memiliki nenek moyang apa pun. Richard Monastersky,
editor Earth Sciences, salah satu
terbitan populer dalam literatur evolusionis, memberikan pernyataan mengenai
kemunculan tiba-tiba dari spesies hidup:
Setengah milyar tahun lalu, binatang-binatang dengan bentuk-bentuk sangat
kompleks seperti yang kita lihat pada masa kini muncul secara tiba-tiba. Momen ini, tepat di awal
Periode Kambrium Bumi sekitar 550 juta tahun lalu, menandai ledakan evolusioner
yang mengisi lautan dengan makhluk-makhluk hidup kompleks pertama di dunia.
Filum binatang besar masa kini ternyata telah ada di awal masa Kambrium.
Binatang-binatang pertama itu pun berbeda satu sama lain sebagaimana
binatang-binatang saat ini. 4
Karena
tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan bagaimana bumi menjadi dipenuhi
oleh ribuan spesies binatang yang berbeda, para evolusionis menambahkan periode
20 juta tahun imajiner sebelum Periode Kambrium untuk menjelaskan bagaimana
kehidupan bermula dan “sesuatu yang tidak diketahui terjadi”. Periode ini disebut “jurang
evolusioner”. Belum pernah ditemukan bukti tentang hal ini dan konsep tersebut
masih tetap samar-samar dan tak terdefinisikan hingga kini.
Pada tahun 1984, sejumlah besar invertebrata
yang kompleks digali di Chengjiang, tepatnya di plateau Yunnan tengah di
dataran tinggi Cina barat data. Di antaranya adalah trilobita, yang sekarang
sudah punah, tetapi tak kurang kompleksnya dari struktur invertebrata modern
mana pun.
Ahli paleontologi evolusionis dari Swedia,
Stefan Bengston, menerangkan situasi ini sebagai berikut:
Jika ada peristiwa apa pun dalam sejarah kehidupan yang
menyamai mitos penciptaan manusia, tentunya diversifikasi tiba-tiba dari
kehidupan laut ketika organisme bersel banyak mengambil alih peran utama dalam
ekologi dan evolusi. Peristiwa yang membingungkan (dan memalukan) bagi Darwin
ini masih mempesona kami. 5
Kemunculan
tiba-tiba dari makhluk-makhluk hidup yang kompleks yang tanpa pendahulu ini
juga tidak kurang membingungkan (dan memalukan) bagi para evolusionis masa kini
dibandingkan bagi Darwin 135 tahun yang lalu. Hampir satu setengah abad, mereka
belum maju satu langkah pun dari titik yang telah menghadang Darwin.
Sebagaimana
dapat dilihat, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup tidak berevolusi
dari bentuk primitif ke bentuk yang lebih maju, namun justru muncul secara
tiba-tiba dan dalam bentuk yang sempurna. Ketiadaan bentuk-bentuk transisi
tidak hanya pada periode Kambrium. Tidak satu pun bentuk transisi yang diduga
evolusionis sebagai “kemajuan” evolusioner dari vertebrata – dari ikan ke
amfibi, reptil, burung dan mamalia – yang pernah ditemukan. Setiap spesies
hidup muncul secara seketika dan daslam bentuknya yang sekarang, sempurna dan
lengkap, pada catatan fosil.
Ringkasnya,
makhluk hidup tidak muncul melalui evolusi, tetapi diciptakan.
Pemalsuan Fosil
Penipuan pada Gambar
Catatan
fosil merupakan sumber utama bagi pencari bukti teori evolusi. Ketiak ditelaah
secara teliti dan tanpa praduga, catatan fosil lebih menyanggah teori evolusi
daripada mendukungnya. Namun begitu, interpetasi yang menyesatkan tentang fosil
oleh para evolusionis dan presentasi mereka yang penuh prasangka kepada publik
telah memberi kesan pada banyak orang bahwa catatan fosil mendukung teori
evolusi.
Kerentanan
beberapa temuan dalam catatan fosil terhadap semua jenis interpretasi ternyata
sangat baik melayani keinginan para evolusionis. Fosil-fosil yang digali
kebanyakannya tidak memuaskan bagi identifikasi yang dapat diandalkan. Mereka
kebanyakan merupakan fragmen-fragmen tulang yang tidak lengkap dan
terpencar-pencar. Karena ini, sangat mudah mendistorsi data yang tersedia dan
menggunakannya sebagaimana diinginkan. Tidak mengejutkan, rekonstruksi (gambar
dan model) yang dibuat oleh evolusionis dengan berdassarkan pada sisa-sisa
fosil semacam itu disiapkan secara sepenuhnya spekulatif untuk mendukung tesis
evolusioner. Karena publik telah dipengaruhi sebelumnya dengan
informasi-informasi visual, model-model konstruksi imajinier ini digunakan
utnuk meyakinkan mereka bahwa makhluk-makhluk yang direkonstruksi benar-benar
ada di masa silam.
Periset-periset
evolusionis menggambarkan makhluk-makhluk imajiner yang menyerupai manusia,
biasanya dari hanya sepotong gigi, fragmen rahang atau tulang lengan atas, dan
menampilkan mereka kepada publik secara sensasional seolah-olah mereka
terhubung dalam evolusi manusia. Gambar-gambar ini telah memainkan peranan penting dalam
pengukuhan gambaran tentang “manusia primitif” dalam benak banyak orang.
Kajian-kajian yang didasarkan pada sisa-sisa
tulang ini hanya dapat menampilkan karakteristik sangat umum dari 0bjek
tersebut. Detail yang khusus terdapat pada jaringan lunak yang dengan cepat
musnah bersama waktu. Dengan jaringan lunak yang diinterpretasikan secara
spekulatif, segala sesuatu menjadi mungkin dalam batasan imajinasi pembuat
rekonstruksi. Earnst A. Hooten dari Universitas Harvard menjelaskan situasinya
seperti ini:
Usaha untuk menyusun kembali bagian-bagian lunak adalah
pekerjaan yang lebih berisiko lagi. Bibir, mata, telinga dan ujung hidung tidak
meninggalkan tanda apa pun pada tulang di bawahnya yang bisa menjadi petunjuk.
Dengan kemudahan yang sama, dari sebuah tengkorak Neandertaloid, Anda dapat
merekonstruksi muka simpanse atau roman aristokrat seorang filsuf. Nilai ilmiah
restorasi hipotetis tipe-tipe manusia purba ini sedikit sekali, itu pun kalau
ada, dan ini cenderung hanya menyesatkan masyarakat.... Jadi, janganlah Anda
mempercayai rekonstruksi.6
Kajian-Kajian Yang Dilakukan untuk Menghasilkan
Fosil-Fosil Palsu
Karena
tidak mampu menemukan bukti yang sahih bagi teori evolusi dalam catatan fosil,
beberapa evolusionis telah berspekulasi untuk membuatnya sendiri. Upaya-upaya
ini , yang telah dimasukkan ke dalam ensiklopedia di bawah judul “penipuan
evolusi”, merupakan indikasi yang paling berbicara bahwa teori evolusi
merupakan ideologi dan falsafah yang diperjuangkan sekuat-kuatnya oleh
evolusionis. Dua dari penipuan ini, yang paling menghebohkan dan ........
diuraikan di bawah ini.
Manusia Piltdown
Charles
Dawson, seorang dokter terkenal yang juga ahli paleoantropologi amatir,
menyatakan bahwa ia telah menemukan tulang rahang dan fragmen tengkorak di
dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris, pada tahun 1912. Tulang rahang
tersebut lebih mirip tulang rahang kera, tetapi gigi dan tengkoraknya seperti
milik manusia. Spesimen ini dibabtis sebagai “Manusia Piltdown”. Fosil ini
diduga berusia 500 ribu tahun, dan dipajang di beberapa museum sebagai bukti
mutlak evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, telah banyak artikel ilmiah
mengenai “Manusia Piltdown” ditulis, sejumlah penafsiran dan gambar dibuat, dan
fosil tersebut dikemukakan sebagai bukti penting evolusi manusia.
Pada
tahun 1949, para ilmuwan melakukan pengujian atas fosil ini sekali lagi dan
menyimpulkan bahwa “fosil” tersebut merupakan penipuan yang disengaja yang
terdiri dari terngkorak manusia dan rahang orang utan.
Dengan
menggunakan metoda fluorin, para peneliti menemukan bahwa tengkorak tersebut
hanya berusia beberapa ribu tahun. Gigi pada tulang rahang, yang berasal dari
orang utan telah dibuat seolah usang, dan peralatan-peralatan “primitif” yang
ditemukan bersama fosil hanya imitasi sederhana yang telah diasah dengan
peralatan baja.3 Dalam analisis teperinci yang diselesaikan oleh
Oaklely, Weiner dan Clark, mereka mengungkapkan pemalsuan ini kepada publik
pada tahun 1953. Tengkorak tersebut milik manusia yang berusia 500 tahun, dan
tulang rahangnya milik kera yang baru saja mati! Kemudian gigi-gigi disusun
berderet dan ditambahkan pada rahangnya secara khusus, dan sendinya dirancang
menyerupai sendi manusia. Lalu semua bagian diwarnai dengan potasium dikromat
agar tampak tua. (Warna ini memudar ketika dicelup dalam larutan asam). Le Gros
Clark, anggota tim yang membongkar penipuan ini, tidak mampu menyembunyikan
rasa terkejutnya:
“Bukti-bukti abrasi tiruan dengan segera tampak di depan
mata. Hal ini begitu jelasnya hingga patut dipertanyakan bagaimana ini sampai
lolos dari pengamatan sebelumnya?”7
Manusia Nebraska
Pada tahun 1922, Henry Fairfield Osborn, direktur American Museum of
Natural History, mengumumkan bahwa ia telah menemukan sebuah fosil gigi geraham
yang berasal dari periode Pliosin, di Nebraska Barat, dekat Snake Brook. Gigi
ini dinyatakan memiliki karakteristik gigi manusia dan gigi kera. Argumentasi
ilmiah yang mendalam pun dimulai. Sebagian orang menafsirkan gigi ini berasal
dari Pithecanthropus Erectus, sedangkan yang lain menyatakan gigi tersebut
lebih menyerupai gigi manusia. Fosil yang menimbulkan perdebatan sengit ini
dinamakan “Manusia Nebraska”. Manusia baru ini juga dengan segera diberi “nama
ilmiah”: Hesperopithecus Haroldcooki.
Banyak ahli yang memberikan dukungan kepada Osborn. Berdasarkan satu
gigi ini, rekonstruksi kepala dan tubuh Manusia Nebraska pun digambar. Lebih
jauh, Manusia Nebraska bahkan dilukiskan bersama keluarganya.
Pada
tahun 1927, bagian lain kerangkanya juga ditemukan. Menurut potongan-potongan
tulang ini, gigi tersebut bukan milik manusia atau kera, melainkan milik
spesies babi liar Amerika yang telah punah, bernama prosthennops.
Apakah Manusia dan Kera Berasal dari Nenek Moyang yang
Sama?
Darwinis
menyatakan bahwa manusia modern saat ini berevolusi dari makhluk serupa kera.
Menurut mereka, selama proses evolusi yang diperkirakan berawal 4-5 juta tahun
lalu, terdapat beberapa “bentuk transisi” antara manusia modern dan nenek
moyangnya. Menurut skenario yang sepenuhnya rekaan ini, terdapat empat
“kategori” dasar:
Evolusionis
menyebut nenek moyang pertama manusia dan kera sebagai “Australopithecus”, yang
berarti “Kera Afrika Selatan”. Australopithecus hanyalah spesies kera kuno yang
telah punah, dan memiliki beragam tipe. Sebagian berperawakan tegap, dan sebagian lain
bertubuh kecil dan ramping.
Evolusionis menggolongkan tahapan evolusi
manusia berikutnya sebagai “homo”, yang berarti “manusia”. Menurut pernyataan
evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada
Australopithecus, dan tidak terlalu berbeda dengan manusia modern. Manusia
modern di zaman kita, Homo sapiens, dikatakan terbentuk pada tahapan terakhir
evolusi spesies ini.
Masalahnya, apa yang disebut sebagai
Australopithecus dalam skenario khayalan yang dibuat oleh evolusionis sebenarnya
adalah kera yang telah punah, dan apa yang digolongkan kepada seri Homo
tersebut merupakan anggota dari beragam ras manusia yang hidup di masa lampau
dan telah menghilang. Evolusionis menyusun beragam kera dan fosil manusia dalam
urutan dari yang terkecil kepada yang terbesar untuk membentuk skema “evolusi
manusia”. Riset, bagaimanapun, telah menunjukkan bahwa fosil-fosil ini sama
sekali tidak mengarah kepada proses evolusioner dan beberapa dari yang dianggap
sebagai nenek moyang manusia ini benar-benar kera dan sebagian lagi benar-benar
manusia.
Sekarang, mari kita memperhatikan
Australopithecus, yang bagi para evolusionis merupakan tingkat pertama dari
skema evolusi manusia.
Australopithecus:
Spesies Kera yang telah Punah
para
evolusionis menyatakan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang paling
primitif dari manusia modern. Mereka merupakan spesies tua dengan struktur
kepala dan tengkorak serupa dengan kera modern, walau kapasitas tempurung
kepalanya lebih kecil. Menurut pernyataan evolusionis, makhluk-makhluk ini
memiliki sifat sangat penting yang membuktikan bahwa mereka adalah nenek moyang
manusia: bipedalisme.
Gerakan
kera dan manusia sangat berbeda. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang
bergerak dengan bebas menggunakan kedua kakinya. Beberapa hewan juga memiliki
kemampuan terbatas untuk bergerak seperti ini, tetapi mereka yang memiliki
kerangka yang bungkuk.
Menurut
evolusionis, makhluk-makhluk hidup yang disebut Australopithecus ini memiliki
kemampuan untuk berjalan membungkuk, tidak dengan postur tegak seperti manusia.
Walau begitu, cara berjalan bipedal yang terbatas ini sudah cukup untuk membuat
evolusionis untuk memproyeksikan bahwa makhluk ini merupakan nenek moyang
manusia.
Bagaimanapun,
bukti pertama yang menyanggah pernyataan tanpa bukti para evolusionis bahwa
Australopithecus merupakan bipedal datang dari evolusionis sendiri.
Kajian-kajian mendetail pada fosil-fosil Australopithecus memaksa evolusionis
untuk mengakui bahwa mereka tampak “terlalu” mirip kera. Setelah melakukan
riset anatomis terinci pada fosil-fosil Australopithecus pada pertengahan tahun
1970-an, Charles E. Oxnard mempersamakan struktur kerangka Australopithecus
dengan milik orang utan modern.
“Sebuah bagian penting dari kebijaksanaan konvensional dewasa
ini tentang evolusi manusia didasarkan pada kajian atas gigi, rahang dan
fragmen-fragmen tengkorak fosil-fosil Australopithecus. Ini semua menunjukkan
bahwa hubungan terdekat antara asutralopithecus dengan silsilah manusia mungkin
tidak benar. Semua fosil ini berbeda dari gorila, simpanse dan manusia. Jika
dikaji sebagai sebuah grup, Australopithecus lebih mirip dengan orang utan.”
8
Yang
benar-benar memalukan evolusionis adalah temuan bahwa Australopithecus tidak
mungkin berjalan dengan dua kaki dan dengan postur bungkuk. Hal ini secara
fisik akan sangat tidak efisien bagi Australopithecus, yang dinyatakan sebagai
bipedal tapi dengan cara berjalan membungkuk, untuk berjalan seperti itu karena
akan membutuhkan energi yang sangat besar. Melalui simulasi komputer pada tahun
1996, ahli Paleoantropologi Inggris Robin Crompton juag menunjukkan bahwa cara
berjalan “gabungan” seperti itu tidak mungkin. Crompton mencapai kesimpulan
berikut: makhluk hidup dapat berjalan dengan salah satu dari dua cara: tegak
atau dengan empat kaki. Bentuk cara berjalan di antara keduanya tidak dapat
dilakukan untuk periode yang yanjang karena membutuhkan energi yang sangat
besar. Ini berarti bahwa Australopithecus tidak mungkin sekaligus bipedal dan
memiliki posisi berjalan membungkuk.
Barangkali
kajian terpenting yang menunjukkan bahwa Australopithecus tidak mungkin bipedal
adalah di tahun 1994 dari riset ahli anatomi Fred Spoor dan timnya di
Departemen Anatomi Manusia dan Biologi Seluler di Universitas Liverpool,
Inggris. Grup ini melakukan melakukan kajian atas bipedalisme pada
makhluk-makhluk hidup yang memfosil. Riset mereka menyelidiki mekanisme
keseimbangan secara tak sengaja yang ditemukan dalam rumah siput pada telinga,
dan temuan menunjukkan secara meyakinkan bahwa Australopithecus tidak mungkin
bipedal. Ini membantah klaim apa pun bahwa Australopithecus menyerupai manusia.
Seri Homo :
Benar-benar Manusia
Langkah
selanjutnya dalam evolusi manusia rekaan adalah “Homo”, yaitu seri manusia.
Makhluk-makhluk hidup ini adalah manusia yang tidak bebeda dari manusia modern,
tetapi memiliki beberapa perbedaan rasial. Karena berusaha untuk
membesar-besarkan perbedaan-perbedaan ini, evolusionis menampilkan orang-orang
ini tidak sebagai suatu “ras” manusia modern, tetapi sebagai suatu “spesies”
yang berbeda. Bagaimanapun, sebagaimana kita akan segera lihat, orang-orang
pada seri Homo tidak lebih dari tipe ras manusia biasa.
Menurut
skema rekaan evolusionis, evolusi internal spesies Homo adalah sebagai berikut:
pertama Homo erectus, kemudian Homo sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu
Manusia Cro-Magnon dan terakhir manusia modern.
Walau
klaim evolusionis bertolak belakang, semua “spesies” yang telah kita sebutkan
di atas tidak lain dari manusia murni. mari kita pertama menguji Homo Erectus,
yang dirujuk evolusionis sebagai spesies manusia yang paling primitif.
Bukti
paling mengejutkan yang menunjukkan bahwa Homo erectus bukanlah spesies
“primitaif” adalah fosil “Anak Lelaki Turkana”, salah satu sisa Homo erectus
tertua. Fosil tersebut diperkirakan milik seorang anak laki-laki berusia 12
tahun, yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83 meter. Struktur kerangka yang tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia
modern. Struktur kerangkanya yang tinggi dan langsing sepenuhnya menyerupai
milik orang-orang yang tinggal di wilayah tropis pada zaman kita. Fosil ini
merupakan salah satu dari bukti paling penting bahwa Homo Erectus tidak lebih
dari spesimen lain dari ras manusia modern. Ahli paleontologi evolusionis Richard Leakey
membandingkan antara Homo erectus dan manusia sebagai berikut:
Perbedaan bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah,
kekokohan dahi dan sebagainya akan terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin
seperti yang kita saksikan saat ini pada ras-ras manusia modern yang terpisah
secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi
saling terpisah secara geografis untuk kurun waktu yang lama.9
Hal
yang ingin disampaikan oleh Leakey adalah bahwa perbedaan antara Homo erectus
dan kita tidak lebih dari perbedaan antara Negro dan Eskimo. Bentuk tempurung
kepala Homo erectus berasal dari cara makan mereka, dan emigrasi genetis dan
dari tidak berasimilasinya mereka dengan ras-ras manusia lainnya selama periode
yang panjang.
Bukti kuat lainnya bahwa Homo erectus bukan
spesies “primitif” adalah bahwa fosil dari spesies ini yang digali berumur
27.000 tahun dan malahan 13.000 tahun. Menurut artikel yang dimuat dalam Time –
yang bukanlah terbitan periodis ilmiah, namun bagaimanapun memiliki efek
mempengaruhi duania ilmu pengetahua – fosil Homo erectus berusia 27.000 tahun
ditemukan di pulau Jawa. Di rawa Kow di Australia, beberapa fosil berusia
13.000 tahun ditemukan dengan membawa karakteristik Homo Sapiens-Homo erectus.
Semua fosil ini menunjukkan bahwa Homo erectus terus hidup hingga ke masa yang
sangat dekat dengan zaman kita dan mereka tak lebih dari ras manusia yang sejak
itu telah terkubur dalam sejarah.
Homo Archaic dan
Manusia Neandertal
Homo
sapiens archaic adalah pelopor dari manusia kontemporer dalam skema evolusioner
rekaan. Nyatanya, evolusionis tidak berbicara banyak tentang manusia-manusia
ini, seakan hanya terdapat perbedaan-perbedaan minor di antara mereka dan
manusia modern. Beberapa periset malah menyatakan bahwa perwakilan dari ras ini
masih hidup hari ini, dan menunjuk suku Aborigin di Australia sebagai contoh.
Seperti Homo sapiens, Aborigin juga memiliki alis mata yanag tebal dan
menonjol, struktur mandibular yang cenderung ke dalam, dan volume tempurung
kepala yang sedikit lebih kecil. Lebih jauh lagi, penemuan-penemuan yang
berarti telah didapat, mengisyaratkan bahwa manusia semacam itu pernah hidup di
Hungaria dan beberapa desa di Italia sampai beberapa waktu yang lalu.
Evolusionis
menunjuk fosil manusia yang digali di lembah Neander di Belanda yang telah
dinamai Manusia Neandertal sebagai suatu sub spesies dari manusia modern dan
menamakannya “Homo sapiens neandertalensis”. Jelas bahwa ras ini hidup bersama
dengan manusia modern, pada waktu dan area yang sama. Temuan-temuan membuktikan
bahwa Neandertal mengubur mayat kerabat mereka, membuat alat musik dan memiliki
hubungan kebudayaan dengan Homo sapiens sapiens yang hidup seperiode. Struktur
tengkorak dan kerangka yang sepenuhnya modern dari fosil-fosil Neandertal tidak
terbuka atas spekulasi apa pun. Seorang pakar dalam subjek ini, Erik Trinkaus
dari Universitas New Mexico menulis:
Perbandingan anatomis terperinci antara sisa-sisa kerangka
Neandertal dengan kerangka manusia modern tidak menunjukkan dengan pasti bahwa
kemampuan lokomotif, manipulatif, intelektual atau bahasa Neandertal lebih
rendah dari manusia modern.10
Nyatanya, Neandertal malah memiliki beberapa
kelebihan “evolusioner” dibanding manusia modern. Kapasitas tempurung kepala
Nendertal lebih besar dari manusia modern dan mereka lebih kekar dan berotot
dibandingkan kita. Trinkaus menambahkan: “Salah satu keistimewaan Neandertal
yang paling karakteristik adalah kemasifan yang luar biasa dari tulang-tulang
batang tubuh dan anggota badannya. Semua tulang yang terawetkan menunjukkan kekuatan
yang jarang dimiliki manusia modern. Lebih jauh lagi, tidak hanya kekekaran ini
tampak pada lelaki dewasa, seperti yang diperkirakan orang, tetapi juga muncul
pada wanita dewasa, remaja bahkan anak-anak.”
Persisnya, Neandertal merupakan suatu ras manusia
khusus yang terasimilasi dengan ras-ras lain dengan perjalanan waktu.
Dapatkan Kehidupan Muncul
dari Kebetulan Sebagaimana Dinyatakan Evolusi?
Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan
berawal dari sebuah sel yang terbentuk secara kebetulan di bawah
kondisi-kondisi bumi primitif. Karenanya, mari kita menguji komposisi sel
dengan perbandingan sederhana untuk menunjukkan betapa irasionalnya untuk
menganggap keberadaan sel – struktur yang masih meupkian misteri dalam banyak
hal, bahkan pada waktu kita hendak menginjak abad ke 21 – berasal dari fenomena
alam dan kebetulan.
Dengan semua sistem operasionalnya, sistem
komunikasi, transportasi dan manajemen, sebuah sel tidak kurang rumitnya dari
sebuah kota. Sel memiliki stasiun pembangkit yang menghasilkan energi untuk
dikonsumsi sel, pabrik-pabrik pembuat enzim dan hormon-hormon yang penting bagi
kehidupan, bank data yang mencatat semua informasi penting tentang seluruh
produk yang harus dihasilkan, sistem transportasi yang kompleks dan pipa-pipa
penyalur bahan mentah dan bahan jadi dari satu tempat ke tempat lain,
laboratorium dan tempat penyulingan canggih untuk menghancurkan bahan mentah
dari luar menjadi bahan-bahan berguna, dan protein membran sel khusus untuk
mengontrol keluar-masuknya materi. Dan semua ini hanya sebagian kecil dari
sistem yang sangat kompleks tersebut.
Jauh dari kemungkinan terbetuk di bawah
kondisi-kondisi bumi primitif, sel, yang komposisi dan mekanismenya begitu
kompleks, tidak dapat dibuat walaupun di dalam laboratorium tercanggih di masa
kini. Bahkan dengan menggunakan asam-asam amino, bahan pembangun sel, tidak
mungkin untuk menghasilkan walau hanya sebuah organel tunggal sebuah sel,
seperti mitokondria atau ribosom, apalagi keseluruhan sel. Sel pertama yang
diklaim telah diproduksi oleh kebetulan evolusioner tak lebih dari isapan
jempol dan hasil dari dongengan sebagaimana kuda unicorn.
Protein Menggugat
Teori Kebetulan
Bukan
hanya sel yang tak dapat diproduksi: satu saja protein dari ribuan molekul
protein kompleks pembangun sel, tidak mungkin terbentuk dalam kondisi alamiah.
Protein
adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil yang disebut “asam
amino” yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur
tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang
paling sederhana terdiri dari 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang
terdiri dari ribuan asam amino. Ketidakhadiran, penambahan atau penggantian
satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein
tersebut menjadi gumpalan molekul tak berguna. Karena tidak mampu menjelaskan
“pembentukan secara kebetulan” dari asam amino, teori evolusi terperosok pada
titik pembentukan protein.
Fakta
bahwa struktur fungsional sebuah protein tidak dapat muncul secara kebetulan
akan mudah diamati dengan perhitungan probabilitas sederhana yang dapat
dipahami semua orang.
Terdapat
20 asam amino yang berbeda. Jika kita anggap bahwa sebuah molekul protein
berukuran rata-rata dibangun oleh 288 asam amino, akan terdapat 10300
kombinasi asam. Dari seluruh kemungkinan, hanya satu urutan yang membentuk
molekul protein yang diinginkan. Sisanya adalah rantai asam amino yang sama
sekali tidak berguna atau berpotensi membahayakan makhluk hidup. Dengan kata
lain, probabilitas pembentukan satu molekul protein adalah “1 banding 10300”.
Probabilitas dari “1” berbanding dengan angka “astronomis” yang terdiri dari
angka 1 diikuti 300 nol untuk semua tujuan praktis adalah nol. Ini adalah hal
yang mustahil. Selain itu, molekul protein dengan 288 asam amino lebih
sederhana dibandingkan molekul-molekul protein raksasa yang terdiri dari ribuan
asam amino. Bila kita melakukan per-hitungan probabilitas serupa pada
molekul-molekul protein raksasa tersebut, kita akan membutuhkan ungkapan yang lebih
dari sekadar "mustahil".
Jika
pembentukan secara kebetulan dari salah satu protein ini saja tidak mungkin,
milyaran kali lebih tidak mungkin untuk sekitar satu juta protein-protein itu
muncul secara kebetualn dalam bentuk yang terorganisir dan membuat sebuah sel
manusia yang komplit. Lebih jauh lagi, sebuah sel bukan hanya sekumpulan
protein. Di samping ptotein, sel juga mengandung asam nukleat, karbohidrat,
lemak, vitamin, dan banyak lagi bahan kimia seperti elektrolit, yang semuanya
tersusun secara harmonis dan dalam rancangan dengan proporsi yang tertentu,
baik dalam struktur, maupun fungsi. Masing-masing berfungsi sebagai bahan atau
komponen pembangun dalam beragam organel.
Sebagaimana
telah kita lihat, evolusi tidak mampu menjelaskan pembentukan bahkan satu saja
dari milyaran protein dalam sel, jangankan menjelaskan sel itu sendiri.
Prof.
Dr. Ali Demirsoy, salah satu pakar terkemuka tentang pemikiran evolusionis di
Turki, dalam bukunya Kalitim ve Evrim (Pewarisan Sifat dan Evolusi),
membicarakan kemungkinan pembentukan secara kebetulan Sitokrom-C. salah satu
enzim penting bagi kehidupan:
Probabilitas pembentukan rangkaian sitokrom-C mendekati
nol. Jadi, jika kehidupan memerlukan sebuah rangkaian tertentu, maka dapat
dikatakan bahwa ia memiliki probabilitas untuk terwujud hanya satu kali di
seluruh alam semesta. Jika tidak, kekuatan-kekuatan
metafisis di luar definisi kita mestilah telah berperan dalam pembentukan
tersebut. Menerima pernyataan
terakhir ini tidak sesuai dengan tujuan-tujuan ilmu pengetahuan, karenanya kita
harus mengkaji hipotesis pertama. 11
Setelah
baris di atas, Demirsoy mengakui bahwa probabilitas ini, yang ia terima hanya
karena “lebih patut bagi tujuan ilmu pengetahuan”, tidak masuk akal:
Probabilitas menghasilkan rangkaian asam amino tertentu
dari sitokrom-C adalah seperti kemungkinan seekor monyet menulis sejarah
manusia dengan mesin tik – dengan mengabaikan kenyataan bahwa kera itu menekan
tuts-tuts secara acak.4
Rangkaian
yang benar dari asam-asam amino yang tepat saja tidak cukup bagi pembentukan
salah satu molekul protein yang terdapat dalam makhluk hidup. Di samping ini,
masing-masing dari 20 tipe asam amino yang berbeda yang terdapat dalam
komposisi protein harus merupakan asam amino Levo. Secara kimiawi, terdapat dua
jenis yang berbeda, yaitu “levo” (kiri) dan “dextro” (kanan). Perbedaan di
antara keduanya adalah simetri cermin antara struktur tiga dimensi mereka, yang
serupa dengan simetri tangan kiri dan kanan manusia. .........
Dari
berbagai penelitian terungkap sebuah fakta yang mengejutkan: semua protein
hewan dan tumbuhan, dari organisme paling sederhana hingga paling kompleks,
terdiri dari asam amino Levo. Jika ada satu saja asam amino Dextro yang terikat
pada struktur sebuah protein, maka protein tersebut menjadi tidak berfungsi.
Mari sesaat kita umpamakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan
seperti yang dinyatakan evolusionis. Dalam hal ini, asam amino Levo dan asam
amino Dextro yang terbentuk secara kebetulan seharusnya ada dalam jumlah
seimbang di alam. Pertanyaan tentang bagaimana protein dapat memilih asam amino
Levo dari seluruh asam amino, dan mengapa tidak ada satu pun asam amino Dextro
terlibat dalam proses kehidupan, masih menjadi tantangan bagi evolusionis.
Dalam Britannica Science Encyclopaedia,
pembela teori evolusi yang terang-terangan, dinyatakan bahwa asam amino seluruh
makhluk hidup di bumi dan molekul pembangun polimer kompleks seperti protein
memiliki asimetri Levo yang sama. Ditambahkan bahwa ini sama artinya dengan
melempar uang logam sejuta kali dan selalu mendapatkan muka yang sama.
Dinyatakan juga bahwa tidak mungkin kita dapat memahami mengapa molekul menjadi
bentuk Levo atau Dextro. Pilihan ini berhubungan dengan sumber kehidupan di
bumi secara mengagumkan.10
Asam
amino tidak cukup hanya dengan tersusun dalam jumlah, urutan dan struktur tiga
dimensi yang tepat. Pembentukan protein juga mengharuskan molekul-molekul asam
amino yang memiliki lebih dari satu lengan saling berikatan melalui cabang
tertentu saja. Ikatan seperti itu disebut “ikatan peptida”.
Asam-asam amino dapat saling berikatan dengan berbagai cara; tetapi protein
hanya terdiri dari asam-asam amino yang terikat dengan ikatan “peptida”.
Penelitian
menunjukkan bahwa asam amino yang berikatan secara acak hanya dapat
menghasilkan ikatan peptida pada rasio 50% dan sisa-nya berikatan dengan ikatan
lain yang tidak terdapat pada protein. Agar berfungsi dengan baik, setiap asam
amino yang menyusun protein harus berikatan hanya dengan ikatan peptida,
sebagaimana asam amino tersebut harus dipilih dari yang berbentuk Levo saja.
Tak diragukan lagi, tidak ada mekanisme kontrol untuk memilih dan mengeluarkan
asam amino Dextro dan secara pribadi memastikan bahwa masing-masing asam amino
membuat ikatan peptida dengan yang lain.
Di
bawah keadaan ini, probabilitas dari molekul protein rata-rata yang mengandung
500 asam amino menyusun diri sendiri dalam jumlah dan rangkaian yang tepat,
sebagai tambahan atas probabilitas dari semua asam amino yang dikandungnya
adalah hanya yang levo dan bergabung menggunakan hanya ikatan-ikatan peptida
adalah sebagai berikut:
- Probabilitas
500 asam amino tersebut terpilih dengan tepat = 1/20500 = 1/10650
- Probabilitas
asam amino berbentuk = 1/2500 = 1/10150
- Probabilitas
asam-asam amino bergabung dengan ikatan peptida = 1/2499 = 1/10150
PROBABILITAS
TOTAL = 1/10950 , yaitu 1 peluang dalam 10950
Seperti dapat dilihat di bawah ini,
probabilitas pembentukan sebuah molekul protein yang terdiri dari 500 asam
amino adalah “1” banding angka 1 yang diikuti oleh 950 buah angka nol. Sebuah
angka yang tidak dapat dipahami pemikiran manusia. Ini
hanya perhitungan teoretis di atas kertas. Dalam kenyataan, probabilitas
seperti itu berpeluang “0” untuk terjadi. Dalam matematika, probabilitas yang
lebih kecil dari 1 banding 1050, secara statistik dianggap memiliki peluang “0”
untuk terjadi.
Probabilitas sebuah molekul protein berukuran rata-rata yang terdiri dari
500 asam amino tersusun dalam jumlah dan urutan yang tepat, dan hanya terdiri
dari asam amino Levo, dengan rantai hanya terbentuk dari ikatan peptida adalah
“1” banding 10950. Kita dapat menuliskan angka ini dengan meletakkan 950 angka
nol sesudah angka 1 sebagai berikut :
10950=
100.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
Meskipun sudah sedemikian jauh kemustahilan
pembentukan secara kebetulan pada sebuah protein yang tersusun dari 500 asam
amino, kita masih dapat terus memaksa batas akal kita dengan kemustahilan yang
lebih tinggi lagi. Molekul “hemoglobin”, sebuah protein yang sangat vital,
terdiri dari 574 asam amino — lebih besar dibandingkan protein yang kita bahas
di atas. Sekarang, pikirkan ini: dalam satu sel darah merah dari miliaran yang
ada dalam tubuh kita, terdapat “280.000.000” (280 juta) molekul hemoglobin!
Perkiraan usia bumi tidak memberi cukup waktu bagi pembentukan secara
“coba-coba” untuk satu protein saja, apalagi satu sel darah merah. Kesimpulan
dari semua ini adalah: evolusi telah jatuh ke dalam jurang kemustahilan sejak
tahap pembentukan sebuah protein.
Mencari Jawaban dari Pembangkitan
Kehidupan
Karena
menyadari keganjilan atas kemungkinan pembentukan kehidupan melalui kebetulan,
evolusionis tidak mampu menyediakan penjelasan yang masuk akal untuk keyakinan
mereka, maka mereka mulai mencari jalan untuk menunjukkan bahwa keganjilan
tersebut bukannya tidak mungkin.
Mereka
merancang berbagai eksperimen laboratorium untuk menjawab pertanyaan bagaimana
kehidupan dapat mengawali dirinya sendiri dari materi tidak hidup. Di antaranya
yang paling terkenal dan dihormati adalah “Eksperimen Miller” atau “Eksperimen
Urey-Miller” yang dilakukan oleh peneliti Amerika bernama Stanley Miller pada
tahun 1953.
Dengan
tujuan untuk membuktikan bahwa asam-asam amino dapat muncul secara kebetulan.
Miller membuat lingkungan dalam laboratoriumnya yang dia asumsikan terdapat di
bumi purba (yang kelak terbukti tidak realistis) dan mulai bekerja. Campuran
yang ia gunakan untuk atmosfir purba ini terdiri dari amonia, metan, hidrogen
dan uap air.
Miller
mengetahui bahwa metan, amonia, uap air dan hidrogen tidak akan saling
bereaksi. Ia sadar bahwa ia harus menyuntikkan energi ke dalam campuran untuk
memulai reaksi. Dia menganggap energi ini bisa berasal dari kilat dalam
atmosfir purba, dan dengan berdasarkan perkiraan ini, ia menggunakan sumber
penghasil listrik buatan dalam eksperimennya.
Miller
mendidihkan campuran gas ini pada suhu 100°C selama seminggu, dan sebagai
tambahan dia mengalirkan arus listrik. Di akhir minggu, Miller menganalisis
senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan
tiga dari 20 jenis asam amino, bahan dasar protein telah tersintesis.
Eksperimen
ini membangkitkan semangat evolusionis dan dianggap sebagai sukses besar.
Didorong oleh eksperimen ini, evolusionis segera membuat skenario baru. Miller
dianggap telah membuktikan bahwa asam-asam amino dapat terbentuk dengan
sendirinya. Berdasarkan
ini, mereka segera membuat hipotesis tahap selanjutnya. Menurut skenario
mereka, asam-asam amino kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara
kebetulan untuk membentuk protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk
secara kebetulan ini menempatkan diri mereka dalam struktur seperti membran
yang “entah bagaimana” muncul dan membentuk sel primitif. Sel-sel
kemudian bergabung dan membentuk organisme hidup. Arus utama terbesar dari
skenario ini adalah eksperimen Miller.
Akan
tetapi, eksperimen Miller hanya akal-akalan dan telah terbukti tidak benar
dalam segala aspek.
Ketidakabsahan Eksperimen Miller
Hampir
setengah abadberlalu semenjak Miller melakukan eksperimennya. Walaupun telah
ditunjukkan ketidakabsahannya dalam banyak segi, evolusionis masih mengemukakan
Miller dan hasil-hasilnya sebagai bukti absolut bahwa kehidupan dapat terbentuk
secara spontan dari materi tidak hidup. Jika kita menilai eksperimen Miller
secara kritis, tanpa bias dan subjektivitas pemikiran evolusionis,
bagaimanapun, nyata bahwa keadaannya tidak secerah yang digambarkan para
evolusionis. Miller menentukan untuk dirinya sendiri tujuan untuk membuktikan
bahwa asam-asam amino dapat membentuk diri sendiri dalam kondisi bumi purba.
Beberapa asam-asam amino dihasilkan, namun pelaksanaan eksperimen ini
bertentangan dengan degnan tujuannya dalam banyak cara, seperti kita akan lihat
sekarang.
-
Miller mengisolasi asam-asam amino dari lingkungannya segera setelah mereka
terbentuk, dengan menggunakan mekanisme yang disebut cold trap. Jika dia tidak melakukannya, kondisi lingkungan tempat
asam amino terbentuk akan segera menghancurkan molekul ini.
Tentu
saja tak ada artinya untuk menganggap bahwa mekanisme yang disengaja seperti
ini integral dengan kondisi bumi purba, yang melibatkan radiasi ultraviolet,
sambaran kilat, beragam zat kimia, dan oksigen bebas dalam prosentase tinggi.
Tanpa mekanisme seperti ini, kalaupun ada satu asam amino terbentuk, ia akan
segera hancur.
-
Lingkungan atmosfir purba yang disimulasikan Miller dalam eksperimennya tidak
realistis. Nitrogen dan karbon dioksida merupakan bagian dari lingkungan
atmosfir purba, tapi Miller mengabaikan ini dan malah menggunakan metan dan
amonia.
Mengapa?
Mengapa para evolusionis berkeras pada poin bahwa atmosfir primitif mengandung
metan (CH4), amonia (NH3), dan uap air (H2O)
dalam jumlah besar? Jawabannya sederhana: tanpa amonia, mustahil mensintesis asam amino.
Kevin McKean mengungkapkan hal ini dalam sebuah artikel yang dimuat dalam
majalah Discover:
Miller dan Urey meniru atmosfir bumi dahulu
kala dengan campuran metan dan amonia. Menurut mereka, bumi merupakan campuran
homogen dari logam, batuan dan es. Namun, dalam penelitian terakhir terungkap
bahwa pada saat itu bumi sangat panas dan terbentuk dari nikel dan besi cair.
Jadi, atmosfir kimiawi saat itu seharusnya didominasi nitrogen (N2), karbon
dioksida (CO2) dan uap air (H20). Tetapi gas-gas ini bukan gas-gas yang tepat
untuk mensintesis senyawa organik, seperti metan dan amonia.14
Setelah bungkam cukup lama, Miller sendiri mengakui
pula bahwa kondisi atmosfir dalam eksperimennya tidak realistis.
- Hal penting lain yang mengugurkan
eksperimen Miller adalah bahwa atmosfir bumi mengandung cukup banyak oksigen
untuk menghancurkan semua asam amino yang terbentuk. Konsentrasi
oksigen ini akan menghalangi pembentukan asam-asam amino. Situasi ini secara
telak membantah eksperimen Miller yang sama sekali mengabaikan oksigen. Jika
oksigen digunakan dalam eksperimen tersebut, metan akan terurai menjadi karbon
dioksida dan air, dan amonia menjadi nitrogen dan air. Selain itu, dalam
lingkungan tanpa oksigen, juga tidak akan ada lapisan ozon. Tanpa perlindungan
lapisan ozon, asam-asam amino akan segera hancur oleh sinar ultraviolet yang
sangat intens.
- Di
samping menghasilkan beberapa asam-asam amino yang penting untuk kehidupan,
eksperimen Miller juga menghasilkan banyak asam organik yang bersifat merusak
struktur dan fungsi makhluk hidup. Jika ia tidak mengisolasi asam-asam amino
tersebut dan membiarkannya dalam lingkungan yang sama dengan senyawa-senyawa
ini, reaksi kimia yang terjadi akan menghancurkan atau mengubah asam amino
menjadi senyawa lain. Selain itu, di akhir eksperimen ini terbentuk sejumlah
besar asam amino Dextro.16 Keberadaan asam amino ini dengan
sendirinya menyangkal teori evolusi, karena asam amino Dextro tidak berfungsi
dalam pembentukan sel makhluk hidup dan jika dilibatkan dalam pembentukan
protein akan membuat protein menjadi tidak berguna .
Kesimpulannya,
kondisi-kondisi di mana asam amino terbentuk dalam eksperimen Miller, tidak
cocok bagi kehidupan. Medium pembentukannya merupakan campuran asam yang
menghancurkan dan mengoksidasi molekul-molekul berguna yang diperoleh.
Nyatanya,
evolusionis sendiri menyangkal teori evolusi, sebagaimana biasa terjadi, dengan
mengajukan eksperimen ini sebagai “bukti”. Jika ada yang dibuktikan eksperimen
ini, adalah bahwa asam-asam amino hanya dapat dihasilkan dalam lingkungan
laboratorium terkendali di mana semua kondisi dirancang khusus oleh intervensi
yang disengaja. Berarti, kekuatan yang dapat menghasilkan kehidupan (bahkan
sekedar asam-asam amino yang “hampir hidup”) sudah pasti bukan peristiwa
kebetulan, tetapi kehendak yang disengaja – dengan kata lain, Penciptaan.
Karena itulah setiap tahap Penciptaan merupakan tanda yang membuktikan kepada
kita keberadaan dan kekuasaan Allah swt.
Molekul Menakjubkan: DNA
Teori
evolusi tidak dapat memberikan penjelasan logis atas keberadaan molekul-molekul
dasar struktur sel, perkembangan di bidang genetika dan penemuan asam nukleat
(DNA dan RNA) telah menghasilkan masalah baru bagi teori evolusi.
Pada
tahun 1955, penelitian James Watson dan Francis Crick terhadap DNA membawa era
baru dalam biologi. Banyak ilmuwan mengalihkan perhatian mereka pada ilmu
genetika. Sekarang, setelah penelitian bertahun-tahun, para ilmuwan telah
memetakan hampir semua struktur DNA.
Di
sini, kita perlu memberikan beberapa informasi paling mendasar tentang struktur
dan fungsi DNA.
Molekul yang disebut DNA, yang ditemukan
dalam nukleus pada setiap sel dari 100 trilyun sel di dalam tubuh kita,
mengandung rancang bangun lengkap untuk tubuh manusia. Informasi mengenai
seluruh ciri-ciri seseorang, dari penampilan fisik hingga struktur organ dalam,
tercatat dalam DNA dengan sistem pengkodean khusus. Informasi dalam DNA dikode
dalam urutan empat basa khusus yang membangun molekul ini. Basa ini dinamakan A, T, G, C sesuai dengan huruf awal nama mereka. Seluruh
perbedaan struktural antara manusia tergantung pada variasi urutan huruf-huruf
ini: semacam bank data yang terdiri dari empat huruf. Semua perbedaan
strurtural di antara manusia tergantung pada variasi urutan basa-basa ini.
Terdapat kurang lebih 3,5 miliar nukleotida, artinya, 3,5 miliar hurus dalam
molekul DNA.
Informasi
yang sangat banyak ini dikode dalam komponen DNA yang disebut “gen”. Misalnya,
informasi tentang mata terdapat pada rangkaian gen khusus, sedangkan informasi
tentang jantung terdapat dalam rangkaian gen yang lain. Sel menghasilkan
protein dengan menggunakan informasi dalam semua gen ini. Asam-asam amino yang
membangun struktur protein ditentukan oleh susunan berurutan dari tiga
nukleotida dalam DNA.
Sampai
di sini ada detail penting yang harus diperhatikan. Kesalahan pada urutan
nukleotida yang menyusun se-buah gen akan membuat gen tersebut sama sekali tidak
ber-fungsi. Dengan mempertimbangkan bahwa di dalam tubuh manusia terdapat 200
ribu gen, akan semakin jelas betapa mustahilnya jutaan nukleotida yang
membentuk gen-gen ini tersusun secara kebetulan dalam urutan yang tepat.
Seorang ahli biologi evolusionis, Frank Salisbury, berkomentar tentang
kemustahilan ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari sekitar
300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1.000
nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah
rantai DNA, satu rantai dengan 1.000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000
bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat
bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600
kali menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar
kemampuan pemahaman kita.15
Angka 41000
ekivalen dengan 10600. Angka ini didapatkan dengan menambahkan 600
angka nol sesudah angka 1. Angka 10 yang diikuti 11 angka nol berarti satu
triliun. Tetapi sebuah angka dengan 600 angka nol sesudahnya, sulit kita
bayangkan.
Seorang
evolusionis, Prof. Ali Demirsoy, terpaksa membuat pengakuan mengenai hal ini
sebagai berikut :
Kenyataannya, probabilitas pembentukan protein dan asam
nukleat (DNA-RNA) adalah probabilitas yang jauh melampaui perkiraan. Lebih
jauh, peluang rantai protein tertentu muncul menjadi luar biasa kecil.16
Sebagai tambahan atas ketidakmungkinan ini, DNA hampir tidak bisa terlibat
dalam reaksi karena bentuk spiral berantai ganda-nya. Ini juga membuat tidak
mungkin menganggap bahwa DNA merupakan dasar kehidupan.
Lebih jauh lagi, sementara DNA hanya dapat bereplikasi dengan bantuan
beberapa enzim yang merupakan protein pula, sintesis enzim ini hanya dapat
berlangsung dengan informasi yang dikode dalam DNA. Karena saling membutuhkan,
keduanya harus ada secara bersamaan untuk replikasi, atau salah satunya
“tercipta” sebelum yang lain. Seorang ahli
mikrobiologi Amerika, Jacobson, berkomentar mengenai hal ini:
Arahan untuk rencana-rencana reproduksi untuk energi dan
ekstraksi materi dari lingkungannya, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk
mekanisme efektor yang menerjemahkan perintah ke dalam pertumbuhan — semua
harus ada sekaligus pada saat itu (ketika kehidupan dimulai). Kombinasi semua
ini sepertinya tidak mungkin terjadi secara kebetulan, dan sering dianggap
campur tangan ilahiah.17
Kutipan
di atas ditulis dua tahun sesudah struktur DNA diungkapkan James Watson dan
Francis Crick. Meskipun ilmu pengetahuan telah maju cukup pesat, pertanyaan
tersebut tetap belum terjawab oleh evolusionis. Untuk menyimpulkan, perlunya
DNA dalam reproduksi, dan kebutuhan untuk memproduksi protein-protein ini
sesuai dengan informasi dalam DNA secara keseluruhan menghancurkan tesi para
evolusionis.
Dua
ilmuwan Jerman, Junker dan Scherer, menjelaskan bahwa sintesis masing-masing
molekul yang diperlukan untuk evolusi kimiawi, mengharuskan kondisi-kondisi
tertentu, dan bahwa probabilitas bahan-bahan tersebut tersusun melalui metode
yang secara teoretis sangat berbeda adalah nol:
Sampai saat ini, tidak ada eksperimen yang dapat
menghasilkan seluruh molekul yang dibutuhkan untuk evolusi kimiawi. Karenanya,
berbagai molekul ini harus dihasilkan di tem-pat-tempat berbeda pada kondisi
sangat sesuai, kemudian di-bawa ke tempat lain untuk bereaksi dengan
melindunginya dari elemen-elemen berbahaya seperti hidrolisis dan fotolisis.26
Pendeknya, teori evolusi tidak dapat
membuktikan satu tahap evolusi pun yang diduga terjadi pada tingkat molekuler.
Untuk
meringkaskan apa yang telah kita bicarakan sejauh ini, baik asam-asam amino
atau produknya, maupun protein yang menyusun sel-sel makhluk hidup, dapat
diproduksi dalam apa yang disebut lingkungan “atmosfir primitif”. Lebih jauh
lagi, faktor-faktor seperti struktur protein yang sangat kompleks, sifat Levo dan
Dextro, dan kesulitan dalam pembentukan ikatan peptida hanyalah bagian dari
alasan mengapa mereka tidak akan dapat diproduksi dalam eksperimen-eksperiman
apa pun di masa yang akan datang.
Bahkan
jika kita anggap sementara bahwa protein entah bagaimana memang terbentuk
secara kebetulan, hal ini tetap tidak memiliki arti apa-apa, karena protein
bukan apa-apa jika berdiri sendiri: mereka tidak dapat bereproduksi sendiri. Sintesis protein hanya
mungkin dengan informasi yang dikodekan dalam molekul-molekul DNA dan RNA.
Tanpa DNA dan RNA, protein tidak mungkin bereproduksi. Urantan spesifik dari 20
asam amino yang berbeda yang terkode pada DNA menentukan struktur dari
masing-masing protein dalam tubuh. Bagaimanapun, sebagaimana telah sangat jelas
bagi semua yang telah mengkaji molekul-molekul ini, tidak mungkin DNA dan RAN
terbentuk secara kebetulan.
Fakta Penciptaan
Dengan
runtuhnya teori evolusi dalam setiap bidang, nama-nama terkemuka dalam disiplin
mikrobiologi hari ini megnakui fakta penciptaan dan mulai membpertahankan
pandangan bahwa segala seuatu diciptakan oleh Pencipta yang sadar sebagai
bagian dari penciptaan yang agung. Hal ini telah menjadi fakta yang tidak dapat
diabaikan. Ilmuwan yang dapat mendekati karya mereka dengan pikiran terbuak
telah mengembangkan pandangan yang disebut “perancangan cerdas”. Michael J.
Behe, salah seorang yang paling terkemuka dari para ilmuwan ini, menyatakan
bahwa ia menerima keberadaan yang
absolut dari Sang Pencipta dan menerangkan kebuntuan mereka yang menyangkal
fakta ini:
Usaha kumulatif meneliti sel - meneliti kehidupan di
tingkat molekuler - menghasilkan sebuah teriakan tajam, jelas dan nyaring,
"Desain!". Hasilnya sangat jelas dan begitu signifikan, sehingga
harus dikategorikan sebagai sebuah pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu
pengetahuan. Keberhasilan ilmiah ini seharusnya membangkitkan teriakan “Eureka”
dari 10.000 mulut.
Tapi, tidak ada botol yang dibuka, tidak ada tepukan
tangan. Alih-alih, kerumitan yang luar biasa dari sebuah sel ini disambut
dengan keheningan yang mengherankan.
Ketika hal ini muncul di hadapan publik, kaki mulai bergoyang, dan nafas
menjadi berat. Diam-diam orang-orang menjadi lebih santai: bayak yang secara
eksplisit mengakui hal yang jelas itu tapi kemudian menatap ke lantai,
bersalaman dan membiarkannya hilang begitu saja. Mengapa komunitas ilmuwan
tidak antusias menyambut penemuan yang mengejutkan ini? Mengapa observasi
desain ini diselimuti dengan tabir intelektual? Yang menjadi dilema adalah bahwa ketika satu sisi seekor gajah diberi
label “intelligent design”, sisi yang lain harus diberi label “Tuhan”. 19
Dewasa
ini, banyak orang bahkan tidak menyadari bahwa mereka berada pada posisi
menerima sebentuk buah pikiran yang keliru sebagai kebenaran atas nama ilmu
pengetahuan, alih-alih mempercayai Allah. Mereka yang tidak menganggap kalimat
“Allah menciptakanmu dari kehampaan” sebagai cukup ilmiah dapat mempercayai
bahwa makhluk hidup pertama muncul dari kilat yang menyambar “sup purba”
miliaran tahun yang lalu.
Sebagaimana
telah kita uraikan dalam buku ini, keseimbangan dalam alam teramat halus dan
begitu banyak sehingga sangat tidak masuk akal
untuk mengklaim bahwa mereka berkembang “melalui kebetulan”. Tidak peduli betapa banyak
mereka yang tak dapat melepaskan diri mereka dari ketidakmasukalan ini
berusaha, tanda-tanda Allah di langit dan bumi sangat jelas dan tak dapat
disangkal.
Allah-lah Pencipta langit, bumi dan segala sesuatu
di antara keduanya.
Tanda-tanda Keberadaan-Nya meliputi seluruh jagad
raya.