Jumat, 05 September 2014

Senja Kala Laut Mati

Qumran dapat diartikan sebagai “dua bulan”. Pengertian “dua bulan” itu bukanlah dalam pengertian skala waktu melainkan bulan sebagai benda langit (Two Moons). Panorama Laut Mati yang membentang dengan latar belakang dataran tinggi Moab (termasuk dalam wilayah Yordania) tampak di hadapan kami. Qumran, tempat kami berpijak memandang panorama Laut Mati dan dataran tinggi Moab pagi itu adalah situs arkeologi yang berlokasi di dataran tinggi yang sangat tandus tempat ditemukannya Naskah Laut Mati (Dead Sea Scrolls). Lebih dari 900 dokumen bernilai historis sangat tinggi ditemukan antara tahun 1946 hingga 1956 di situs arkeologi tersebut yang di diperkirakan pernah didiami oleh komunitas Essene, suatu komunitas Yahudi yang memberontak melawan kekuatan Romawi. Komunitas inilah yang dipercaya menyembunyikan naskah-naskah kuno tersebut agar tidak ikut hancur oleh kekuatan Romawi yang sangat berpengaruh pada saat itu. Gulungan naskah kuno tersebut disimpan di dalam guci di gua-gua dan akhirnya baru ditemukan kembali setelah lebih dari 19 abad lamanya. Naskah kuno yang tersimpan di Qumran memiliki usia yang cukup bervariasi mulai dari abad kedua sebelum masehi hingga abad pertama masehi.
14094649491493533143
Dokumen Pribadi - Situs Arkeologi Qumran
14094650791128838701
Dokumen Pribadi - Panorama Laut Mati dan Dataran Tinggi Moab
Two Moons sangat mungkin adalah fenomena bulan purnama menggantung di angkasa Moab, saat langit malam yang bersih membantu bulan purnama memancarkan keindahannya hingga refleksi sempurnanya direkam oleh Laut Mati, suatu fenomena visual yang sempurna dari bulan purnama dan bayangannya di Laut Mati. Qumran adalah saksi mata yang sangat mungkin ketika denyut detik semesta menghitung senja kala Laut Mati.
Inilah kisah panjang, perjalanan waktudari air yang mengalir. Mulai dari Gunung Hermon, air mengalir membentuk aliran Sungai Yordan. Israel tidak sendiri saja merasakan aliran air Gunung Hermon tersebut, aliran Sungai Yordan juga melalui wilayah Palestina di West Bank dan Yordania. Seperti kisahnya, air mencari tempat yang rendah di permukaan bumi, di satu titik, air tawar yang berlimpah itu memasuki Laut Galilea atau dikenal juga dengan sebutan Danau Tiberias. Air tawar yang hangat di Danau Tiberias memberikan kehidupan bagi Israel. Danau Tiberias merupakan titik terendah kedua di permukaan bumi yang masih meneruskan air ke Sungai Yordan. Air tersebut terus mengalir dan akhirnya masuk ke muaranya di Laut Mati. Air tawar dari Gunung Hermon yang memberikan kehidupan berakhir di Laut Mati -tanpa kehidupan, di titik terendah permukaan bumi yang berada pada posisi sekitar 400m di bawah permukaan laut.
1409465183163290801
Dokumen Pribadi - Panorama Laut Mati yang terus menyusut (view dari Qumran)
14094653011167438338
http://www.un.org - Daerah Aliran Sungai Yordan
Seiiring dengan perjalanan waktu, manusia dengan teknologinya untuk mempertahankan kehidupan melakukan intervensi terhadap aliran air tawar di Sungai Yordan melalui pipanisasi. Membiarkan aliran air menuju ke Laut Mati adalah kesia-siaan, karena tidak akan pernah ada kehidupan tanpa air tawar yang dapat dikonsumsi secara layak dan untuk menghidupi pertanian. Hasilnya sudah pasti, aliran air Sungai Yordan ke laut Mati semakin menurun drastis. Menyaksikan semua itu secara langsung ketika menyeberangi perbatasan Israel – Yordania di King Hussein (Allenby) Bridge Border Crossing memang sangat memilukan.
Dalam tradisi Kristen dipercaya bahwa Yesus pada zamannya, dibaptis dengan air Sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis di wilayah mana Sungai Yordan sudah mau mencapai muaranya pada Laut Mati. Daerah perbatasan Israel – Yordania di King Hussein (Allenby) Bridge Border Crossing memang tidak terlalu jauh dari muara sungai. Tapi apa yang kami saksikan sangatlah mengejutkan, dari atas jembatan yang dibawahnya mengalir Sungai Yordan, kondisi yang tampak adalah Sungai Yordan yang nyaris kering. Tentu saja kami tidak dapat mengambil foto daerah tersebut karena masih terdapat dalam wilayah perbatasan. Dan selama di perbatasan, hukumnya sudah jelas: no camera & no handycam.
1409465413494266747
Dokumen Pribadi - Panorama Dataran Rendah Moab, Yordania
Apa pentingnya Laut Mati ? Toh kehidupan manusia lebih penting daripada lokasi/situs unik sekalipun. Dalam perjalanan dari resor wisata di Ein Boqeq menuju Qumran melalui tepian Laut Mati, tampak jelas Laut Mati yang mengalami penyusutan. Menurut keterangan yang diberikan kepada kami penyusutan yang terjadi adalah sekitar 1m/tahun. Belum lagi, Israel dan Yordania juga terus memanfaatkan Laut Mati untuk keperluan industri dari mineral yang terkandung dalam di dalamnya.
Dalam suatu laporan yang diterbitkan oleh Bank Dunia, disebutkan bahwa sudah jelas bahwa penyusutan yang dialami oleh Laut Mati bukanlah sesuatu yang alamiah terjadi, melainkan karena eksploitasi terhadap keberadaan Sungai Yordan yang mengalirkan air ke Laut Mati. Saat ini fokus tertuju kepada Red Sea-Dead Sea Conveyor, suatu proyek besar untuk membangun sekitar 180km terowongan dengan pipa di dalamnya guna mengalirkan air dari Teluk Aqaba (Laut Merah) di wilayah selatan Israel dan Yordania menuju Laut Mati yang berada di utara. Hal itu merupakan upaya kerjasama antara Yordania, Palestina dan Israel. Proyek tersebut ditujukan untuk menghentikan kerusakan lingkungan lebih lanjut yang dialami oleh Laut Mati, mencukupi kebutuhan air tawar melalui proses desalinasi serta untuk menciptakan pembangkit listrik tenaga air untuk stasiun desalinasi air laut.
1409465591680325095
http://middleeast-business.com --- Red Sea-Dead Sea Conveyor Project
Apakah kerja sama antara Yordania, Palestina dan Israel ini akan dapat direalisasikan ? Entahlah, tapi yang pasti hingga awal Agustus 2014 lalu kami belum mendengar perkembangan baru tentang proyek ini. Sementara itu, Laut Mati, tempat yang juga dipercaya secara tradisi sebagai lokasi kota Sodom dan Gomorrah penuh maksiat yang pernah dihancurkan oleh Tuhan, sekarang seolah mengantri menuju kematiannya sendiri: senja kala laut mati.
Dibaca : 218 kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar