Banyak sekali desain-desain masterplan tata konstruksi
kota Makkah dan Masjidil Haram secara khusus untuk masa depan. Semua
rancangan tersebut mengundang decak kagum dan memunculkan harapan besar
akan terwujud. Kita akan semakin bangga dengan kota suci utama umat
Islam sedunia. Walaupun, -dikabarkan- Barat hendak mengebom Makkah dan
Madinah, insya Allah, Allah akan hancurkan mereka dan Allah akan
lindungi dua kota suci tersebut. Insya Allah, seperti temuan para
saintis internasional, Makkah adalah pusat bumi, dan akan terus menjadi
pusat dunia sepanjang zaman. Kini sudah ada Menara Jam di dekat Masjidil
Haram, yang termasuk di deretan utama gedung-gedung pencakar langit
tertinggi di dunia. Insya Allah, pengembangan-pengembangan Makkah dan
Masjidil Haram akan terus dilakukan oleh Khadimul Haramain alias
Kerajaan Arab Saudi, mari kita dukung mereka, minimal dengan doa.
Kalau Makkah dan Masjidil Haram menjadi indah seperti gambar-gambar di bawah ini, apa yang akan Anda lakukan?
------------------------------------------------------------------------
Ini semua baru rancangan. Semoga saja terwujud. Berikut ulasan beritanya.
MAKKAH – Gubernur Makkah, Pangeran Khalid Al-Faisal, dan Menteri
Khusus Urusan Haji dan Umrah, Al-Hajjar, mendiskusikan pembahasan 25
tahun rencana kerja Kementerian Haji dan Umrah dalam peningkatan
pelayanan kepada jutaan jamaah haji dan umrah yang akan datang ke negara
itu setiap tahun.
Dalam pertemuan tersebut, Pangeran Khalid sangat serius memerhatikan
rencana 25 tahun untuk pengembangan area kota Makkah, khususnya wilayah
Masjidil Haram. Mengingat pertambahan jamaah haji yang sangat pesat dari
tahun ke tahun.
“Perkembangan dan Pembangunan Provinsi Makkah akan kita mulai dari
Ka’bah. Semua proyek dan jasa di wilayah ini akan dimulai dari Makkah,”
kata Pangeran Khalid.
Ia menegaskan, Pemerintah Arab Saudi harus memposisikan diri sebagai
pelayan kepada para tamu Allah yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Dan posisi ‘pelayan’ tersebut adalah suatu kehormatan besar. “Adalah
tugas kita untuk meningkatkan layanan terbaik kepada para jamaah haji
dan umrah,” imbuhnya.
Hal ini juga sejalan dengan visi Raja Abdullah yang ingin menjadikan Tanah Suci Makkah sebagai kota modern dan canggih.
UMMATONLINE.NET – Gubernur Makkah Pangeran Khaled Al-Faisal dan
Menteri Haji Kerajaan Arab Saudi Bandar Al-Hajjar telah melakukan
pertemuan guna membahas 25-tahun rencana strategis kementerian haji
untuk meningkatkan pelayanan kepada jutaan jemaah yang mendatangi kota
suci Mekkah, baik untuk menunaikan Ibadah haji maupun umrah.
Dalam pertemuan tersebut, Pangeran Khaled menekankan bahwa rencana 20
tahun untuk pengembangan provinsi Mekkah juga ditujukan terutama untuk
melayani para tamu Allah yang datang dari berbagai belahan dunia.
Demikian dilaporkan arabnews, Ahad 4 Maret 2012.
“Perkembangan provinsi Mekkah akan dimulai dari Masjid al Haram yang
di dalamnya terdapat Ka’bah,” kata gubernur sambil menjelaskan visinya
untuk pengembangan Mekah. “Semua proyek dan jasa di wilayah ini akan
dimulai dari Makkah,” tambahnya.
Pangeran Khaled menegaskan bahwa pemerintah Saudi merasa diberi
kehormatan besar bisa memberikan pelayanan kepada para tamu Allah.
”Adalah tugas kita untuk meningkatkan layanan yang diberikan kepada
jemaah Haji dan Umrah,” katanya.
Menurut Raja Abdullah, Proyek Pengembangan Makkah dan tempat suci dan
proyek untuk mengembangkan Makkah menjadi kota cerdas serta
proyek-proyek lain yang ditujukan untuk memberikan layanan terbaik
kepada para peziarah.
Kepada Pangeran Khaled Al-Hajjar berterima kasih atas dukungan
kepada Kementerian Haji dalam rangka untuk memberikan peningkatan
pelayanan haji dan umrah.(nm)
REPUBLIKA.CO.ID, Selain memiliki masjid utama bagi umat Islam,
Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Kerajaan Arab Saudi membuat terobosan
baru, yaitu membangun masjid pertama yang berada di dalam air.
Sekelompok penyelam kerajaan membangun masjid mengggunakan pipa plastik yang berisi pasir di bawah laut di pantai utara Kota Tabuk yang berbatasan dengan Negara Yordania.
”Salah satu kolega datang dengan ide ini pada musim panas tahun lalu dan kami berusaha mewujudkannya,” kata salah satu penyelam, Hamdan bin Salim Al-Masoudi seperti dilansir laman www.arabbusiness.com.
Konstruksi masjid dilaporkan sudah diselesaikan. “Saat kami melakukan sentuhan akhir pada kosntruksi saatnya untuk ibadah sore. Lalu shalat berjamaah pertama di bawah air dilakukan,” ujar Hamdan.
Sementara itu, Arab Saudi juga berencana membangun 98.000 toilet baru di Tanah Suci Makkah. Rencana pembangunan yang bersamaan dengan pembangunan lainnya ini diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 1,7 miliar dolar AS.
Kepala Administrasi Proyek Pembangunan Tempat Suci, Habib Zain Al-Abdeen, mengatakan terjadi kekurangan toilet saat musim haji tiba. Dan dalam tiga tahun mendatang Pemerintah Arab Saudi juga akan membangun 62 ribu WC baru.
Dan dua tahun setelah itu, akan dibangun juga 62 ribu toilet baru di Mina, Arafah dan Muzdalifah. Pembangunan ini untuk mengakhiri kekurangan toilet di musim haji.
Al-Abdeen menambahkan, setiap toliet akan dibangun dua tingkat. Dengan warna biru untuk menandakan toilet laki-laki dan warna merah mudah untuk toilet perempuan.
Proyek lainnya yang juga dijadwalkan pada tempat suci adalah memindahkan rumah potong hewan untuk sapi dan unta dari Mina ke Al-Muaisim. Serta infrastruktur berupa jalur kereta api baru. Namun, tidak disebutkan secara detail berapa anggaran yang dihabiskan untuk masing-masing proyek. Arab Saudi mendapatkan penerimaan sangat besar saat musim haji datang.
Sekelompok penyelam kerajaan membangun masjid mengggunakan pipa plastik yang berisi pasir di bawah laut di pantai utara Kota Tabuk yang berbatasan dengan Negara Yordania.
”Salah satu kolega datang dengan ide ini pada musim panas tahun lalu dan kami berusaha mewujudkannya,” kata salah satu penyelam, Hamdan bin Salim Al-Masoudi seperti dilansir laman www.arabbusiness.com.
Konstruksi masjid dilaporkan sudah diselesaikan. “Saat kami melakukan sentuhan akhir pada kosntruksi saatnya untuk ibadah sore. Lalu shalat berjamaah pertama di bawah air dilakukan,” ujar Hamdan.
Sementara itu, Arab Saudi juga berencana membangun 98.000 toilet baru di Tanah Suci Makkah. Rencana pembangunan yang bersamaan dengan pembangunan lainnya ini diperkirakan akan menghabiskan dana sekitar 1,7 miliar dolar AS.
Kepala Administrasi Proyek Pembangunan Tempat Suci, Habib Zain Al-Abdeen, mengatakan terjadi kekurangan toilet saat musim haji tiba. Dan dalam tiga tahun mendatang Pemerintah Arab Saudi juga akan membangun 62 ribu WC baru.
Dan dua tahun setelah itu, akan dibangun juga 62 ribu toilet baru di Mina, Arafah dan Muzdalifah. Pembangunan ini untuk mengakhiri kekurangan toilet di musim haji.
Al-Abdeen menambahkan, setiap toliet akan dibangun dua tingkat. Dengan warna biru untuk menandakan toilet laki-laki dan warna merah mudah untuk toilet perempuan.
Proyek lainnya yang juga dijadwalkan pada tempat suci adalah memindahkan rumah potong hewan untuk sapi dan unta dari Mina ke Al-Muaisim. Serta infrastruktur berupa jalur kereta api baru. Namun, tidak disebutkan secara detail berapa anggaran yang dihabiskan untuk masing-masing proyek. Arab Saudi mendapatkan penerimaan sangat besar saat musim haji datang.
Perluasan Masjid Haram di Makkah, dilakukan karena makin meningkatnya
jumlah jamaah haji dan umroh. Dengan perluasan tersebut, daya tampung
Masjid Haram akan bertambah sebesar 35 persen.
Sumber-sumber di Makkah mengatakan, Otoritas Pembangunan Kota Makkah,
kantor walikota Makkah dan kantor Perlindungan Dua Masjid Suci saat ini
sedang melakukan studi kelayakan secara intensif terkait dengan proyek
perluasan Masjid Haram yang akan selesai pada tahun 2020.
Otoritas Pembangunan Makkah telah menyetujui master plan
pembangunan pusat kota, yang bertujuan untuk memberikan akomodasi pada
tiga juta warga dan delapan juta jamaah haji. Perluasan masjid dilakukan
oleh kontraktor Saudi Binladin Group, yang telah melakukan perluasan di
kompleks Masjid Haram, tepatnya di kawasan Safa-Marwa.
Perluasan ini diharapkan bisa mengantisipasi kepadatan jamaah dan
diharapkan selesai sebelum musim haji tahun depan. Salah satu bagian
proyek perluasan masjid adalah pemasangan fasilitas pendingin udara di
seluruh kawasan masjid.
Pemerintah Saudi telah menghabiskan dana sebesar 70 milyar riyal
untuk membiayai dua masjid suci, Masjid Haram dan Masjid Nabawi. Kedua
masjid ini mampu menampung lebih dari satu juta jamaah dalam satu waktu.
Pusat Kota Makkah
Masjid Haram akan dijadikan pusat Kota Makkah. Pada tahun 2005, Raja
Abdullah meluncurkan enam proyek pembangunan, di antaranya pembangunan
tempat pemukiman Jabal Umar yang menelan dana 12 milyar riyal. Proyek
Jabal Umar meliputi pembangunan hotel-hotel bintang lima, pusat-pusat
perdagangan dan fasilitas sholat.
Menurut menteri muda urusan kota dan wilayah pedalaman Saudi, Habib
Zain Al-Abidine, 25 proyek real estate kini sedang dibangun di pusat
kota Makkah dengan biaya lebih dari 100 milyar riyal.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Otoritas Pembangunan Makkah, Sami
Barhameen menyatakan bahwa proyek-proyek pembangunan yang dilakukan di
sekeliling Masjid Haram didisain sedemikian rupa sehingga para jamaah
bisa mengikuti imam saat sholat sedang berlangsung di Masjid Haram. Ia
meyakinkan bahwa pembangunan proyek-proyek itu tidak akan mengganggu
aliran air zamzam di dalam tanah.
Faek Ibrahim, seorang pedagang yang sudah bertahun-tahun berbisnis di
Muddai, dekat Masjid Haram, menilai positif rencana pemerintah untuk
memperluas Masjid Haram. Menurutnya, proyek itu akan menguntungkan
banyak orang.
Lima belas tahun yang lalu, Ibrahim dan sejumlah pedagang di dekat
Masjid Haram pernah diminta pindah karena proyek perluasan masjid
tersebut. “Semua pedagang yang diminta mengosongkan tanah yang akan
digunakan untuk perluasan, diberikan sejumlah uang kompensasi, ” ujar
Ibrahim.
Berbeda dengan Ibrahim, warga Shamiya di Makkah, Muhammad Alauddin
mengungkapkan kekhawatirannya atas pesatnya pembangunan gedung-gedung
baru di sekitar Masjid Haram. Ia mengatakan, proyek-proyek itu akan
mengubah wajah kota Makkah, menceraikan beraikan komunitas masyarakat
dan merusak gedung-gedung lama.
Selain itu Alauddin menilai bahwa proyek-proyek pembangunan di kota
Makkah hanya menguntungkan para pekerja asing. Banyak pedagang Saudi
yang menurut Alauddin kehilangan bisnis mereka dan kondisi tidak hanya
terjadi di Shamiya tapi juga di wilayah lain seperti Harrat Al-Bab,
Al-Hijrah, Shabaka dan Gaza.
Lain lagi pendapat Muhammad Bazaid, yang merasa senang dengan
maraknya pembangunan di kota Makkah. Ia mengatakan, proyek-proyek baru
akan mengubah kota Makkah menjadi kota kelas satu di dunia. Meski
demikian, ia sependapat dengan Aluddin yang mengeluhkan banyak pekerja
asing yang mendominasi toko-toko di sekitar Masjid Haram. (ln/arabnews)
REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH– Proyek Pengembangan Kota Makkah sebagai
kota pintar pertama di Kerajaan Arab Saudi yang dicanangkan oleh Raja
Abdullah terus berjalan pesat. Tahapan pelaksanaan proyek tersebut
dipresentasikan oleh Gubernur Makkah, kemarin (15/5).
“Tidak ada alasan untuk tidak menjadikan Makkah sebagai kota pintar.
Makkah harus menjadi pelopor dari pembangunan kota-kota pintar di
Kerajaan ini” jelas Pangeran Khaled dalam presentasinya. Hal itu
disampaikannya untuk membantah adanya rencana untuk merevisi proyek
pembangunan kota pintar di Makkah, Jeddah, dan Taif.
“Kita sudah mempunyai semua faktor penunjang yang membuat proyek ini
sukses. Dalam kepemimpinan kami yang diamanahi tanggung jawab besar ini
harus siap untuk mengambil suatu inisiatif. Lagi pula dari segi
finansial kita sudah sangat mencukupi ” Tambahnya.
Proyek kota pintar adalah bagian dari upaya Pemerintah Arab Saudi
untuk meningkatkan pelayanan kepada para jamaah haji dan umrah yang
datang berkunjung ke negaranya. “Kami ingin memberikan layanan haji dan
umrah yang terbaik, sesuai dengan standar internasional,” kata gubernur.
Semua fasilitas yang menyangkut dengan pelayanan haji dan umrah akan
diperbaiki. Selain perluasan kawasan masjidil haram, terminal bus dan
bandara juga mendapat perhatian serius
Seperti yang diberitakan US Today, Terminal penyambutan jamaah haji
di Bandara Internasional King Abdul Aziz di Jeddah adalah salah satu
dari sepuluh terminal bandara terbaik di dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Meski Arab Saudi disebut-sebut sebagai
salah satu sekutu utama Amerika Serikat, ternyata negeri Paman Sam itu
memiliki agenda tersembunyi untuk menghancurkan dua kota suci umat Islam
yang berada di Saudi, Makkah dan Madinah. Kabar itu terungkap setelah
materi kursus militer untuk para perwira AS bocor ke media massa.
Seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (11/5), dalam salah satu kursus militer yang digelar Pentagon, Amerika mendoktrin para perwira AS masa depan, bila Islam adalah musuh yang wajib dihancurkan. Karena itu, Amerika mengagendakan bakal menghancurkan tempat-tempat suci umat Islam, yakni Makkah dan Madinah –kota tempat Ka’bah dan makam Nabi Muhammad SAW berada– dengan bom atom. AS bakal melontarkan bom atom ke Makkah dan Madinah laiknya saat mereka membumihanguskan Kota Hirosima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
The Guardian melaporkan, pelatihan selama satu tahun yang digelar di Sekolah Gabungan Angkatan Bersenjata AS di Norfolk, negara bagian Virginia itu, merupakan upaya Amerika mendapatkan para prajurit dan pemimpin masa depan yang bakal melakukan perang total terhadap 1,4 miliar umat Islam di seluruh dunia. Ini yang mengesalkan, dalam pelatih itu para perwira diminta tidak mempedulikan berapa banyak nyawa warga sipil Muslim yang bakal melayang.
Seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (11/5), dalam salah satu kursus militer yang digelar Pentagon, Amerika mendoktrin para perwira AS masa depan, bila Islam adalah musuh yang wajib dihancurkan. Karena itu, Amerika mengagendakan bakal menghancurkan tempat-tempat suci umat Islam, yakni Makkah dan Madinah –kota tempat Ka’bah dan makam Nabi Muhammad SAW berada– dengan bom atom. AS bakal melontarkan bom atom ke Makkah dan Madinah laiknya saat mereka membumihanguskan Kota Hirosima dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
The Guardian melaporkan, pelatihan selama satu tahun yang digelar di Sekolah Gabungan Angkatan Bersenjata AS di Norfolk, negara bagian Virginia itu, merupakan upaya Amerika mendapatkan para prajurit dan pemimpin masa depan yang bakal melakukan perang total terhadap 1,4 miliar umat Islam di seluruh dunia. Ini yang mengesalkan, dalam pelatih itu para perwira diminta tidak mempedulikan berapa banyak nyawa warga sipil Muslim yang bakal melayang.
Instruktur Angkatan Darat AS yang mengajar dalam pelatihan itu,
Letkol Mattew Dooley menyatakan, dirinya tidak percaya ada konsep Islam
moderat. Dooley mengatakan, agama Islam dan para pengikutnya masuk dalam kategori musuh yang dapat mengancam eksistensi AS.
Satu lagi kabar baru menyangkut dunia Islam, ternyata Amerika
merencanakan untuk mem-bom Makkah dan Madinah. Hal ini sebagaimana
diberitakan republika online pada hari Sabtu tanggal 12 Mei 2012. Dan
berikut sebagian kutipannya :
Seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (11/5), dalam salah satu
kursus militer yang digelar Pentagon, Amerika mendoktrin para perwira AS
masa depan, bila Islam adalah musuh yang wajib dihancurkan. Karena itu,
Amerika mengagendakan bakal menghancurkan tempat-tempat suci umat
Islam, yakni Makkah dan Madinah –kota tempat Ka’bah dan makam Nabi
Muhammad SAW berada– dengan bom atom. AS bakal melontarkan bom atom ke
Makkah dan Madinah laiknya saat mereka membumihanguskan Kota Hirosima
dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
The Guardian melaporkan, pelatihan selama satu tahun yang digelar di
Sekolah Gabungan Angkatan Bersenjata AS di Norfolk, negara bagian
Virginia itu, merupakan upaya Amerika mendapatkan para prajurit dan
pemimpin masa depan yang bakal melakukan perang total terhadap 1,4
miliar umat Islam di seluruh dunia. Ini yang mengesalkan, dalam pelatih
itu para perwira diminta tidak mempedulikan berapa banyak nyawa warga
sipil Muslim yang bakal melayang.
Instruktur Angkatan Darat AS yang mengajar dalam pelatihan itu,
Letkol Mattew Dooley menyatakan, dirinya tidak percaya ada konsep Islam
moderat. Dooley mengatakan, agama Islam dan para pengikutnya masuk dalam
kategori musuh yang dapat mengancam eksistensi AS.
“Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang kamu (warga Amerika) dan
tidak akan mau hidup berdampingan dengan kamu hingga kamu lenyap,”
ungkap Dooley dalam sebuah presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan
AP.
Dooley juga memprovokasi, teori perang yang ditetapkan dalam Konvensi
Jenewa sudah tidak relevan dengan teori perang sesungguhnya. “Ini
membuka opsi baru, di mana perang dengan penduduk sipil boleh dilakukan,
jika diperlukan. Sebab, sudah ada sejarahnya seperti Tokyo, Hiroshima,
dan Nagasaki,” kata Dooley.
Skenario Amerika berikutnya adalah ingin menjadikan Saudi terancam
kelaparan dan Islam. Meski awalnya menutup-nutupi pelatihan tersebut,
Pentagon akhirnya menghentikan kursus tersebut. AP melaporkan,
penghentian kursus tersebut diawali protes seorang perwira yang menilai
materi kursus bertentangan dengan pernyataan pemimpin AS tahun lalu,
yang mengatakan AS memerangi kelompok fundamentalis Islam, bukan
memerangi ajaran Islam.
Sebuah kabar yang sangat mengejutkan secara manusiwai, mengingat bagi
kita umat Islam, dimana tidak ada sedikitpun ajaran Islam tentang
kebencian, tentu tidak akan pernah menyangka bahwa ternyata ada
pihak-pihak yang sedemikian bencinya terhadap Islam hingga menyusun
skenario sejahat itu. Namun demikian, apabila kita membaca al Qur’an,
nampaknya hal tersebut memang telah dikabarkan jauh-jauh hari sebelum
keberadaan kita.
“Dan Al Qur’an
yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah
kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka.” (QS.
Al-Maidah: 64)
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras
permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi
dan orang-orang musyrik.” (QS. Al-Maidah: 82)
Link berita selengkapnya :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/05/12/m3wjl3-amerika-akan-bom-makkah-dan-madinah
http://www.materiislam.com/2012/05/15/kabar-dunia-islam-amerika-akan-bom-makkah-dan-madinah/
“Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang kamu (warga Amerika) dan tidak akan mau hidup berdampingan dengan kamu hingga kamu lenyap,” ungkap Dooley dalam sebuah presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan AP.
Dooley juga memprovokasi, teori perang yang ditetapkan dalam Konvensi Jenewa sudah tidak relevan dengan teori perang sesungguhnya. “Ini membuka opsi baru, di mana perang dengan penduduk sipil boleh dilakukan, jika diperlukan. Sebab, sudah ada sejarahnya seperti Tokyo, Hiroshima, dan Nagasaki,” kata Dooley.
Skenario Amerika berikutnya adalah ingin menjadikan Saudi terancam kelaparan dan Islam. Meski awalnya menutup-nutupi pelatihan tersebut, Pentagon akhirnya menghentikan kursus tersebut. AP melaporkan, penghentian kursus tersebut diawali protes seorang perwira yang menilai materi kursus bertentangan dengan pernyataan pemimpin AS tahun lalu, yang mengatakan AS memerangi kelompok fundamentalis Islam, bukan memerangi ajaran Islam.
Pentagon pun memerintahkan penyidikan materi kursus militer tersebut. Akhirnya, para petugas termasuk instruktur kursus, Dooley diskor Pentagon. Tapi mereka tidak dipecat.
Sejatinya, pelatihan militer bagi perwira AS yang menargetkan umat Islam bukan kali ini saja. Tahun lalu terkuat, FBI menghentikan kursus militer serupa. Seperti kata pepatah, serapat-rapatnya bangkai ditutupi, akhirnya tercium juga. Meski Pentagon dan Gedung Putih berusaha menutup rapat niat jahat tersebut, rencana membumihanguskan kaum Muslimim yang ingin hidup di dalam naungan syariat Islam dan menolak sistem yang coba diterapkan AS terungkap juga.
“Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang kamu (warga Amerika) dan tidak akan mau hidup berdampingan dengan kamu hingga kamu lenyap,” ungkap Dooley dalam sebuah presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan AP.
Dooley juga memprovokasi, teori perang yang ditetapkan dalam Konvensi Jenewa sudah tidak relevan dengan teori perang sesungguhnya. “Ini membuka opsi baru, di mana perang dengan penduduk sipil boleh dilakukan, jika diperlukan. Sebab, sudah ada sejarahnya seperti Tokyo, Hiroshima, dan Nagasaki,” kata Dooley.
Skenario Amerika berikutnya adalah ingin menjadikan Saudi terancam kelaparan dan Islam. Meski awalnya menutup-nutupi pelatihan tersebut, Pentagon akhirnya menghentikan kursus tersebut. AP melaporkan, penghentian kursus tersebut diawali protes seorang perwira yang menilai materi kursus bertentangan dengan pernyataan pemimpin AS tahun lalu, yang mengatakan AS memerangi kelompok fundamentalis Islam, bukan memerangi ajaran Islam.
Pentagon pun memerintahkan penyidikan materi kursus militer tersebut. Akhirnya, para petugas termasuk instruktur kursus, Dooley diskor Pentagon. Tapi mereka tidak dipecat.
Sejatinya, pelatihan militer bagi perwira AS yang menargetkan umat Islam bukan kali ini saja. Tahun lalu terkuat, FBI menghentikan kursus militer serupa. Seperti kata pepatah, serapat-rapatnya bangkai ditutupi, akhirnya tercium juga. Meski Pentagon dan Gedung Putih berusaha menutup rapat niat jahat tersebut, rencana membumihanguskan kaum Muslimim yang ingin hidup di dalam naungan syariat Islam dan menolak sistem yang coba diterapkan AS terungkap juga.
Amerika Serikat sedang mempersiapkan sebuah rencana dan skenario yang
mengancam tanah suci Mekkah dan Madinah. Negara Barat itu merencanakan
perang total dengan menggunakan bom atom terhadap Mekkah dan Madinah.
Ini langkah deteren terhadap negeri-negeri Muslim yang menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.
Militer Amerika Serikat mempersiapkan dan mendidik para pemimpin masa depan bahwa perang terhadap umat Islam di seluruh dunia sangat diperlukan, bertujuan melindungi Amerika dari teroris Islam, seperti dilaporkan oleh BBC, Jumat.
Berita yang dilansir oleh BBC itu mengatakan, bahwa militer Amerika sedang mengajar para pemimpin masa depan yang akan melakukan perang total melawan 1,4 umat Islam di seluruh dunia.
Sekolah yang mendidik para pemimpin masa depan itu, seperti diungkapkan oleh seorang perwira senior yang mengajar di Sekolah Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk, Virginia.
Sekolah kepemimpinan masa depan itu akan berlangsung selama setahun. Sekolah dan pendidikan militer yang diberikan kepada calon pemimpin masa depan itu, termasuk menggunakan cara seperti Amerika Serikat menghadapi Jepang dengan mengebom Hiroshima.
Para pemimpin masa depan itu, diajarkan perang, termasuk bagaimana menghapus seluruh kota di negeri-negeri Muslim, bahkan menargetkan penduduk sipil dimanapun, serta bila diperlukan menggunakan nuklir, terhadap kota-kota suci Mekkah dan Madinah.
Perwira militer di Norflok, Virginia itu, mengklaim bahwa tidak ada konsep Islam moderat. Perwira itu mengatakan, keseluruhan agama (Islam) itu harus dianggap sebagai musuh melawan Amerika. Salinan presentasi diperoleh dan diposting online oleh blog Room Wired.com ‘s.
“Mereka membenci segala sesuatu yang anda perjuangkan dan tidak pernah akan hidup berdampingan dengan anda, kecuali anda serahkan Amerika,”, ungkap instruktur Angkatan Darat, Letkol Matthew Dooley, dalam presentasinya pada Sekolah Tinggi Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk.
Dooley mengatakan teori perang yang baru sudah menganggap “tidak relevan lagi teori” bahwa Konvensi Jenewa yang menetapkan standar dari konflik bersenjata.
Dooley menambahkan: “Ini membuka opsi baru, di mana perang terhadap penduduk sipil dimanapun, jika diperlukan. Hal ini telah ada presedennya secara historis, seperti Dresden, Tokyo, Hiroshima, Nagasaki yang berlaku …).”
Rencana perang itu ingin menjadikan negeri seperti “Arab Saudi terancam kelaparan … kota-kota suci Muslim, diantaranya Mekkah dan Madinah di Arab Saudi “dihancurkan” secara total. Itulah rencana masa depan para pemimpin masa depan Amerika Serikat, dan mereka akan lahiar dari lembaga militer tertinggi di Norfolk, yang menjadi tempat penggondokan mereka.
Para petugas militer Amerika Serikat, yang menyampaikan ceramah, diantaranya Letnan Kolonel Angkatan Darat, Mattew Dooley, diskors dari mengajar di perguruan tinggi itu, namun tidak dipecat. (af/tm)
Ini langkah deteren terhadap negeri-negeri Muslim yang menjadi ancaman bagi Amerika Serikat.
Militer Amerika Serikat mempersiapkan dan mendidik para pemimpin masa depan bahwa perang terhadap umat Islam di seluruh dunia sangat diperlukan, bertujuan melindungi Amerika dari teroris Islam, seperti dilaporkan oleh BBC, Jumat.
Berita yang dilansir oleh BBC itu mengatakan, bahwa militer Amerika sedang mengajar para pemimpin masa depan yang akan melakukan perang total melawan 1,4 umat Islam di seluruh dunia.
Sekolah yang mendidik para pemimpin masa depan itu, seperti diungkapkan oleh seorang perwira senior yang mengajar di Sekolah Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk, Virginia.
Sekolah kepemimpinan masa depan itu akan berlangsung selama setahun. Sekolah dan pendidikan militer yang diberikan kepada calon pemimpin masa depan itu, termasuk menggunakan cara seperti Amerika Serikat menghadapi Jepang dengan mengebom Hiroshima.
Para pemimpin masa depan itu, diajarkan perang, termasuk bagaimana menghapus seluruh kota di negeri-negeri Muslim, bahkan menargetkan penduduk sipil dimanapun, serta bila diperlukan menggunakan nuklir, terhadap kota-kota suci Mekkah dan Madinah.
Perwira militer di Norflok, Virginia itu, mengklaim bahwa tidak ada konsep Islam moderat. Perwira itu mengatakan, keseluruhan agama (Islam) itu harus dianggap sebagai musuh melawan Amerika. Salinan presentasi diperoleh dan diposting online oleh blog Room Wired.com ‘s.
“Mereka membenci segala sesuatu yang anda perjuangkan dan tidak pernah akan hidup berdampingan dengan anda, kecuali anda serahkan Amerika,”, ungkap instruktur Angkatan Darat, Letkol Matthew Dooley, dalam presentasinya pada Sekolah Tinggi Staf Gabungan Angkatan Bersenjata di Norfolk.
Dooley mengatakan teori perang yang baru sudah menganggap “tidak relevan lagi teori” bahwa Konvensi Jenewa yang menetapkan standar dari konflik bersenjata.
Dooley menambahkan: “Ini membuka opsi baru, di mana perang terhadap penduduk sipil dimanapun, jika diperlukan. Hal ini telah ada presedennya secara historis, seperti Dresden, Tokyo, Hiroshima, Nagasaki yang berlaku …).”
Rencana perang itu ingin menjadikan negeri seperti “Arab Saudi terancam kelaparan … kota-kota suci Muslim, diantaranya Mekkah dan Madinah di Arab Saudi “dihancurkan” secara total. Itulah rencana masa depan para pemimpin masa depan Amerika Serikat, dan mereka akan lahiar dari lembaga militer tertinggi di Norfolk, yang menjadi tempat penggondokan mereka.
Para petugas militer Amerika Serikat, yang menyampaikan ceramah, diantaranya Letnan Kolonel Angkatan Darat, Mattew Dooley, diskors dari mengajar di perguruan tinggi itu, namun tidak dipecat. (af/tm)
KORANFAKTA.NET| Meski Arab Saudi disebut-sebut sebagai salah satu
sekutu utama Amerika Serikat, ternyata negeri Paman Sam itu memiliki
agenda tersembunyi untuk menghancurkan dua kota suci umat Islam yang
berada di Saudi, Makkah dan Madinah. Kabar itu terungkap setelah materi
kursus militer untuk para perwira AS bocor ke media massa.
Seperti dilaporkan Associated Press, Jumat (11/5), dalam
salah satu kursus militer yang digelar Pentagon, Amerika mendoktrin para
perwira AS masa depan, bila Islam adalah musuh yang wajib dihancurkan.
Karena itu, Amerika mengagendakan bakal menghancurkan tempat-tempat suci
umat Islam, yakni Makkah dan Madinah –kota tempat Ka’bah dan makam Nabi
Muhammad SAW berada– dengan bom atom. AS bakal melontarkan bom atom ke
Makkah dan Madinah laiknya saat mereka membumihanguskan Kota Hirosima
dan Nagasaki di Jepang pada Perang Dunia II.
The Guardian melaporkan, pelatihan selama satu tahun yang
digelar di Sekolah Gabungan Angkatan Bersenjata AS di Norfolk, negara
bagian Virginia itu, merupakan upaya Amerika mendapatkan para prajurit
dan pemimpin masa depan yang bakal melakukan perang total terhadap 1,4
miliar umat Islam di seluruh dunia. Ini yang mengesalkan, dalam pelatih
itu para perwira diminta tidak mempedulikan berapa banyak nyawa warga
sipil Muslim yang bakal melayang.
Instruktur Angkatan Darat AS yang mengajar dalam pelatihan itu,
Letkol Mattew Dooley menyatakan, dirinya tidak percaya ada konsep Islam
moderat. Dooley mengatakan,agama Islam dan para pengikutnya masuk dalam kategori musuh yang dapat mengancam eksistensi AS.
“Mereka (Muslim) membenci segala hal tentang kamu (warga Amerika) dan
tidak akan mau hidup berdampingan dengan kamu hingga kamu lenyap,”
ungkap Dooley dalam sebuah presentasi Juli 2011 lalu, seperti dilaporkan
AP.
Dooley juga memprovokasi, teori perang yang ditetapkan dalam Konvensi
Jenewa sudah tidak relevan dengan teori perang sesungguhnya. “Ini
membuka opsi baru, di mana perang dengan penduduk sipil boleh dilakukan,
jika diperlukan. Sebab, sudah ada sejarahnya seperti Tokyo, Hiroshima,
dan Nagasaki,” kata Dooley.
Skenario Amerika berikutnya adalah ingin menjadikan Saudi terancam
kelaparan dan Islam. Meski awalnya menutup-nutupi pelatihan tersebut,
Pentagon akhirnya menghentikan kursus tersebut. AP melaporkan,
penghentian kursus tersebut diawali protes seorang perwira yang menilai
materi kursus bertentangan dengan pernyataan pemimpin AS tahun lalu,
yang mengatakan AS memerangi kelompok fundamentalis Islam, bukan
memerangi ajaran Islam.
Pentagon pun memerintahkan penyidikan materi kursus militer tersebut.
Akhirnya, para petugas termasuk instruktur kursus, Dooley diskor
Pentagon. Tapi mereka tidak dipecat.
Sejatinya, pelatihan militer bagi perwira AS yang menargetkan umat
Islam bukan kali ini saja. Tahun lalu terkuat, FBI menghentikan kursus
militer serupa. Seperti kata pepatah, serapat-rapatnya bangkai ditutupi,
akhirnya tercium juga. Meski Pentagon dan Gedung Putih berusaha menutup
rapat niat jahat tersebut, rencana membumihanguskan kaum Muslimim yang
ingin hidup di dalam naungan syariat Islam dan menolak sistem yang coba
diterapkan AS terungkap juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar