Subhanallah…..di Bawah Lautan Ada Api dan di Bawah Api Ada Lautan!
MungMungkin Anda bertanya… :
Mengapa
Microsoft Corporation begitu Mengetahui tentang Seluk beluk Windows OS
nya ? bahkan mereka mengetahui dengan begitu Detail !
Dan begitu juga dengan Pihak Google,mengapa mereka benar-benar sangat paham mengenai Android ?
Selain itu ,Mengapa juga Pihak RIM sangat Mengerti tentang BlackBerry ?
Anda sangat Cerdas untuk Menjawabnya ,bukan : “; ya, sudah tentu mereka tahu…Karena Merekalah yang benar-benar membuatnya !”
Timbul pertanyaan, Lalu Siapakah yang Mampu Mengetahui Seluruh dimensi ALAM SEMESTA ini ?
ya Apapun Alasannya…kita sepakat !
Bahwa
Hanya Sang Penciptalah yang Mampu & Benar-Benar Mengetahui Tentang Ciptaan-Nya !
Subhanallah….
“Akan
Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran
Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai
terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup
bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat
:53)
(وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ [الطور: 6
” Ada laut yang di dalam tanahnya ada api.”
|
Add caption |
( Ilustrasi gambar. )
Baru Saja kita digemparkan dengan Fenomena Alam berupa : SUNGAI DALAM LAUT ! yang sangat UniQ dan Luar Biasa sebagai Maha karya Ciptaan Allah Azza wa jalla.. lalu Sebuah Temuan Ilmuwan Indonesia dan Luar Negeri mengenai : Adanya GUNUNG MERAPI DALAM LAUT INDONESIA
Kini, kita semua akan dikejutkan lagi tentang Penemuan yang sangat UNIQ dan Luar Biasa Mengenai :
yang ternyata tercantum dalam AlQuran yang mulia dan Hadist Rasulullah saw…
(وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ [الطور: 6
” Ada laut yang di dalam tanahnya ada api.”
Sabda Rasulullah Muhammad SAW:
“Tidak ada
yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang
yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api
dan di bawah api terdapat lautan.”( HR.Abu Daud )
|
Add caption |
( Ilustrasi Gambar )
Kata yg
digunakan dalam ayat diatas ialah “Sajara ( sujjirat)”, sebagai
menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih.
Sehingga dalam persepsi orang zaman dulu, semasa Qur’an diturunkan 1400
yang lalu, api dan air adalah sesuatu yang bertentangan.
Menurut
Imam Mujahid Sujjirat berarti dinyalakan, Al-Hasan Menjelaskan sujjirat
berarti dikeringkan… inilah penjelasan singkat menurut ulama salaf.(
Lihat: buku kiamat oleh Mahir Ahmad Ash-Syufiy)
Air
mematikan api sedangkan api itu menguapkan air. Lalu bagaimana mungkin
dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan
yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?
Ayat
Al-Quran ini telah menjelaskan struktur bumi itu sendiri. Ini terbukti
dengan teori pemisahan lantai laut (seafloor spreading) yang menyebabkan
magma di bawah kerak bumi keluar dengan tekanan yang kuat ke permukaan
di bawah laut.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik ini. Firman-Nya:
(وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ [الطور: 6
” Ada laut yang di dalam tanahnya ada api.”
Nabi SAW
bersabda:”Tidak ada yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji,
berumrah atau orang yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah
lautan terdapat api dan di bawah api terdapat lautan.”( HR.Abu Daud )
Ulasan
Hadis. Hadis ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT yg dilansir oleh
Al-quran pd permulaan Surah Ath-Thur, dimana Allah bersumpah (Maha Besar
Allah yg tdk membutuhkan sumpah apapun demi lautan yg di dlm tanahnya
ada api (Al-Bahr Al-Masjur). Sumpahnya:
وَٱلطُّورِ
(١) وَكِتَـٰبٍ۬ مَّسۡطُورٍ۬ (٢) فِى رَقٍّ۬ مَّنشُورٍ۬ (٣) وَٱلۡبَيۡتِ
ٱلۡمَعۡمُورِ (٤)وَٱلسَّقۡفِ ٱلۡمَرۡفُوعِ (٥) وَٱلۡبَحۡرِ ٱلۡمَسۡجُورِ
(٦) إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ لَوَٲقِعٌ۬ (٧) مَّا لَهُ ۥ مِن دَافِعٍ۬ (٨)
“Demi
bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran yang terbuka; dan demi
Baitul Ma’mur; dan atap yang ditinggikan (langit), dan laut yang di
dalam tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu pasti terjadi, tidak
seorangpun yang dapat menolaknya.” (QS. Ath-Thur (52):1-8)
Bangsa
Arab, pd waktu diturunkannya Al-quran tidak mampu menangkap dan memahami
isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yg di dalam tanahnya ada api ini.
Krn bangsa Arab (kala itu) hanya mengenal makna sajara sebagai
menyalakan tungku pembakaran hingga membuatnya panas atau mendidih.
Sehingga dalam persepsi mereka, panas dan air adalah sesuatu yg
bertentangan. Air mematikan panas sedangkan panas itu menguapkan air.
Lalu bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan dapat hidup berdampingan
dalam sebuah ikatan yang kuat tanpa ada yg rusak salah satunya?
Persepsi
demikan mendorong mereka untuk menisbatkan kejadian ini sebagai
peristiwa di akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung dengan
firman Allah SWT yg terdapat dalam surah At-Takwir:
وَإِذَا ٱلۡبِحَارُ سُجِّرَتۡ (٦)
artinya : “Dan apabila lautan dipanaskan.” (QS. At-Takwir (81):6)
Memang,
ayat-ayat pada permulaan Surah At-Takwir mengisyaratkan
peristiwa-peristiwa futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun
sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur semuanya menggunakan
sarana-sarana empirik yang benar-benar ada dan dapat ditemukan dalam
hidup kita (di dunia).
Hal inilah
yang mendorong sejumlah ahli tafsir untuk meneliti makna dan arti
bahasa kata kerja sajara selain menyalakan sesuatu hingga membuatnya
panas. Dan mereka ternyata menemukan makna dan arti lain dari kata
sajara, yaitu mala’a dan kaffa (memenuhi dan menahan). Mereka tentu saja
sangat gembira dengan penemuan makna dan arti baru ini karena makna
baru ini dapat memecahkan kemusykilan ini dengan pengertian baru bahwa
Allah SWT telah memberikan anugerah kepada semua manusia dengan mengisi
dan memenuhi bagian bumi yang rendah dengan air sambil menahannya agar
tidak meluap secara berlebihan ke daratan.
Namun,
hadis Rasulullah SAW yg sedang kita bahas ini secara singkat menegaskan
bahwa: Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.
Setelah
Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan
samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang
sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya
materialistik yang dijalani manusia sekarang ini. Mereka dikejutkan
dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang membentang
berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh samudera bumi
yang kemudian mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah samudera’.
Dengan
mengkaji rangkaian gunung-gunung tengah samudera ini tampak jelas bahwa
gunung-gunung tengah samudera tersebut sebagian besarterdiri dari
bebatuan berapi (volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya ledakan
gunung berapi yang dahsyat melalui sebuah jaring retak yang sangat
besar. Jaring retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi dan ia
melingkupi bola bumi kita secara sempurna dari segala arah dan terpusat
di dalam dasar samudera dan beberapa lautan.sedangkan kedalamannya
mencapai 65 km. Kedalaman jaring retak ini menembus lapisan bebatuan
bumi secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak bumi (lapisan bumi
ketiga) yang memiliki unsur bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan
memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.
Bebatuan
lunak ini didorong oleh arus muatan yang panas ke dasar semua samudera
dan beberapa lautan semacam Laut Merah dengan suhu panas yang melebihi
1.000 derajat Celcius. Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai
jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera atau laut ke kanan dan ke
kiri yang kemudian disebut oleh para ilmuwan dengan “fenomena perluasan
dasar laut dan samudera.” Dengan terus berlangsungnya proses perluasan
ini, maka wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses perluasan itupun
penuh dengan magma bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan di dasar
samudera dan beberapa dasar laut.
Salah satu
fenomena yang mencengangkan para ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun
sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan
bara api magma tersebut. Dan magma yang sangat panaspun tidak mempu
memanaskan air laut dan samudera. Keseimbangan dua hal yang berlawanan:
air dan api di atas dasar samudera bumi, termasuk di dalamnya Samudera
Antartika Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan seperti Laut
Merah merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT
yang tiada batas.
Laut Merah
misalnya, merupakan laut terbuka yang banyak mengalami guncangan gunung
berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut inipun kaya dengan
beragam jenis barang tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah
proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Sudan, dan salah
satu negara Eropa untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan tambang yang
menggumpal di dasar Laut Merah.
|
Add caption |
( Ilustrasi Gambar )
Kapal-kapal
proyek ini melemparkan stapler barang tambang untuk mengumpulkan sampel
tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler pengeruk sampel tanah itu
diangkat dalam batang air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan jika
stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada seorangpun yang berani
mendekat karena sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah tanah dan
uap air panas yang suhunya mencapai 3.000 derajat Celcius. Dengan
demikian, sudah terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer, bahwa
ledakan gunung vulkanik di atas dasar setiap samudera dan dasar sejumlah
laut jauh melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di daratan.
Kemudian
terbukti pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di
bumi dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan
vulkanik dari setiap moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan lapisan
berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu mampu
mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan
bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih
banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.
Setelah
Perang Dunia II, para peneliti turun dan menyelam ke dasar laut dan
samudera dalam rangka mencari alternatif berbagai barang tambang yang
sudah nyaris habis cadangannya di daratan akibat konsumerisme budaya
materialistik yang dijalani manusia sekarang ini.
Mereka
dikejutkan dengan rangkaian gunung berapi (volcanic mountain chain) yang
membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di tengah-tengah seluruh
samudera bumi yang kemudian mereka sebut sebagai ‘gunung-gunung tengah
samudera’ yg sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi (volcanic
rocks) dan dapat meledak layaknya ledakan gunung berapi yang dahsyat
melalui sebuah jaring retak yang sangat besar di kedalamannya mencapai
65 km.
Suhu di
beberapa lautan melebihi 1.000 derajat Celcius, meski sebegitu banyak,
air laut atau samudera tetap tidak mampu memadamkan bara api magma
tersebut. Dan magma yang sangat panas pun tidak mampu memanaskan air
laut dan samudera.
Keseimbangan
dua hal yang berlawanan: air dan api di atas dasar samudera bumi
merupakan saksi hidup dan bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang
tiada batas.
Contoh
tanah yg diambil dari dasar laut kedalaman 3.000 m, tidak ada seorang
pun yang berani mendekat karena sangat panasnya. Begitu Stapler contoh
tanah dibuka, maka keluarlah tanah dan uap air panas yang suhunya
mencapai 3.000 derajat Celcius.
Terbukti
pula dengan beragam dalil dan bukti bahwa semua air yang ada di bumi
dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi melalui ledakan-ledakan
vulkanik dari setiap gunung berapi.
Pecahan-pecahan
lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini hingga kedalaman tertentu
mampu mencapai lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi dan lapisan
bawahnya, magma vulkanik menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih
banyak dibanding debit air yang ada di permukaan bumi.
Subhanallah…!
Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi yang mencengangkan dengan sabda:
“Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di bawah api ada lautan.” ( HR.Abu Daud )
Sebab
fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa diketahui oleh umat manusia
pada beberapa tahun terakhir & cuma dengan peralatan modern abad
20.
Gunung
laut terdekat dari Saudi Arabia, tempat diturunkan Qur’an 1400 tahun yg
lalu, ialah berada di Laut Arab, iaitu sekitar 800 Km di Timur Selatan
negara oman, tak mungkin Rasulullah Muhammad SAW pergi & menyelam
sejauh itu.
Pelansiran
fakta-fakta ini secara detail dan sangat ilmiah dalam hadits Rasulullah
SAW menjadi bukti tersendiri akan kenabian dan kerasulan Muhammad SAW,
sekaligus membuktikan bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit dan
diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta langit dan bumi. Maha benar
Allah yang menyatakan:
“Dan
tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan, yang
diajarkan kepadanya oleh yang sangat kuat, Yang mempunyai akal yang
cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang
dia berada di ufuk yang tinggi. Qs.53 Najm:3-7
Segala puji bagi ALLAH Tuhan semesta alam.
Sebuah
Mukjizat terbesar berupa sebuah buku yang diturunkan melalui seorang
Al-Amin (tak pernah berbohong) yang tak dapat membaca dizaman kuno
kepada ummat terakhir yang pintar dan selalu membaca buku di zaman
modern dan baru dapat dibuktikan oleh peralatan akhir zaman.
Siapa lagi yg mewahyukan jika bukan PENCIPTA ALAM SEMESTA?
(وَالْبَحْرِ الْمَسْجُورِ [الطور: 6
” Ada laut yang di dalam tanahnya ada api.”
Sabda Rasulullah Muhammad SAW:
“Tidak ada
yang mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji, berumrah atau orang
yang berperang di jalan Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api
dan di bawah api terdapat lautan.”
( HR.Abu Daud )
——————-00000——————-
Mungkin Juga Anda Bertanya, Mengapa Kitab Suci AlQuran Membahas Alam Semesta ?
Hanya Sang Penciptalah yang Mampu Mengetahui Tentang Ciptaan-Nya !
Allahu Akbar !
——————-00000——————-
Referensi :
1). Pembuktian Sains dalam Sunnah) buku 1, oleh Dr. Zaghlul An-Najjar)
2).Kiamat, Oleh Mahir Ahmad Ash-Syufiy
3.)Bukti Kebenaran Quran / oleh Abdullah M. al-Rehaili. – Yogyakarta: Tajidu Press, 2003
4.) Google.co.id
5). Dan dari berbagai Sumbe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar