04/09/2010 · Filed under Umum · Tagged air, angin, atmosfer, batu, besi, bintang, bumi, darah, hari, hujan, karbon, oksigen, panas, udara, warna
Lebih dari 500.000 meter kubik air hujan
berwarna merah tercurah ke bumi. Pada mulanya ilmuwan mengira air hujan
yang berwarna merah itu disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan
menemukan sesuatu yang mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut
adalah sel hidup, sel yang bukan berasal dari bumi !Hujan yang pertama jatuh di distrik Kottayam dan Idukki di wilayah selatan India.
Bukan hanya hujan berwarna merah, 10 hari pertama dilaporkan turunnya
hujan berwarna kuning, hijau dan bahkan hitam. Setelah 10 hari,
intensitas curah hujan mereda hingga September. Hujan tersebut turun
hanya pada wilayah yang terbatas dan biasanya hanya berlangsung sekitar
20 menit per hujan. Para penduduk lokal menemukan baju-baju yang dijemur
berubah warna menjadi merah seperti darah. Penduduk lokal juga
melaporkan adanya bunyi ledakan dan cahaya terang yang mendahului
turunnya hujan yang dipercaya sebagai ledakan meteor . Contoh air hujan
tersebut segera dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan.
Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan
Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi
. Mereka mengumpulkan lebih dari 120 laporan dari penduduk setempat dan
mengumpulkan sampel air hujan merah dari wilayah sepanjang 100 km.
Pertama kali mereka mengira bahwa partikel merah di dalam air adalah
partikel pasir yang terbawa dari gurun Arab. Hal ini pernah terjadi pada
Juli 1968 dimana pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga
menyebabkan hujan merah di Inggris.
Namun
mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah
butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup. Komposisi sel tersebut
terdiri dari 50 % Karbon, 45 % Oksigen dan 5 % unsur lain seperti besi
dan sodium, konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah diri. Sel itu memiliki diameter antara 3- 10 mikrometer dengan dinding sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya. Namun tidak ada
nukleus yang dapat diidentifikasi. Setiap meter kubik sampel yang
diambil, terdapat 100 gram unsur merah. Jadi apabila dijumlah, maka dari
Juli hingga September terdapat 50 ton partikel
merah yang tercurah ke Bumi. Di Universitas Sheffield, Inggris, seorang
ahli mikrobiologis bernama Milton Wainwright mengkonfirmasi bahwa bahwa
unsur merah tersebut adalah sel hidup. Hal ini dinyatakan karena
Wainwright berhasil menemukan adanya DNA dari unsur sel tersebut
walaupun ia belum berhasil mengekstraknya. Karena partikel merah
tersebut adalah sel hidup, maka para ilmuwan mengajukan teori bahwa
partikel merah itu adalah darah. Menurut mereka, kemungkinan batu meteor
yang meledak di udara telah membantai sekelompok kelelawar di udara.
Namun teori ini ditolak karena tidak adanya bukti-bukti yang mendukung
seperti sayap kelelawar yang jatuh ke bumi. Dengan menghubungkan antara
suara ledakan dan cahaya yang mendahului hujan tersebut, Louis
mengemukakan teori bahwa sel-sel merah tersebut adalah makhluk ekstra
terestrial. Louis menyimpulkan bahwa materi merah tersebut datang dari
sebuah komet yang memasuki atmosfer bumi dan meledak di atas langit
India. Sebuah studi yang dilakukan oleh mahasiswa doktoral dari
Universitas Queen, Irlandia yang bernama Patrick McCafferty menemukan
catatan sejarah yang menghubungkan hujan berwarna dengan ledakan meteor .
McCafferty menganalisa 80 laporan mengenai hujan berwarna, 20 laporan
air berubah menjadi darah dan 68 contoh fenomena mirip seperti hujan
hitam, hujan susu atau madu yang turun dari langit. 36 persen dari
contoh tersebut ternyata terhubung dengan aktivitas meteor atau komet.
Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi mulai dari Romawi kuno, Irlandia
dan Inggris abad pertengahan dan bahkan Kalifornia abad ke-19.
McCafferty mengatakan, “ kelihatannya ada hubungan yang kuat antara
laporan hujan berwarna dengan aktivitas meteor , Hujan merah Kerala
cocok dengan pola-pola tersebut dan tidak dapat diabaikan begitu saja.”
Jadi, apakah hujan merah di Kerala berasal dari luar bumi ? Sebagian
ilmuwan yang skeptis serta merta menolak teori ini. Namun sebagian
ilmuwan lain yang belum menemukan jawabannya segera melirik kembali ke
sebuah teori usang yang diajukan oleh ahli fisika Sir Fred Hoyle dan Dr
Chandra Wickramasinghe, teori yang disebut Panspermia, yaitu sebuah
teori yang menyatakan bahwa kehidupan di bumi ini berasal dari luar
angkasa. Menurut kedua ilmuwan tersebut pada mulanya di luar angkasa
terdapat awan gas antar bintang yang mengandung bakteri. Ketika awan itu
mengerut karena gravitasi untuk membentuk sistem bintang, bakteri yang
ada di dalamnya tetap bertahan hidup di dalam komet. Ketika komet itu
terkena sinar matahari, panas matahari mencairkan permukaan es pada
komet, bakteri-bakteri tersebut lolos dan tersapu ke planet- planet
terdekat. Teori ini juga didasarkan pada argumen Charles darwin bahwa
sesungguhnya bakteri memiliki karakteristis “luar bumi”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar