Ilustrasi-Kutub Utara
Kabar24.com,
JAKARTA- Apa jadinya bila es di Kutub Utara mencair? Permukaan air laut
pasti akan naik dan itu sangat berdampak pada Indonesia. Lebih dari
17.000 pulau di Nusantara ini terancam tenggelam.
Fenomena global
seperti perubahan iklim, akan membuat udara semakin panas. Hal itu akan
berimbas pada Kutub Utara dan es di daerah tersebut bisa ikut mencair.
"Indonesia
sangat terpengaruh pada perubahan cuaca. Jika Kutub Utara esnya
mencair, akan membuat sebagian pulau kita mengecil, sebagian lagi
tenggelam. Belum lagi berbagai dampak lainnya," kata Teguh Rahardjo,
Staf Ahli Bidang Teknologi Hankam Kementerian Ristek, di Jakarta, Senin
(2/9).
Untuk mengatasi dan mengetahui dampak tersebut, diadakanlah
Konferensi Internasional tentang Aplikasi Teknologi Antariksa untuk
Perubahan Iklim (United Nations/Indonesia International Conference on
Integrated Space Technology Applications to Climate Change).
Konferensi
yang diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(Lapan) dan Badan PBB yang mengurusi keantariksaan (United Nations
Office for Outer Space Affairs/UNOOSA) ini, diikuti oleh 30
negara-negara PBB, dan berlangsung 2-4 September di Hotel Borobudur,
Jakarta.
Pada konferensi ini akan hadir para pakar bidang teknologi antariksa dan perubahan iklim dari berbagai negara.
Juan
Carlos Villagran dari UNOOSA, membenarkan jika Indonesia paling
berdampak pada perubahan iklim. Pulau-pulau yang dimiliki Indonesia bisa
terancam. Meski Indonesia memiliki teknologi antariksa, tetap butuh
dukungan dari negara lain.
"Kita bisa belajar, berdiskusi mengenai
cara mengantisipasi dampak perubahan iklim dengan menggunakan teknologi
antariksa, khususnya teknologi penginderaan jauh. Apalagi kita belum
punya satelit khusus untuk meteorologi. Karenanya perlu kerjasama dengan
negara-negara maju," kata Orbita Roswintiarti, Kepala Pusat Teknologi
Penginderaan Jauh Lapan.
Bambang Tejasukmana, Kepala Lapan,
menambahkan peran teknologi antariksa sangat penting dalam mengobservasi
variabel-variabel perubahan iklim. Di antaranya kenaikan muka air laut,
tren deforestasi atau emisi karbon, dan parameter lainnya yang sulit
dilakukan dengan pengamatan langsung.
"Teknologi antariksa akan
menempatkan berbagai satelit untuk memantau. Bidang Pertanian memang
yang paling berpengaruh karena sangat sensitif dan tergantung pada
cuaca," ujarnya.
Dia menuturkan dari konferensi ini diharapkan
semuanya mendapatkan ilmu-ilmu baru, terkait dengan antisipasi perubahan
iklim. (Kabar24.com)
Editor:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar