MimbarAlQalam
– Luar biasa! Bagaimana menurut Anda dengan lapisan air laut yang
didalamnya ternyata ada aliran sungai? Nggak percaya! Ini buktinya!
Coba lihat gambar ini, yang jelas ini bukan foto hasil edit dari photoshop…!
Para penyelam baru mengetahui kebenaran ini setelah mereka
membuktikannya langsung. Apa komentar mereka? Semuanya bermacam-macam.
Begitu juga Anda yang membaca artikel ini.
Bagi para pembaca, mungkin ada yang sudah tidak asing melihat fakta
ini. Tapi tidak ada salahnya untuk kita kaji dari sudut pandang yang
ilmiyah dan terbukti secara nyata.
Sebelumnya, ada pertanyaan sisipan yang ingin saya tanyakan, “Percayakan Anda dengan kebenaran Al-Qur’an?”
Bagi yang muslim, tentu saja mereka tanpa ragu lagi akan mengatakan, “Kami percaya.” Atau kalau dalam bahasa Syar’i-nya, “Kami beriman.” Sampai disini sebetulnya masih ada yang perlu dikoreksi, “percaya” bukan berarti “beriman”. Kenapa? Karena “percaya” itu baru 1/3 dari pengertian “beriman”, sebab Iman adalah kamu “Membenarkan”, “Mengatakannya” dan “Mengamalkannya”. Percaya Al-Qur’an, maka kamu wajib melaksanakan semunya, tidak hanya yakin dengan pembahasan, “Sungai di dalam laut ini.” Ini hanyalah salah satu bagian untuk meyakinkanmu, bahwa Al-Qur’an ini bukan perkara yang main-main.
Adapun Iman itu memiliki banyak cabang, sekitan 70 sekian, yang paling tinggi adalah Laa ilaaha illalloh, dan yang paling ringan adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. (Sebagaimana yang tertera dalam Hadits Rasululloh saw).
Lapisan Haloklin Sungai Bawah Air Laut, apa kata ahlinya?
Deskripsi video tentang lapisan haloklin yang dibuat oleh Anatoly
Beloschin, seorang fotografer profesional asal Rusia beberapa tahun yang
lalu mengatakan:
“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves..” (Pada kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter air asin, dan di bawah, saya melihat sebuah sungai, pulau dan serakan daun-daun yang jatuh).
Jika dideskripsikan lebih rinci maka pernyataan ini memberikan
gambaran bahwa air dalam goa ini terdiri dari 3 lapisan air yaitu air
asin atau payau di permukaan, air tawar sampai kedalaman 30 meter dan
air asin lagi sampai ke dasar cenote. Hal ini sebagaimana yang
dipublikasikan oleh situs mgi.esdm.go.id yang ditulis oleh, M. Salahuddin (penyelidik bumi PPPGL), “Artikel Puslitbang Geologi Kelautan: Subaktian Lubis (scuba diver POSSI Jawa Barat).”
Walaupun dalam tulisan mgi.esdm.go.id
mengatakan itu bukan lapisan air dalam laut, tapi dia sendiri bilang
itu adalah lapisan air bawah laut. Dan dia mengakui itu seperti aliran
sungai dari hulu ke hilir. Hanya saja ia menggunakan kata-kata yang
membingungkan (dan dia memang bingung). Pasalnya, dia mengakui itu air
didalam laut, tapi bukan dilaut lepas. Hanya dilaut dekat gua. “Ya tetap saja itu aliran sungai dibawah laut. Titik.”
Seorang manusia, kadang-kadang ia menjadi saksi nyata atas kebenaran
Alloh, diantaranya ada yang langsung beriman dan bertaubat kemudian
melaksanakan perintah Al-Qur’an dengan sepenuhnya. Seperti Nabi Ibrahim
yang diminta untuk memotong-motong burung, kemudian Alloh menyuruhnya
untuk menyebarkannya ke segala penjuru. Setelah Nabi Ibrahim
memanggilnya, ternyata burung yang sudah mati itu dapat bangkit kembali.
Alloh bisa berbuat kepada siapa saja untuk menunjukkan kepada manusia,
agar manusia itu menggunakan akalnya dan ia berfirikir. Sesungguhnya
semua ini ada yang menciptakan, dan tidaklah semua ini diciptakan untuk
tujuan yang batil.
Al-Qur’an Sudah memberitakannya sejak 1400 tahun yang lalu
“Akan Kami
perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami
di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai terang
kepada mereka, bahwa al-Quran ini suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa
Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu. ” (QS Fushshilat : 53)
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan) ;
yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia
jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S Al
Furqan:53)
Lain lagi dengan
Anatoly Beloschin, lain pula dengan Mr. Jacques Yves Costeau , ia
seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis. Mereka
memiliki profesi yang sama, atau bisa dibilang adalah orang yang mirip,
tapi berbada. Costeau adalah orang yang hoby dengan diving
(menyelam). Sepanjang hidupnya ia sudah menyelam ke perbagai dasar
samudera di seantero dunia, dan membuat filem dokumentari tentang
keindahan alam dasar laut. Hasil karyanya di siarkan melalui siaran
“Discovery.” Bila Anda salah satu penggemar acara ini pasti kenal dengan
beliau.
Beliau pernah menceritakan pada suatu hari ketika sedang melakukan
eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba ia menemui beberapa kumpulan mata
air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur dengan
air laut yang asin.
Fenomena ganjil itu memeningkan Mr. Costeau dan mendorongnya untuk
mencari penyebab terpisahnya air tawar dari air masin di tengah-tengah
lautan. Ia mulai berfikir, jangan-jangan itu hanya halusinansi atau
khalayan sewaktu menyelam. Waktu pun terus berlalu setelah kejadian
tersebut, namun ia tak kunjung mendapatkan jawapan yang memuaskan
tentang fenomena ganjil tersebut.
Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor Muslim,
kemudian ia pun menceritakan fenomena ganjil itu. Profesor itu teringat
pada ayat Al Quran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat
19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez .
Ayat itu berbunyi, “Marajal bahraini yaltaqiyaan, bainahumaa barzakhun laa yabghiyaan…” Artinya: “Dia (Alloh) biarkan dua lautan bertemu, di antara keduanya ada batas yang tidak bisa ditembus.” Kemudian dibacakan surat Al Furqan ayat 53 di atas.
Mr.
Costeau pun berkata bahawa Al Qur’an memang sesungguhnya kitab suci
yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Dengan
seketika dia pun memeluk Islam.
Akhirnya tanpa pikir panjang lagi, Mr. Costeau pun memutuskan untuk memeluk Islam yang haq ini.
Nah, sekarang giliran Anda untuk membuktikannya. Silahkan Anda mengunjungi Cenote
Angelita, Mexico. Disana ada sebuah gua. Jika anda menyelam sampai
kedalaman 30 meter, airnya air segar (tawar), namun jika anda menyelam
sampai kedalaman lebih dari 60 meter, airnya menjadi air asin, lalu anda
dapat melihat sebuah “sungai” di dasarnya, lengkap dengan pohon dan
daun daunan.
Nah,
sekarang, lain lagi laut Cenote Angelita Mexico, lain lagi laut di
Tanjung Perak kota Surabaya. Ini lebih nyata dan bukan main-main. Kalau
aliran sungai didalam laut, mungkin masih banyak yang orang ga percaya,
karena sulit untuk dibuktikan dan disaksikan secara langsung oleh mata.
Laut yang ini juga
sama tapi beda, yaitu laut di dekat pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.
Anda yang sering naik kapal, pasti bisa menyaksikan ini. Dimana air yang
berwarna kuning dan air yang berwarna biru, mereka saling terpisah.
Layaknya minyak dan air yang tidak akan terpisa. Hal itu terjadi
ditengah laut dengan lebar dengan jarak puluhan atau bahkan ratusan
kilometer.
Luar biasa bukan? Tak perlu jauh-jauh ke Mexico, sekarang di
indonesia pun ada! Tanpa harus menyelam lagi. Itulah mengapa pelabuhan
Surabaya dinamai dengan Tanjung Perak.
Masih tidak percaya kebenaran Al-Qur’an?? Masih tidak percaya kalau
hukum dan syari’at Al-Qur’an ini bila dilaksanakan akan memberikan
keadilan??
Sebaiknya kita harus banyak-banyak berfikir, dan kurangi berceloteh yang tidak berguna, apalagi mengada-ada! [Abu Abdillah/MimbarAlQalam]
Sumber: dbs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar